Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Inovator Motivasi Seri Orang Terkaya Dunia

Alibaba IPO Saga 3 : Jack Ma, Orang Terkaya di Tiongkok yang Semakin Kaya


Jutawan Eksentrik Tiongkok, Jack Ma, Akan Semakin Kaya Dengan Keberhasilan Alibaba Melakukan IPO.

Kabarnya, minggu-minggu ini Alibaba akan segera melantai di bursa saham New York. Pengamat menyebut bahwa peristiwa ini akan menandai tercapainya salah satu ambisi Alibaba, yakni: mengalahkan eBay. Pasalnya, melalui IPO (Initial Public Offering) ini, nilai perusahaan Alibaba diperkirakan akan mencapai $155 miliar. Hasil ini jauh mengungguli eBay yang sudah IPO lebih dulu dengan $67 miliar. Amazing banget jika kita bayangkan bagaimana sebuah startup kecil yang berawal dari sebuah kamar apartemen di Tiongkok kemudian menjelma menjadi raksasa di industri e-commerce. Beberapa pemegang saham terbesar yang mempercayai adanya keajaiban tersebut sejak awal, saat ini tentu sedang meraup keuntungan besar. Di antaranya adalah Softbank dengan 36,7%, Yahoo 24%, dan Jack Ma 8,9%. Jack Ma, sebagai pemegang saham individual terbesar di perusahaan ini, adalah otak di balik kemudi Alibaba.

 

Siapa Jack Ma?

Jack Ma adalah orang terkaya di Tiongkok. Pada tahun 1999, ia mendirikan Alibaba dari dalam kamar apartemennya. Kini, pria berusia 49 tahun ini diperkirakan memiliki kekayaan senilai $21,8 miliar. Lebih banyak $5.5 miliar dari Ma Huateng, pendiri Tencent Holdings, orang terkaya kedua di Tiongkok.

Namun sebelum sukses besar, ia adalah orang biasa-biasa saja. Bahkan sangat sederhana. Jack Ma lahir di antara sepasang penampil pertunjukan seni panggung tradisional Tiongkok. Para tetangganya menggambarkannya sebagai pemuda yang merepotkan dan seringkali bandel. Ketika lulus dari pendidikannya di tahun 1988, ia mengambil pekerjaan sebagai guru bahasa inggris di sebuah universitas dengan gaji $14 perbulan.

profil-jack-ma

Jack Ma dan Alibaba

Jack Ma melihat kesempatannya di dunia internet. Ia kemudian mendirikan China Pages. Pada saat itu, Jack Ma masih buta terhadap internet. Ia dikenalkan pada internet oleh seorang temannya di Amerika. China Pages awalnya kesulitan karena konsep internet bahkan masih asing di Tiongkok. Namun Ma tetap optimis. Ia tetap menjalankan China Pages. Hingga pada tahun 1996, pemerintah memaksa China Pages untuk bergabung dengan Hangzhou Telecom. China Pages kemudian dikendalikan oleh pemerintah. “Pada waktu itu, saya terlalu lelah mengerjakan e-commerce untuk pemerintah,” katanya. “E-commerce seharusnya dimulai dengan status swasta.”

Maka, Ma meninggalkan China Pages. Ia menjajal berbagai macam profesi lain hingga ia mendirikan Alibaba di tahun 1999. Nama Alibaba dipilihnya karena, “Semua orang pasti sudah pernah mendengar cerita tentang Alibaba. Yakni tentang seorang pemuda yang rela membantu orang lain.” Perusahaan Ma dibangun dengan premis yang serupa: membantu bisnis menemukan konsumen di luar daerah jangkauan mereka. Kemudian, ia mengumpulkan 17 orang, kebanyakan pelajar SMA, di dalam apartemennya. Di sinilah ia menggodok Alibaba yang bertahun-tahun kemudian menjelma menjadi sebuah perusahaan raksasa yang bernilai lebih dari eBay dan HP.

 

Apa yang akan Jack Ma dapatkan dari IPO Alibaba?

Ma memegang 8,9% saham perusahaan. Setelah menguranginya dengan 1,5% aset yang dikendalikan oleh SymAsia Foundation, organisasi nirlabanya, maka saham Ma di Alibaba diperkirakan bernilai sebesar $11,3 miliar. Maka, IPO Alibaba akan membuat Ma menjadi semakin kaya. Meskipun, ia telah berjanji untuk mendonasikan sebagian kekayaannya.

Banyak yang menuding bahwa IPO ini tidak sepenuhnya transparan. Pasalnya, Alibaba memilih New York untuk melantai karena bursa saham Hong Kong tidak mengabulkan keinginan Jack Ma: sebuah sistem IPO yang memungkinkan partner mereka, termasuk Jack Ma dan beberapa investor awal lainnya seperti Jerry Yang dan Masayoshi Son untuk tetap memiliki kewenangan memilih siapa-siapa yang akan masuk di jajaran dewan perusahaan. Artinya, setelah IPO nanti, Jack Ma tidak akan kehilangan pengaruh di perusahaannya. Kekhawatiran ini wajar jika kita melihat banyak sekali founder yang kehilangan kendali terhadap perusahaan yang ia bangun sejak awal, pasca mereka go public.

Jadi, bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Bersahabat, Geng Mahasiswa Ini Bangun Bisnis Tas Sukses

Perusahaan Ini Punya 500 CEO

Mulai Belajar Saham Dengan Modal Hanya 1 Juta Rupiah

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+