Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis Best People Inovator

Kisah Kakak Beradik Pendiri Adidas dan Puma


Kakak beradik asal Jerman berikut ini adalah pendiri aparel terkenal di dunia, yakni Adidas dan Puma.

Ada yang tahu bahwa pemilik Adidas dan Puma adalah seorang kakak beradik? Ada yang tahu sebenarnya kakak beradik tersebut terlibat perselisihan dan akhirnya membuat brand berbeda tersebut? Ya, pemilik Adidas dan Puma adalah kakak beradik, dan mereka berdua terlibat perselisihan yang akhirnya keduanya membuat brand sendiri-sendiri. Tetapi perselisihan keduanya tidak membuat brand tersebut malah menurun, sekarang Adidas telah mempekerjakan sekitar 50ribu orang diseluruh dunia. Sedangkan Puma sekarang sudah berada hampir di 120 negara diseluruh dunia.

 

Kakak beradik Rudolf Dassler dan Adolf Dassler

Adalah Rudolf Dassler dan Adolf Dassler dibalik kesuksesan brand Adidas dan Puma. Rudolf adalah sang kakak dan Adolf, panggilan akrabnya adalah Adi, sang Adik. Mereka berdua adalah keturunan asli dari Jerman, ayahnya Christoph Von Wilhelm merupakan pekerja di pabrik sepatu. Mereka hidup di saat perang dunia pertama, dimana Jerman menerima kekalahan dan menyebabkan semua warga Jerman mengalami keterpurukan.

Rudolf dan Adi akhirnya bekerja membantu ayahnya di pabrik sepatu. Setelah merasa yakin bisa membuat sepatu buatannya sendiri, Rudolf keluar dari pekerjaannya tersebut. Kemudian disusul Adi yang turut bergabung dengan Rudolf untuk membuat Gebruder Dassler Schuhfabrik (GDS). Adi berposisi sebagai kepala produksi dan Rudolf menjadi kepala marketing.

sepatu-puma

Berjuang keras ditengah keterpurukan Jerman

Pada perang dunia pertama, Jerman menjadi bulan-bulanan negara-negara tetangga, ini membuat ekonomi di Jerman sangat terpuruk. Produksi pertama GDS adalah di tempat cuci rumah sang ibu karena listrik yang kurang. Karena penjualan yang buruk, GDS akhirnya berstrategi untuk mensposori beberapa atlit. Puncaknya pada tahun 1936 di Berlin, Jerman. Pada saat itu GDS mensposori salah satu atlet, dan atlet tersebut ternyata berhasil merebut emas. Dan akhirnya GDS terkenal setelah itu.

Setelah itu GDS menerima beribu-ribu surat dari seluruh dunia untuk memesan sepatu mereka, bahkan GDS menerima order 200ribu pasang sepatu setiap tahunnya. Tetapi, ternyata ketenaran didapat itulah yang membuat GDS pecah.

 

Perpecahan

Perpecahan dimulai ketika terjadi kesalahpahaman, pertamanya adalah Rudolf yang seorang petinggi dan penggiat partai Nazi, partainya Adolf Hitler. Ketika perang dunia kedua, pabrik GDS dijadikan pabrik senjata oleh Nazi, setelah itu Adi merasa tidak setuju oleh keputusan Rudolf. Mulai itu ketegangan antara mereka berdua sudah muncul.

Puncaknya adalah ketika Rudolf ditangkap oleh sekutu karena dinilai sebagai antek dari Nazi, bahkan pabrik GDS hampir dibom. Setelah Rudolf ditangkap, adiknya Adi dinilai tidak membantu Rudolf untuk keluar dari penjara. Itulah puncaknya Rudolf marah kepada Adi.

 

Adidas dan Puma

Setelah Rudolf keluar pada tahun 1947, Adi merubah nama brandnya menjadi ADIDAS yang kepanjangan dari Adi dan Dassler. Sedangkan Rudolf membuat RUDA, Rudolf Dassler. Karena merasa RUDA tidak enak didengar, Rudolf mengganti brandnya menjadi PUMA. Puma awalnya menjadi sponsor utama timnas Jerman tetapi pada tahun 1950, Puma tidak melanjutkan kontrak dan akhirnya timnas Jerman disponsori Adidas, sampai sekarang. Tetapi sayang, blunder Puma tersebut berharga mahal, karena pada tahun 1950 Jerman Barat keluar sebagai pemenang piala dunia untuk pertama kalinya.

 

Nah, Sobat Studentpreneur sekarang sudah mengetahui bagaimana munculnya brand Adidas dan Puma. Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Rob]

 

Rekomendasi Editor Hari Ini:

Gadis Cantik di Balik Bisnis Toples Beromzet Ratusan Juta Rupiah per Bulan

Pemuda Ganteng Ini Raup Milliaran Rupiah Dari Bisnis Kreatif

Tips Kaya Raya ala Bob Sadino

Dior Asning Kosyu

Bercita-cita menjadi pemain basket, kini Dior berubah profesi menjadi jurnalis yang ingin memperbaiki Indonesia melalui tulisannya.

Facebook Twitter Google+