Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Studentpreneur Indonesia

Pemuda Ini Sukses Berbisnis Dengan Membantu Anda Berdonor Darah


Dengan Sistem yang Terintegrasi, BloobIs Mampu Menjadi Jembatan Antara Pencari dan Pendonor Darah

Saat ini teknologi di dunia kedokteran sudah berkembang pesat. Tapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat masih kesulitan mendapatkan darah. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Andhika Pratomo dan rekannya untuk membuat sistem pelayanan pendonor darah via online yang diberi nama BloobIs. Melalui sistem ini, masyarakat tidak perlu khawatir untuk terlambat mendapatkan donor darah disaat membutuhkannya.

 

Mas Andhika, bisa diceritakan BloobIs itu apa dan bagaimana sistemnya?

BloobIS adalah suatu layanan informasi yang menghubungkan antara penyedia dan pencari darah. Visi utama dari BloobIS ini adalah agar tidak ada orang yang meninggal karena kurangnya atau terlambatnya donor darah. Sementara itu, di kota-kota besar, tidak jarang ditemui situasi dimana stok darah di sebuah kantor Palang Merah Indonesia (PMI) kosong, sehingga menyulitkan masyarakat yang membutuhkannya. Dan saat ada seseorang yang membutuhkan donor darah maka informasinya akan dengan cepat menyebar melalui social media seperti twitter ataupun broadcast message via BBM.

Namun situasi yang dihadapi oleh PMI adalah sebenarnya mereka memiliki stok darah tapi berada di kota yang lain. Karena tidak terintegrasinya data, maka hal itu sulit diketahui oleh pihak yang membutuhkan. Masalah inilah yang ditangkap dan dicari solusinya melalui BloobIS, singkatan dari Blood Bank Information System.

andhika-BloobIs

Lalu, apa tujuan awalnya mendirikan BloobIs?

Ya, karena kita bergerak di dunia sociopreneur, maka tujuan utamanya adalah membantu banyak orang yang membutuhkan. Terlebih, bagi mereka yang sedang membutuhkan donor darah dalam waktu yang singkat. Jangan sampai, ada pasien yang tak tertolong karena terlambat mendapatkan donor darah. Selain itu, tujuan awal mendirikan BloobIs juga menjawab tantangan di masa depan sebagai seorang alumni setelah menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Kami memiliki visi agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak. Semoga, kedepan nantinya BloobIs semakin berkembang sehingga dapat membuka banyak lowongan pekerjaan bagi mereka yang sedang mencari kerja.

 

Sejauh ini, BloobIS sudah dipakai di PMI mana saja?

Sebagian besar pengguna BloobIs adalah PMI di berbagai cabang di Provinsi Jawa Timur. Diantaranya adalah PMI di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Itu dilakukan semenjak awal tahun 2012 yang lalu. Responsnya, mereka senang dan ingin memakai sistem ini. Oleh karena itu, kami dapat bekerja sama dengan pihak PMI untuk menyalurkan darah kepada pasien yang membutuhkan. Namun, awal perjuangannya pun tidak mudah. Pasalnya, kami harus meyakinkan PMI Pusat bahwa kami akan bekerja secara optimal dalam menyalurkan darah. Diawal mengenalkan program BloobIs, kami juga mengikuti banyak sekali kegiatan untuk sounding.

 

Dari jenisnya, program Anda ini tak jauh dari kegiatan sosial. Lantas bagaimana Anda mendapat pendanaan agar dapat berjalan?

Ya, betul sekali. Oleh karena itu, dalam menjalankan program ini kami membuat kesepakatan bahwa setiap transaksi pendonoran darah nantinya BloobIs akan mendapat Rp 10 ribu. Dengan begitu, kami mendapat pendanaan untuk tetap menjalankan program BloobIs. Selain itu, kami juga harus pintar dalam memilih klien sebagai kunci utama dalam pendanaan. Selain itu, kami tentunya harus banyak menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan besar melalui program CSR. Tak hanya itu saja, kami juga mendapat pendanaan dari menjuarai berbagai ajang kompetisi.

 

Katanya, program ini juga berawal dari tugas kuliah, bisa diceritakan?

Bloobis awalnya memang didesain untuk tugas kuliah. Pembuatan website ini hanya bermodalkan Rp 1-2 juta saja. Cara kerjanya ada 2, pencarian informasi pendonor dan pemesanan darah bagi korban. Jadi bila ada orang yang membutuhkan darah bisa mendaftar di website ini, dan akan mendapatkan pesan singkat (SMS) bila ada pendonor dengan golongan darah sesuai kebutuhan, dan lokasinya dekat dengan pencari darah tersebut. Namun, saat diikutsertakan pada ajang perlombaan, tak disangka BloobIs mampu meraih juara I sehingga terbesit untuk mengembangkan sistem ini.

 

Kedepan apa yang ingin dicapai oleh Mas Andhika bersama tim BloobIs?

Harapan selanjutnya, aplikasi ini dapat dikembangkan ke dalam versi mobile dan ditambahkan fasilitas Short Message Service (SMS) gateway. SMS gateway ini berfungsi secara otomatis mengirimkan notifikasi berupa SMS kepada petugas UTD jika ada rumah sakit yang meminta darah. Namun, harapan terbesar adalah aplikasi ini bermanfaat untuk setiap masyarakat Indonesia. Serta, pemerintah bersedia menerapkan aplikasi ini di seluruh UTD dan rumah sakit yang nantinya akan dikordinir langsung oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

 

Apa saran dari Mas Andhika yang sedang memulai bisnis, khususnya di bidang sociopreneur?

Seorang pebisnis harus memiliki kemampuan untuk dapat menjual produknya dengan baik. Oleh karena itu, seorang pebisnis harus mengetahui betul produk knowledge yang dimilikinya. Selain itu, tidak ada kesuksesan yang didapat secara instan tanpa adanya perjuangan dalam perjalanannya. Jadi, jangan mudah putus asa dalam menjalankan suatu bisnis di bidang apapun. Terakhir, seorang pebisnis harus kreatif dan juga inovatif agar produk yang diciptakan selalu mendapat tempat di hati customer.

 

Nah Sobat Studentpreneur, apakah kamu tertarik untuk menjadi seorang sociopreneur seperti Andhika? Mari tuliskan komentar positif melalui kolom dibawah ini. Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Anak Muda Terkaya di Amerika Hidup Sederhana

Ingin Punya Karyawan

Tiga Anak Muda Keren Bos Perusahaan Desain Besar

Agus Fariansyah

Agus Fariansyah adalah reporter Studentpreneur yang bercita-cita naik haji bersama keluarganya.

Facebook Google+