Tips
Memahami Jurnal Akuntansi Keuangan
Ini definisi, jenis, hingga tips dalam membuat jurnal akuntansi keuangan yang wajib kamu tahu!
Siapa tidak mau mempunyai bisnis yang sukses? Kamu pun pasti menginginkannya, Sobat Studentpreneur. Namun, ada banyak sekali hal yang harus kamu lakukan dan pertimbangkan untuk mencapai kesuksesan tersebut. Salah satu yang paling krusial adalah masalah finansial, mulai dari modal hingga pengelolaan uang. Di sinilah kemampuan akuntansi dibutuhkan, terutama untuk membuat jurnal akuntansi keuangan yang nantinya dapat membantu kamu dalam mengambil berbagai keputusan.
Di sisi lain, tidak semua pebisnis memiliki ilmu dan keahlian akuntansi yang mumpuni. Hal ini sebetulnya wajar, tetapi bukan berarti kamu boleh membiarkannya begitu saja. Kamu mungkin berpikir untuk menggunakan jasa akuntan. Ya, tentu saja bisa. Namun, sebagai seorang entrepreneur, kamu perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu dasar akuntansi. Setidaknya, meskipun tidak paham dengan aspek hitung-hitungan, kamu masih bisa memahami cara membaca jurnal akuntansi keuangan bisnis kamu sendiri.
Nah, untuk membantumu dalam memahami jurnal akuntansi keuangan, kamu bisa menyimak panduan dan ulasannya berikut. Mulai dari definisi, jenis, hingga tips, semua bisa kamu dapatkan di bawah ini.
Apa Itu Jurnal Akuntansi Keuangan?
Jurnal akuntansi keuangan adalah seluruh transaksi keuangan yang dicatat dalam sebuah jurnal. Jadi, jurnal ini berisi seluruh rincian transaksi keuangan, nama-nama transaksi (baik yang memengaruhi dan dipengaruhi), dan waktu transaksi berjalan. Pencatatan ini disebut juga dengan penjurnalan. Umumnya, pencatatan jurnal dilakukan sesuai dengan tanggal transaksi untuk memudahkan pebisnis dalam melacak setiap transaksi keuangan.
Dalam ilmu akuntansi, jurnal juga dikenal sebagai buku pemasukan utama (books of original entry) karena menjadi tempat terjadinya pencatatan transaksi pertama atau penyesuaian pemasukan (adjusting entries).
Setidaknya ada dua bagian utama yang terbagi dalam jurnal, yaitu:
- Transaksi belum dibayar (prepayments) – terdiri dari beban belum dibayar (prepaid expenses) dan pendapatan (unearned revenues).
- Transaksi dibayar (accruals) – terdiri dari beban dibayar dan pendapatan (accrued revenues).
Jenis Jurnal Akuntansi Keuangan untuk Kamu Ketahui
Untuk memahami lebih jauh tentang fungsi dan isi jurnal akuntansi keuangan, kamu perlu mengetahui bahwa jurnal akuntansi keuangan terbagi menjadi dua jenis, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal Umum
Pada dasarnya, jurnal umum digunakan untuk mencatat seluruh transaksi perusahaan berdasarkan urutan waktu kejadian. Idealnya, jurnal umum bersumber dari bukti transaksi yang diterima/diterbitkan perusahaan. Nah, dalam ilmu akuntansi, jurnal umum memiliki lima fungsi utama, yaitu:
- Fungsi pencatatan – jurnal umum digunakan untuk melakukan pencatatan berbagai transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan, yakni dengan memasukkannya pada kolom debit dan kredit. Pencatatan ini juga dilengkapi dengan keterangan penting terkait transaksi.
- Fungsi analisis – jurnal umum berfungsi dalam penentuan apakah suatu akun harus masuk pada kolom debit atau kredit. Penentuan ini harus disertai dengan saldo sesuai transaksi yang terjadi.
- Fungsi historis – jurnal umum mampu mencatat segala transaksi secara kronologis berdasarkan waktu terjadinya transaksi.
- Fungsi informatif – jurnal umum memberikan informasi melalui pencatatan bukti transaksi yang timbul akibat terjadinya suatu transaksi.
- Fungsi instruktif – jurnal umum berfungsi sebagai perintah untuk melakukan posting ke buku besar.
Jurnal Khusus
Sementara itu, jurnal khusus digunakan untuk membantu pencatatan jurnal umum, di mana transaksi yang diproses sering terjadi, lebih komplit, dan berulang-ulang. Karena fungsinya ini, biasanya jurnal khusus lebih banyak digunakan oleh perusahaan dagang dan manufaktur. Pasalnya, jika hanya menggunakan jurnal umum, perusahaan tersebut akan kewalahan mengedentifikasi atau melacak transaksi yang intensitasnya tinggi. Jurnal khusus juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol jurnal umum dan bukti transaksi. Tujuannya agar menghindari adanya transaksi fiktif dan transaksi yang luput dicatat.
Berbeda dari jurnal umum, jurnal khusus terbagi lagi ke dalam beberapa jenis jurnal. Jurnal-jurnal tersebut adalah:
- Jurnal penjualan – digunakan jika kamu melakukan penjualan barang secara kredit kepada pelanggan.
- Jurnal pembelian – digunakan jika kamu melakukan pembelian barang secara kredit dari
- Jurnal pengeluaran kas – digunakan untuk mencatat setiap pengeluaran khas dalam suatu perusahaan.
- Jurnal penerimaan kas – digunakan untuk mencatat setiap penerimaan khas dalam suatu perusahaan.
- Jurnal pembalik – dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Biasanya, jurnal penyesuaian yang dibalik adalah utang biaya, piutang pendapatan, pendapatan diterima di muka (jika menggunakan pendekatan pendapatan), biaya dibayar di muka (jika menggunakan pendekatan beban).
- Jurnal penutup – dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal atau sementara. Idealnya, ada empat jurnal penutup yang harus dibuat, yaitu untuk menutup rekening pendapatan, rekening beban, rekening ikhtisar rugi/laba, dan rekening prive.
Bukti Transaksi Seperti Apa yang Harus Masuk Jurnal Akuntansi?
Bukti transaksi adalah suatu formulir yang dilengkapi dengan dokumen pendukung. Biasanya digunakan untuk mencatat pada saat terjadinya transaksi sebagai data tertulis dari transaksi yang terjadi. Nah, berikut adalah bukti-bukti transaksi yang dimaksud:
- Bukti dari penerimaan kas/bank
- Bukti dari pengeluaran kas/bank
- Bukti dari transaksi pembelian (purchases order, receiving report, dan tagihan dari supplier)
- Bukti dari transaksi penjualan (sales order, invoicing)
- Bukti dari transaksi memorial (bukti penyusutan, amortisasi, percadangan, dan lain sebagainya)
Tips Membuat Jurnal Akuntansi yang Benar untuk Bisnis Kamu
Secara teori, seperti yang telah dijelaskan di atas, jurnal dibuat untuk mencatat secara rinci seluruh jumlah jumlah transaksi, nama-nama transaksi (baik yang memengaruhi atau dipengaruhi), serta kapan transaksi tersebut berjalan. Namun, bagaimana dalam praktiknya? Berikut beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika membuat jurnal akuntansi keuangan.
Kuasai dulu konsep dasar laporan keuangan
Untuk membuat isi jurnal akuntansi keuangan, sebaiknya kamu memahami konsep dasar laporan keuangan terlebih dulu. Nah, dalam laporan keuangan, terdapat dua elemen utama yang perlu kamu ketahui, yaitu neraca dan laporan laba rugi.
Neraca merujuk pada laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan atau bisnis pada periode tertentu. Ada tiga elemen utama yang menyusun neraca, yaitu aktiva, utang, dan modal. Dalam ilmu akuntansi, ketiga elemen tersebut terbentuk dalam suatu persamaan, yang bentuknya seperti ini: Aktiva = utang + modal. Aktiva mengacu pada investasi dalam perusahaan, sementara itu utang dan modal adalah sumber-sumber yang digunakan untuk investasi tersebut.
Di sisi lain, laporan laba rugi adalah pendapatan dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Khusus untuk laporan laba rugi ini, ada dua elemen utama yang menyusunnya, yaitu pendapatan dan pengeluaran.
Paham tentang pencatatan jurnal
Dengan pemahaman terhadap konsep dasar, hal ini akan lebih mudah membantumu dalam memahami prosedur pencatatan jurnal. Tips kedua ini merupakan prosedur yang dapat membantumu menganalisis apakah sebuah transaksi masuk kategori debit atau kredit.
Neraca
Apabila nilai aktiva bertambah, maka pencatatan jurnal yang kamu lakukan masuk pada kategori debit. Sebaliknya, apabila nilai aktiva berkurang, maka pencatatan tersebut berada pada sisi kredit.
Sebagai informasi, aktiva merupakan sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh perusahaan. Jika kamu pernah mendengar tentang aktiva tetap, istilah tersebut mengacu pada aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu dan digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan, contohnya seperti tanah, mesin, gedung, dan kendaraan.
Namun, perlu diketahui bahwa jika nilai aktiva bertambah pada elemen utang, maka pencatatan jurnal berada pada kategori kredit. Sedangkan, jika nilai aktiva berkurang, maka catatlah di sisi debit.
Sementara itu, pada elemen modal, apabila nilai modal bertambah, maka kamu bisa menempatkannya di sisi kredit. Namun, apabila nilai modal berkurang, catatlah di sisi debit.
Laporan laba rugi
Seperti yang telah dijelaskan di atas, laporan laba rugi terdiri dari elemen pendapatan dan biaya. Nah, pada elemen pendapatan, apabila nilainya berkurang, catatlah di sisi debit. Jika nilainya bertambah, maka catatlah di sisi kredit.
Sedangkan, pada elemen biaya, jika nilai biaya bertambah, maka pencatatan jurnal berada di kategori debit. Sebaliknya, jika nilai biaya berkurang, maka catatlah di sisi kredit.
Selalu Identifikasi transaksi
Sobat Studentpreneur, agar kamu bisa lebih paham tentang jurnal akuntansi keuangan, coba simak ilustrasi transaksi berikut ini:
Bisnis kamu mengajukan pinjaman dana sebesar Rp 100.000.000 dari bank dan sudah berhasil dicairkan. Kamu bahkan sudah memegang bukti transaksi, yakni berupa surat pinjaman dari bank. Bagaimana membuat jurnal dari transaksi ini?
Untuk membuat jurnal dari transaksi tersebut, berikut langkah-langkah yang harus kamu tempuh:
- Identifikasi transaksi
Pinjaman dana dari bank termasuk utang. Maka, akun yang terlibat dalam transaksi tersebut adalah akun utang. Umumnya, dana pinjaman tersebut akan dimasukkan ke kas perusahaan. Karenanya, akun lainnya yang terlibat juga termasuk dalam akun kas. Maka dari itu, dua akun yang terlibat dalam transaksi ini adalah utang dan kas
- Identifikasi prosedur debit-kredit pada transaksi
Coba perhatikan setiap akun yang terlibat. Apakah nilainya akan bertambah atau berkurang dari transaksi yang akan kamu catat dalam jurnal akuntansi? Dalam ilustrasi transaksi ini, baik akun utang dan kas sama-sama mengalami pertambahan.
- Hitung nominal transaksi
Untuk masing-masing akun senilai Rp 100.000.000, maka kamu bisa menuliskannya seperti ini pada jurnal akuntansi keuangan perusahaan:
[Debit]. Kas = Rp 100.000.000
[Kredit]. Utang = Rp 100.000.000
Meskipun kamu tidak mempunyai background pendidikan akuntansi, hal tersebut bukan menjadi alasan untuk tidak mempelajarinya. Ingat, Sobat Studentpreneur, akuntansi merupakan salah satu ilmu penting yang akan dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis. Setidaknya, pahamilan tentang jurnal akuntansi keuangan di atas agar kamu bisa terus men-track kondisi keuangan bisnismu. Jadi, jika ada laporan yang terlihat janggal, kamu bisa segera mengambil tindakan. Semoga bermanfaat!
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Indonesian Independence in a Digital Economy
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017