Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Seri Orang Terkaya Dunia

Pria Ini Merevolusi Dunia Industri India dari Sebuah Perusahaan Tekstil Kecil


Pria Sederhana Ini Berhasil Merevolusi Dunia Tekstil India, dan Semuanya Dimulai Sangat Kecil. Kisahnya Inspiratif!

Guru, adalah sebuah judul film Bollywood tahun 2007 yang dibintangi oleh Abhisek Bachchan dan Aishwarya Rai. Apa yang menarik dari film ini adalah ia menceritakan tentang masa-masa hidup Dhirubhai Ambani, seorang taipan polyester yang berhasil merombak tatanan industri di India.

Lahir di sebuah desa kecil di India, Ambani hidup dengan sederhana. Bapaknya adalah seorang guru sekolah biasa. Pada usia 16 tahun, Ambani berkelana ke Yaman. Di sini, ia memulai karirnya sebagai seorang pegawai SPBU. 2 tahun kemudian, ia kembali ke India dengan uang tabungan 50,000 rupee (atau 10  juta rupiah) untuk membuka Reliance, perusahaan perdagangan tekstil dengan kantor seluar 32,5 meter persegi, tiga kursi, satu meja, satu telefon, dan dengan misi bisnis untuk mengimpor benang polyester dan mengekspor rempah-rempah. Dimulai dari nol hingga sekarang, Ambani dan keluarganya berhasil membangun sebuah dinasti yang mengungguli kerajaan bisnis yang sudah matang seperti Tatas dan Birlas. Seiring waktu, bisnisnya melakukan diversifikasi ke petrokimia, telekomunikasi, teknologi informasi, energi, listrik, ritel, tekstil, layanan infrastruktur, pasar modal, dan logistik. Pada tahun 2007, diperkirakan kekayaan gabungan dari keluarga Ambani berkisar antara USD60 miliar, membuat mereka menjadi keluarga terkaya kedua di dunia.

Dhirubhai Ambani meninggal pada 6 Juli 2002. Hari Nair, VP divisi HR Sona Group membagikan tentang pelajaran manajemen yang didapatnya ketika bekerja sama dengan seorang Dhirubhai Ambani semasa hidupnya, dan bagaimana pelajaran itu menginspirasinya merubah Mudra, dari sebuah agensi iklan di sudut kota Ahmedabad ke dalam salah satu agensi iklan terbesar ketiga di India, hanya dalam 3 dekade.

ambani

Senantiasa singsingkan lengan baju Anda.

Pernah suatu ketika, Reliance mengadakan fashion show di Convention Hall sebuah hotel di New Delhi. “Setiap kursi di aula sudah diduduki, tapi masih saja ada tamu yang berdatangan, mereka menunggu tidak sabar luar. Kami benar-benar kewalahan menangani kekacauan dan protes,” katanya. “Secara mengejutkan, saya melihat Dhirubhai di pintu mencoba untuk menenangkan para tamu”. Pada waktu itu, Dhirubhai adalah tamu undangan. Tapi itu tak menghentikannya untuk menyelam dan menyelamatkan situasi yang sudah di luar kendali. Sedangkan kebanyakan bos akan datang telat dan berlagak menuding manajer mereka tidak becus menangani acara. Namun tidak bagi Dhirubhai. Ia menganggap bahwa tim berbagi DNA dengannya.

 

Pemimpin yang merangkul, secara harfiah.

Ini adalah gaya khas milik Dhirubhai Ambani. “Setiap kali saya berpapasan dengannya ketika sedang berjalan kaki singkat ke mobilnya, ia akan langsung melingkarkan tangannya di sekitar pundak saya dan melanjutkan untuk membahas isu-isu sambil kami berjalan”. Satu gerakan sederhana ini berhasil membuatnya mencapai banyak hal. “Saya jadi merasa tenang seketika. Saya dibuat merasa seperti cukup penting untuk dekat dengannya. Dan saya akan pergi dari pertemuan itu dengan perasaan yang positif tentang diri saya dan pekerjaan yang saya lakukan.”

 

Jangan mengejar uang.

Uang adalah hasil yang datang dari sebuah proses. Itu adalah prinsip yang dipegang Dhirubhai Ambani semasa hidupnya. “Ketika ia (Dhirubhai) menjelaskan tentang gol Mudra, perintahnya jelas: ‘Ciptakan iklan tekstil terbaik di negeri ini’,” katanya. Dia tidak mengungkit soal keuntungan, maupun tentang menjadi agensi iklan terkaya di India.

 

Amal bukanlah platform untuk mendapatkan publisitas.

“Ketika membantu seseorang, dia tidak pernah mengungkit apapun tentangnya kepada orang lain,” katanya. Dhirubhai tidak pernah menggunakan amal sebagai platform untuk mendapatkan publisitas. Kadang-kadang, ia bahkan tidak membiarkan penerima tahu siapa pendermanya. “Expect the unexpected. Mungkin itulah frasa yang paling cocok menggambarkan tingkat kemurahan hatinya.”

 

Teori persediaan menciptakan permintaan.

Dhirubhai bukanlah seorang MBA, maupun seorang ekonom. Tapi ia berhasil menantang teori tradisional tentang pasar dan berhasil mengubahnya. Pada saat semua orang di India akan membangun gudang hanya setelah studi yang cermat tentang permintaan pasar, ia justru menciptakan manufaktur raksasa dengan kapasitas luar biasa. Konsekuensinya adalah, pasar berkembang untuk menyerap pasokan, konsumen diuntungkan dengan runtuhnya harga, para pemain di industri tersebut meningkat, dan lanskap ekonomi India berubah menjadi lebih baik. Nalurinya ini tentu saja didukung oleh pengalamannya bertahun-tahun untuk membaca, mendengarkan mempelajari tren, dan meramalkan kebutuhan pasar. Tapi, tetap saja Anda perlu keberanian luar biasa untuk mengambil sebuah langkah revolusioner seperti ini.

Selain berhasil membangun sebuah perusahaan sektor swasta terbesar India dari titik nol, Dhirubhai Ambani akan diingat sebagai orang yang berhasil merevolusi pasar modal. Dia menghasilkan miliaran rupee bagi mereka yang menaruh kepercayaan mereka pada perusahaannya. Selama dua dekade, lima juta investor Ambani mengangkatnya dari pemilik sebuah perusahaan dengan pendapatan 2-3 juta Rupee menjadi lebih dari 600 miliar Rupee. Ambani berjasa sebagai orang yang berhasil membantu menciptakan budaya ekuitas di pasar modal India.

Nah Sobat Studentpreneur, jadi, apa yang Anda dapat dari profil seorang Dhirubhai Ambani kali ini? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Ravinder]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

The Newbies 1: Anak SMA Ini Meraup Puluhan Juta Rupiah Dari Toko Sepatu Online

The Newbies 2: Sewakan Kamera, Gadis 16 Tahun Hasilkan Jutaan Rupiah Per Bulan

Mau Main Saham Dengan Modal Hanya 1 Juta Rupiah?

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+