Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

6 Trik Memecat Pelanggan Secara Profesional


“Seorang pelanggan destruktif bisa menghancurkan sebuah bisnis,” kata Ken Gaebler, pakar UKM dan founder Gaebler Ventures yang berbasis di Chicago. Menurut Gaebler, pelanggan yang destruktif dapat menyebabkan serangkaian pengunduran diri karyawan hingga profit yang menurun. Pelanggan seperti ini lebih baik dipecat sesegera mungkin. Tetapi seperti apakah pelanggan yang layak pecat? Anda mungkin ingin membacanya dulu di sini: 6 Jenis Pelanggan yang Layak Pecat. Di artikel ini, kami akan mengupas tips-tips yang diberikan Gaebler seputar bagaimana memecat pelanggan secara professional.

 

1. Cari tahu dulu apakah ada pilihan lain.

Sebelum memutuskan kontrak, ada baiknya Anda analisis dulu situasinya dengan hati-hati. Cari tahu akar permasalahannya, kenapa hubungan Anda dan pelanggan Anda bisa sampai memburuk. Barangkali Anda akan menemukan cara memperbaikinya. Misalnya, mengalihkan pelanggan temperamen ke manajer yang lebih sabar. Atau jika Anda tidak dapat menemukan solusi apapun, kata Gaebler, “Carilah jalan keluar yang anggun.”

 Pecat-Pelanggan

2. Perhatikan timing Anda.

“Pecat pelanggan Anda hanya jika hal ini membawa dampak negatif yang minimal terhadap perusahaan Anda,” kata Gaebler. Itu berarti, Anda harus menunggu sampai Anda menemukan pelanggan lain yang sebanding.

Gaebler memberi contoh mengenai sebuah firma konsultan integrasi software di mana sejumlah karyawan inti mereka berhenti satu persatu. Rupanya, mereka berhenti karena alasan yang sama, yaitu tidak tahan menghadapi kelakuan seorang pelanggan kasar yang cenderung berganti-ganti keputusan. Maka, sang pemilik tidak punya pilihan lain selain menjauhkan perusahaan mereka dari pelanggan tersebut. Tetapi sebelum memecat sang pelanggan, dia menunggu hingga perusahaan menemukan pelanggan baru yang sebanding dengan pelanggan lamanya.

 

3. Lakukan seprofessional mungkin.

Anda tentu ingin mengakhiri hubungan Anda secara damai. Artinya, Anda harus menunggu sampai tibanya waktu break terbaik, misalnya ketika perpanjangan kontrak. Putus kontrak Anda dengan sediplomatis mungkin.

“Jelaskan bahwa Anda bukanlah partner yang cocok baginya. Kemudian tawarkan satu atau dua rujukan ke vendor lain. Lakukan secara profesional,” kata Gaebler.

 

4. Lakukan secara perlahan.

Kecuali situasinya sangat mendesak, pecat pelanggan Anda secara perlahan. “Anda tidak perlu segera menyingkirkan pelanggan Anda,” kata Gaebler.

Gaebler memberi contoh mengenai seorang pemilik biro konsultasi marketing yang baru-baru ini menganalisis laporan laba rugi mereka. Dia menemukan bahwa sejumlah pelanggan kecil menghabiskan waktu konsultasi yang jauh lebih banyak daripada pelanggan besar. Tetapi kebanyakan pelanggan kecil tersebut merupakan pelanggan lama yang sangat bergantung pada saran-saran strategis perusahaan. Jadi, bukannya memecat pelanggan-pelanggan kecil ini dengan segera, perusahaan memutuskan untuk menutup akun pelanggan-pelanggan ini dari waktu ke waktu, dan membantu pelanggan kecil ini hingga mencapai tahap di mana sang pelanggan tidak lagi membutuhkan jasa konsultasi perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan memperkenalkan harga minimum baru mereka.

 

5. Cari tahu gambaran besarnya.

Jika Anda terus menerus menarik pelanggan destruktif, mungkin ada masalah yang mendasar di dalam bisnis Anda. Misalnya apakah harga yang terlalu murah, atau layanan Anda yang di bawah standar. Dalam hal ini, Anda perlu untuk melihat gambaran besarnya.

 

6. Pelajari benang merahnya.

Anda dapat menghindari pelanggan destruktif dengan menolak mereka di awal. Artinya Anda perlu melatih kepekaan Anda dalam menilai pelanggan. “Cara terbaik untuk memperkirakan perilaku buruk pelanggan adalah melalui track record mereka di masa lalu,” kata Gaebler. Jika prospek Anda mengungkapkan bahwa mereka telah memiliki banyak hubungan yang gagal dengan vendor lainnya, hal ini bisa menunjukkan bahwa konflik yang sama akan terjadi pada Anda. “Anda harus belajar untuk berkata tidak kepada pelanggan,” kata Gaebler. “Agar Anda tidak menyesal di kemudian hari.”

Nah Sobat Studentpreneur, sekarang Anda tahu bahwa memecat pelanggan tidak sama seperti ketika Donald Trump mengatakan “You’re fired” pada setiap episode The Apprentice. Apa yang disampaikan Gaebler benar adanya. Anda harus melakukannya seprofesional dan seanggun mungkin. Bagaimana menurut Anda? Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: Walmart]

 

Baca Juga:

Pendiri Facebook Doyan Pesta

Pemuda Ini Kumpulkan Milliaran Rupiah dari KickStarter

Kebiasaan Orang Kreatif

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+