Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Seri Orang Terkaya Dunia

Seri Orang Terkaya di Indonesia 2017: Irwan Hidayat


Irwan Hidayat sempat tidak peduli dengan kehidupan, Ia termasuk kaum bangasawan atau bangsane tangi awan (kaum orang-orang yang suka bangun siang). Sampai suatu saat, Ia menemukan momen dimana Ia menyadari bahwa dunia jamu adalah dunia yang Tuhan berikan untuk dirinya.

Orang pintar minum Tolak Angin, jargon yang pertama kali mencuat 17 tahun yang lalu berhasil melekat di telinga masyarakat Indonesia sampai hari ini. Saat itu, tujuan Sido Muncul, perusahaan yang memproduksi Tolak Angin, mempopulerkan jargon tersebut adalah untuk mengubah mindset banyak orang yang menganggap bahwa minum jamu hanya diperuntukkan untuk orang kuno, kampungan, dan tua. Tidak heran jika mereka menggaet artis-artis ternama seperti Sophia Latjuba, Rhenald Kasali, Agnes Monica, dan Lula Kamal sebagai duta merek mereka.

Lalu, siapa orang dibalik pembuatan Sido Muncul, industri jamu yang setara dengan industri farmasi itu? Sido Muncul muncul pertama kali ke permukaan pada tahun 1941. Seorang keturunan Tionghoa bernama Go Djing Nio (Rakhmat Sulistio) mengolah rempah-rempah menjadi Jamu Tolak Angin (saat itu bernama Jamu Tujuh Angin). Awalnya jamu yang Ia buat bewujud cair layaknya jamu biasa, namun permintaan pasar yang menginginkan jamu lebih praktis membuat Go Djing Nio memiliki ide untuk membuat jamu berbentuk serbuk. Jamu serbuk inilah yang mendapatkan tempat di hati di masyarakat sekitar.

Photo credit: upload.wikimedia.org

Tiga puluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1970, persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul didirikan. Lima tahun setelahnya, 1975, bentuk usaha tersebut berubah menjadi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul. Saat ini, PT tersebut dipimpin oleh generasi ketiga Go Djing Nio, Irwan Hidayat.

Irwan Hidayat masuk ke lingkungan perusahaan tidak lama sebelum CV berubah menjadi PT. Perusahaan ini diwariskan kepada Irwan dan keempat saudara laki-lakinya pada tahun 1972. Meskipun menjadi pewaris tahta kepemimpinan sebuah perusahaan jamu besar, Iwan tidak serta merta mendapatkan kemudahan. Bisnis jamu sampai tahun 1993 masih harus terus merangkak, belum banyak orang yang menaruh kepercayaan pada produk yang dihasilkan oleh PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul itu.

 

Titik Balik Irwan Hidayat

Irwan Hidayat tidak pernah berminat menjadi pemimpin perusahaan jamu. Ia tidak pernah menjalani pendidikan formal yang sesuai dengan pekerjaannya saat ini. Dalam sebuah seminar, Irwan bahkan menceritakan dirinya adalah seorang bangsawan atau bangsane tangi awan (kaum orang-orang yang suka bangun siang). Perusahaan-perusahaan tempat Ia melamar kerja juga banyak yang menolaknya karena tidak mempercayai kemampuan dirinya.

Irwan akhirnya bisa diterima di perusahaan keluarganya karena ibunya takut kalau-kalau dirinya semakin nakal jika dibiarkan. Seiring berjalannya waktu, Irwan menemukan momen dimana Ia menyadari bahwa dunia jamu adalah dunia yang Tuhan berikan untuk dirinya. Sejak saat itu, ada tiga prinsip yang selalu menaungi dirinya, prinsip yang dipegang oleh perusahaan farmasi sehingga bisa bertahan ratusan tahun lamanya, yaitu jujur, rasional, dan aman.

Irwan Hidayat juga mendapat tiga pelajaran berharga yang mengubah pola pikirnya terhadap perusahaan yang dipimpinnya justru dari orang gila, biro iklan, dan seorang tukang bajaj. Orang gila secara terus terang mengatakan produk jamu Sido Muncul terasa pahit, tidak enak untuk dikonsumsi. Biro iklan menasehati Irwan untuk menjalani bisnis dengan hati, karena apa yang dibuat dengan hati, akan sampai ke hati para penggunanya. Sedangkan tukang bajaj mengingatkan bahwa setiap manusia dibekali dengan tanggung jawab sosial.

Tiga nasehat itu dipegang Irwan dan secara perlahan mengubah visi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul untuk menjadi perusahaan yang lebih banyak memberi manfaat pada masyarakat. Tidak lama setelah itu, Irwan Hidayat membuat sebuah acara penghargaan tahunan yang diberikan kepada orang-orang yang peka dan berdedikasi terhadap sesama manusia yang membutuhkan. Irwan Hidayat bahkan dinobatkan menjadi salah satu orang Indonesia yang paling dermawan menurut majalah Forbes. Setiap tahunnya, Irwan menyumbang USD 280 ribu atau setara dengan Rp 3,7 miliar (kurs Rp 13.329) untuk program mudik gratis.

 

Karya PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

Dibawah kepemimpinan Irwan Hidayat, Sido Muncul pernah membangun pabrik jamu modern ketika banyak industri lainnya berjalan dengan terseok-seok karena krisis ekonomi melanda Indonesia di tahun 97-an. Di tahun 1998, Sido Muncul membangun beragam laboratorium untuk mendukung produksi jamu. Kepercayaan publik terhadap industri jamu mulai meningkat semenjak saat itu. Di tahun 2000, Departemen Kesehatan memberikan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kepada Sido Muncul sebagai lisensi yang menunjukan bahwa jamur yang diproduksi Sido Muncul setara dengan obat-obatan produksi industri farmasi.

Hari ini, hampir semua lapisan masyarakat Indonesia mengetahui Sido Muncul. Sido Muncul bahkan berencana kembali membuka pabrik barunya di Semarang, Jawa Tengah tahun ini supaya mampu memproduksi 100 juta sachet jamu setiap bulannya. Nama Sido Muncul tidak hanya besar di negara tempat kelahirannya, namun juga mulai merambah ke pasar internasional. Selain itu, sejak Sido Muncul mulai didirikan 70 tahun yang lalu, perusahaan ini sudah menyabet sekitar 700 penghargaan, beberapa diantaranya adalah Produk Terbaik dari ASEAN Food Conference ke-8, Penghargaan Merek Dagang Indonesia tahun 2003, dan Bung Hatta Award tahun 2002.

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

 

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Peluang Big Data di Masa Depan

Dunia Investasi Startup di Tahun 2017

Cara Mencari Investor untuk Startup Baru

 

Yovita Omega

Pernah berkarya di Pikiran Rakyat, kini Yovita aktif di digital agency di Jakarta.

Facebook