Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Inovator

Mengenal Pendiri Startup di Bidang Peminjaman Biaya Pendidikan Pertama di Indonesia, Dipo Ramli


DANAdidik adalah solusi untuk kamu yang ingin duduk di bangku kuliah namun terbentur masalah biaya.

Di Indonesia kesadaran akan pentingnya pendidikan memang kini perlahan mulai meningkat, namun tidak sedikit pula masyarakat yang berpikir kalau pendidikan bukanlah hal yang paling penting. Minimnya kesadaran akan pendidikan ini sebagian besar didasari dengan keterbatasan ekonomi sehingga banyak masyarakat dari kalangan menengah ke bawah memilih untuk meninggalkan pendidikan dan lalu bekerja untuk bertahan hidup. Padahal pendidikan bisa menjanjikan kehidupan seseorang lebih baik karena bisa dijadikan sebagai penunjang karir.

Nah, daripada harus merelakan masa depanmu dan meninggalkan pendidikan hanya karena masalah biaya, kini kamu tidak perlu khawatir lagi. Karena saat ini sudah ada startup yang bisa membantumu untuk mendapatkan dana pinjamanan khusus untuk pendidikan, yakni DANAdidik. Melalui DANAdidik, sang pendiri Dipo Ramli dan juga teman-temannya berharap kalau startup milik mereka bisa menjembatani dan memfasilitasi dua pihak yang saling membutuhkan yakni antara kalangan mahasiswa yang mencari dana dan juga kalangan sponsor yang ingin mencari alternatif investasi sosial dengan keuntungan yang dapat terus berputar.

Pria lulusan sistem komputer di University of Albany, New York, Amerika Serikat  ini tidak mendirikan DANAdidik sendirian. Melainkan dibantu oleh kedua sahabatnya yakni Januar Sudharsono (CTO) dan Eka Ginting selaku mentornya. Dipo hanya memfokuskan target pasar hanya pada mahasiswa tingkat akhir yang akan bekerja setelah lulus. Syarat yang harus dipenuhi oleh peminjam adalah mahasiswa tingkat akhir dengan syarat kelulusan kurang dari 2 tahun dan jumlah pinjaman sebesar Rp 2 juta- 10 juta.

Penasaran tentang bagaimana perjalanan DANAdidik? Berikut wawancara dengan Dipo Ramli, pendiri DANAdidik.

 

Mas Dipo, bagaimana sejarah awalnya terbentuk DANAdidik.com?

DANAdidik merupakan platform pinjaman pelajar (student loans) yang menggunakan sistem penggalangan dana (crowdfunding) atau Peer to peer Lending khusus untuk pinjaman pendidikan. Sejarah awalnya karena dulu ibu saya pernah mengalami kesulitan dalam membiayai kuliah, kemudian pacar yang kini jadi istri saya yang berkuliah di jurusan kedokteran pun mengalami kesulitan yang sama. Jadi menurut saya, kesulitan membiayai kuliah ini menjadi salah satu tema yang lumayan sering dialami oleh banyak orang.

Terlebih lagi permasalahan itu saya temukan di lingkungan sekitar dan juga belum adanya program pinjaman biaya pendidikan untuk mahasiswa atau mahasiswa. Bahkan ketika di tahun pertama DANAdidik didirikan tepatnya pertengahan tahun 2015, sudah ada sebanyak 5.000 aplikan yang mendaftar. Dari hal itu pula saya melihat kalau ternyata ada kebutuhan terhadap hal ini.

 

Apakah bisa dibilang kalau DANAdidik merupakan startup pertama yang menyediakan pinjaman biaya pendidikan di Indonesia?

 

Ya, DANAdidik merupakan startup yang menyediakan program pinjaman pendidikan pertama di Indonesia. Dulu sekitar 5-8 tahun lalu memang ada bank-bank di Indonesia yang menyediakan program serupa, namun sayang program tersebut gagal dan akhirnya menutup program tersebut.

 

Mas Dipo, apakah DANAdidik menyediakan pinjaman biaya pendidikan untuk siswa SD hingga kuliah?

Tidak, DANAdidik hanya menyediakan pinjaman untuk mahasiswa saja yang mengalami kesulitan biaya. Jenjang perkuliahan yang bisa kami biayai mulai dari D1, D2, D3, D4, dan juga S1. Kami juga hanya fokus pada permasalahan kesulitan biaya yang dialami oleh mahasiswa tingkat akhir. Program kami bukan membiayai perkuliahan dari awal perkuliahan, mungkin ke depannya akan seperti itu. Tapi saat ini belum.

Kita juga memiliki tendensi ke mahasiswa sekolah vokasi seperti keperawatan, teknik, dan sejenisnya. Namun bukan berarti pinjaman ini hanya berlaku untuk jurusan tersebut, pinjaman ini bisa digunakan oleh jurusan apa saja dan jangkauannya pun tidak hanya di Jakarta karena sudah menyebar di beberapa kota besar di Indonesia, mulai dari Jogja, Surabaya, Malang, dan juga lainnya.

 

Oh seperti itu. Lalu karena target konsumennya adalah mahasiswa tingkat akhir, kira-kira bagaimana strategi pemasaran yang sudah dilakukan oleh DANAdidik?

Kami kebanyakan melakukan promosi melalui partnership dan juga online. Kalau untuk sisi partnership, kami biasanya melakukan kerjasama dengan kampus-kampus di Indonesia. Kalau untuk online, kami fokus dengan SEO dan juga SEM. Karena kami satu-satunya startup yang menyediakan pinjaman untuk mahasiswa, jadi kalau kalian di Internet mencari pinjaman pendidikan sudah pasti yang keluar adalah DANAdidik, heheh.

 

Dalam hal menjadi seorang pemimpin atau CEO startup, apakah Mas Dipo pernah mengalami kegagalan atau kerugian selama mendirikan perusahaan? Lalu bagaimana mengatasinya?

Photo credit: DANAdidik

Kesulitan yang pernah dialami selama mendirikan perusahaan ini adalah pada saat membuat program pinjaman biaya pendidikan tersebut, bukan produk teknologinya. Mengingat bank-bank besar seperti Bank BNI, Bank Sampoerna, dan juga Bank BRI pernah menjalankan program pinjaman ini tetapi gagal. Kesulitan yang pernah kami alami memang dalam pembuatan program pinjamannya, terlebih lagi peminjamnya adalah mahasiswa yang memiliki risiko lebih tinggi karena belum memiliki penghasilan.

Lalu akhirnya langkah yang kita putuskan adalah membuat program pinjaman dengan bunga 0% dan juga sistem bagi hasil. Jadi ketika seorang belum berpenghasilan maka ia tidak akan dikenakan bunga sama sekali, tetapi ketika sudah berpenghasilan maka sistem pembayaran pinjaman tersebut adalah bagi hasil dari pendapatannya sesuai dengan kesepakatan antar investor dan juga peminjam.

Selain itu, hiring juga menjadi salah satu hal tersulit yang saya rasakan selama menjadi pengusaha. Terlebih lagi bekerja di bidang startup bukanlah hal yang mudah, akan ada banyak tekanan yang dihadapi dan juga karena keterbatasan dananya. Jadi menurut saya, cara yang paling tepat untuk mengatasinya adalah dengan bersabar dan mencoba terus hingga akhirnya menemukan jalan keluar yang tepat.

 

Masih berkaitan dengan kepemimpinan, adakah tips khusus dari Mas Dipo dalam memimpin tim DANAdidik yang solid?

Jumlah tim dari DANAdidik sendiri hanya 6 orang, tetapi bukan berarti mudah menyatukan 6 kepala dalam satu tujuan. Tetapi menurut saya, yang terpenting adalah setiap tim harus tahu misi sejak awal DANAdidik itu sendiri. Terlebih lagi karena DANAdidik ini bergerak di bidang sosial, jadi kemungkinan bukan pendapatan atau gaji yang kita dapatkan. Melainkan kegiatan sosial untuk mengubah hidup seseorang. Oleh karena itu, rasanya penting untuk terus selalu mengingatkan kembali apa misi DANAdidik ini agar tetap bertahan.

 

Menjadi CEO, kira-kira 3 skill apa yang harus dimiliki oleh seorang pendiri startup?

Tahan banting, hardwork, dan juga networking.

 

Mas Dipo, apakah ada tips khusus dari Anda untuk teman-teman yang ingin mendirikan perusahaannya sendiri atau menjadi seorang pengusaha?

Start small. Maksudnya mulailah dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu, jangan langsung gegabah dan memutuskan keluar dari pekerjaan utama dan lalu mendirikan perusahaan sendiri. Selain itu, mungkin beberapa orang berpikir kalau mendirikan startup itu harus terburu-buru, menurut saya hal itu tidak benar. Karena segala sesuatu yang membutuhkan waktu agar bisa menjadi yang terbaik, jadi menurut saya langkah-langkah atau hal kecil itu sangat penting.

 

Terakhir, Apa harapan dan rencana yang akan dilakukan oleh DANAdidik di masa depan?

Photo credit: DANAdidik

Mendanai mahasiswa di seluruh Indonesia. Jika sekarang sudah ada sekitar 5.000 aplikan yang mendaftar di dalam DANAdidik, mungkin target selanjutnya dalam 3 tahun kami bisa mendapatkan 10.000 aplikan yang mendaftar di DANAdidik.

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

 

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Indonesian Independence in a Digital Economy

Dunia Investasi Startup di Tahun 2017

Kematian Desain Grafis

 

Nisrina Darnila

Pernah bekerja untuk National Geographic Indonesia, kini Nisrina aktif di salah satu content agency di Jakarta

Facebook