Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Motivasi Seri Orang Terkaya Dunia

Inilah Pria Bugis Paling Sukses di Indonesia


Jusuf Kalla Adalah Kyai, Pebisnis, Negarawan, dan Pria Bugis Paling Sukses di Indonesia.

Mungkin Anda sudah bisa menebaknya. Jusuf Kalla, menurut versi Studentpreneur, adalah pria bugis paling sukses di Indonesia. Selain akan menjadi satu-satunya wakil presiden dengan dua presiden berbeda di Indonesia (satu dengan SBY dan satu dengan Jokowi), Jusuf Kalla adalah seorang pebisnis super sukses dan sangat religious. Untuk memberi gambaran seberapa religius Jusuf Kalla, Studentpreneur menyederhanakannya dengan “kyainya kyai”, melihat posisinya sebagai ketua dewan masjid se-Indonesia. Sisi kemanusiaan? Beliau juga merupakan ketua PMI (Palah Merah Indonesia). Di Indonesia, banyak pebisnis super sukses, banyak kyai super religius, banyak aktivis super sosial, banyak pemimpin Negara yang bagus, namun, tidak ada yang mempunyai kualitas tersebut selain Jusuf Kalla. Mungkin dalam 100 tahun ke depan, kita akan kesulitan mencari sosok selengkap beliau. Ini dia ulasan profil Jusuf Kalla (JK), pria bugis paling sukses di Indonesia.

 

Masa Kecil Untuk Belajar Agama

Seperti semua anak bugis, kisah hidup Jusuf Kalla dimulai dengan mendapatkan pelajaran agama yang cukup keras dari ayahnya. Dia menghabiskan masa kecilnya dengan sekolah dan mengaji. Sekolah Islam Datumuseng Makassar adalah tempat dimana JK belajar agama dan dipersiapkan untuk menjadi kyai oleh orang tuanya. Namun, alih-alih mengambil profesi kyai, JK kecil justru tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya, Hadji Kalla, untuk menjadi pebisnis. Sejak balita, JK sering membantu ayahnya berjualan di pasar. Ya, serius, sejak balita! Jadi kegiatan masa kecilnya hanya dihabiskan untuk belajar, mengaji, dan berjualan.

profil-jusuf-kalla

Belajar Bisnis Sampai Luar Negeri

Jusuf Kalla yang tertarik bidang ekonomi sejak kecil memilih Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar untuk melanjutkan studinya. Di kalangan kampus, kemampuan organisasi JK sangat terasah. Selain menjadi orang penting di senat, beliau juga ketua Himpunan Mahasiswa Islam, serta Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Tidak puas dengan ilmu yang ada di Indonesia, JK memutuskan pergi ke Prancis untuk berguru bisnis. Beliau mengambil ilmu administrasi di European Institute of Business Administration di Fontainebleau. Di masa pengabdian beliau sebagai wakil presiden, beliau juga sering mendapatkan gelar Doktor Kehormatan (HC) dari berbagai universitas luar negeri.

 

Terjun Full-Time di Bisnis

Setelah berguru di Prancis, JK pulang ke Makassar dan membantu ayahnya di NV Hadji Kalla Trading Company. Namun, meskipun anak bos, beliau tidak serta merta menjadi atasan. Hadji Kalla sangat disiplin dalam mendidik anaknya. JK diwajibkan merintis karir dari bawah, dari karyawan paling bawah. Namun, karena talenta luar biasa dan pendidikan level dunia, karirnya melesat cepat, menjadi manajer dalam jangka waktu tidak sampai 1 tahun.

Pada tahun 1968, tepat ketika JK berusia 26 tahun, dia sudah menjadi direktur utama perusahaan. Namun, karena dampak krisis ekonomi 1965, kondisi perusahaan saat itu sedang buruk-buruknya. Untung saja berkat ketekunan beliau berhasil menyelamatkan perusahaan dan bahkan tumbuh menjadi Kalla Group yang merupakan grup bisnis terbesar di Makassar. Bagaimana titik baliknya?

 

Kepercayaan Dari Orang Besar

Pertemanan Jusuf Kalla dengan William Soeryadjaja adalah kunci titik balik keberhasilan Kalla Group yang sudah hampir kolaps. Om William, sapaan akrab William Soeryadjaya, saat itu adalah orang terkaya kedua di Indonesia. JK saat itu merasa industri otomotif akan menjadi pilar utama industri di Makassar. Tiba-tiba, gayung bersambut. Kantor Gubernur Sulawesi Selatan membutuhkan kendaraan bermotor. Saat itu, kendaraan bermotor adalah hal yang sangat langka, hanya Om William dan Astra-nya yang membawa masuk ke Indonesia.

Dalam biografinya yang berjudul “Man of Honor: Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya”, Om William pernah bertutur betapa kagumnya dia terhadap JK muda. Meskipun masih sangat muda, Om William melihat potensi besar JK, dan akhirnya tidak ragu menaruh kepercayaan kepada JK untuk menjadi distributor tunggal kendaraan bermotor di Sulawesi. Dengan kepercayaan Om William, JK berhasil menjadikan industri otomotif sebagai tulang punggung Kalla Group, bahkan sampai puluhan tahun setelah deal tersebut terjadi.

Menjadi partner bisnis yang bisa dipercaya adalah salah satu point utama yang akan kita baca di semua profil Jusuf Kalla. Setelah mendapatkan kepercayaan dari Om William, JK dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari partner bisnisnya. Pemikiran pebisnis jaman dahulu, kalau Om William saja percaya, berarti JK memang orang yang sangat jujur dan bisa dipegang kata-katanya.

 

Membantu Membangun Negara

Kesuksesan di bidang agama dan bisnis saja sudah membuat beliau menjadi salah satu pria bugis paling sukses di Indonesia. Namun, beliau ternyata terpanggil untuk membantu pemerintahan. Setelah menjadi menteri beberapa kali, JK akhirnya mendampingi SBY untuk memimpin Indonesia. Salah satu prestasi terbesarnya adalah mencapai kedamaian di Aceh. JK yang memang kyai, sangat didengar pendapatnya oleh masyarakat Aceh. Berikutnya, untuk periode 2014-2019, beliau akan mendampingi Jokowi untuk kembali mempin Indonesia.

 

Kesuksesan JK di bidang agama, bisnis, dan kenegaraan adalah sesuatu yang langka, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia. Inilah profil Jusuf Kalla, pria bugis paling sukses di Indonesia. Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Cerita Bisnis Inspiratif: Orang-Orang Gagal yang Bangkit Menjadi Salah Satu Orang Tersukses di Dunia

Ini Cara Mendapatkan Modal Usaha dari Bank Mandiri

Dari Glodok Menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Adhika Dwi Pramudita

Adhika adalah direktur utama PT Wirausaha Muda Sukses Sejahtera. Praktisi media, startup, dan periklanan.

Facebook Twitter Google+