Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Motivasi

Mantan Narapidana Ini Membangun Bisnis Bernilai 30 Milliar Rupiah


Semua Orang Punya Kesempatan Kedua Untuk Memperbaiki Hidup. Bahkan Ketika Anda Merupakan Seorang Mantan Narapidana.

Tahun 2007, Frederick Hutson tertangkap di sebuah kantor pos Vegas karena transaksi narkotika. Selama 4 tahun berikutnya, ia menghabiskan waktunya di balik jeruji besi dengan mematangkan ide bisnis yang justru ditemukan ketika ia berdiam di penjara. “Ketika berada di dalamnya, saya melihat betapa tidak efisien sistem di dalam lembaga pemasyarakatan, dan begitu besarnya celah untuk memperbaikinya.”

 

Menemukan kebutuhan di tempat tak terduga: Penjara.

Selama berada dalam sistem, Hutson sendiri telah delapan kali berpindah-pindah. “Orang-orang tersesat dalam sistem sepanjang waktu,” katanya. “Pengacara kami menghabiskan waktu mereka hanya untuk menemukan klien mereka.”

Maka lahirlah ide untuk Pigeon.ly, sebuah platform yang memungkinkan pencarian cepat terhadap database negara untuk menemukan di mana seorang narapidana berada.

Rasa sakit berikutnya adalah komunikasi. Tidak ada internet di penjara sehingga semua komunikasi dilakukan melalui snail mail atau telepon. Di kehidupan yang sudah serba digital, menulis atau mengirim foto cetak cukup merepotkan. Maka muncullah ide untuk sub mereknya, Fotopigeon.com: bagaimana jika Anda membuat sebuah website yang bisa mencetak email, teks, atau foto dari komputer, Facebook atau Instagram, dan mengirimkannya melalui amplop putih polos sesuai aturan lembaga-lembaga ini?

frederickhutson

Kelemahan bisa jadi kekuatan terbesar Anda.

Titik balik kesuksesan Hutson terjadi ketika NewMe, akselerator berbasis Sillicon Valley yang khusus mewakili kepentingan minoritas, bersedia memasukkan Pigeonly di bawah asuhannya. Mereka adalah satu-satunya akselerator yang menerimanya, kata Hutson.

“Awalnya saya bahkan ragu untuk menceritakan bahwa saya pernah ada di dalam sistem,” katanya. “Padahal, ini justru jadi kekuatan terbesar saya.” Hutson bisa dengan mudah memilah dan fokus pada mereka-mereka yang terbuka dan menerima bahwa latar belakang inilah yang justru bisa membuatnya memahami pasar lebih baik dari orang lain.

 

Soal kesempatan kedua.

Hutson menganggap bahwa penjara adalah kumpulan alami dari para entrepreneur. “Ketika Anda menghilangkan tujuh persen mereka yang melakukan tindak kekerasan, kebanyakan yang lainnya adalah penjual obat-obatan terlarang, atau mereka-mereka yang terlibat pada beberapa jenis penipuan,” katanya. “Jadi, model bisnis Anda salah, produk Anda salah, dan tujuan Anda salah. Tapi ketika dorongan yang sama bisa Anda terapkan ke  dalam sesuatu yang benar dan positif, maka Anda akan memiliki sebuah bisnis yang viable.”

Hingga kini, Pigeon.ly mengumpulkan profit tahun pertama senilai $1 juta dan pendanaan $2 juta dalam seed funding dari investor Silicon Valley. Semua ini berawal dari seorang narapidana yang berusaha memanfaatkan kesempatan keduanya semaksimal mungkin. Artinya, seperti apapun kondisi Anda saat ini, latar belakang seharusnya tidak perlu menghalangi Anda. Jadi Sobat Studentpreneur, bagaimana Anda memanfaatkan kesempatan kedua Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Anak Muda Indonesia Ini Menolak Tawaran Perusahaan Design Raksasa Amerika Demi Mengejar Mimpi di Indonesia

ALS Ice Bucket Challenge Pertama di Indonesia. Kalian Berani?

Kerennya CEO Muda Burger King Merevolusi Perusahaannya

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+