Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Studentpreneur Indonesia

Bisnis Kue Dalam Toples Dari Malang Ini Beromzet Ratusan Juta Rupiah


Pebisnis muda asal Malang ini menceritakan kisah suksesnya dalam berbisnis kuliner.

Bisnis kuliner memang tidak ada matinya. Begitulah prinsip yang dipegang oleh pemilik bisnis kuliner Bunchbead, Ferdha Agisyanto. Menurutnya, selama pebisnis kuliner bisa menyajikan makanan yang unik dengan cita rasa yang unik maka konsumen tidak akan ragu untuk membelinya. Oleh karena itu, dirinya mendirikan Bunchbead yang menyajikan makanan unik yang dikenal dengan nama cake in jar. Selain rasanya yang lezat, tampilan kue dengan beragam toping didalam sebuah toples yang menarik ini juga bisa menjadi objek foto untuk diunggah ke media sosial. Buncbead bisa dinikmati oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Berikut petikan wawancara dengan Ferdha Agisyanto mengenai bisnis kuliner yang dijalankannya.

 

Apa yang melatarbelakangi Anda untuk terjun di dunia bisnis?

Seperti yang dibilang banyak orang, bisnis kuliner adalah bisnis yang abadi. Selama bisa menciptakan makanan dengan cita rasa yang unik dan lezat maka bisa dipastikan konsumen akan membeli produk Anda. Selain itu, saya memulai bisnis kuliner ini juga dikarenakan belum adanya pebisnis yang menjalankan hal serupa di Malang. Hal ini tentu menjadi peluang tersendiri bagi saya untuk mengembangkan bisnis kuliner. Sejak didirikan pada tahun 2013 yang lalu, Bunchbead menerima banyak respon positif dari konsumen sehingga tetap menjadi tempat favorit untuk menikmati sebuah cake dengan cita rasa yang unik dan lezat.

 

Lantas, apa yang menjadi menu andalan dari Bunchbead dan tidak dimiliki oleh yang lain?

Sebelum memutuskan untuk berbisnis kuliner maka seorang pebisnis tentunya sudah melakukan berbagai riset agar bisa membuat makanan dengan cita rasa yang unik dan lezat. Oleh karena itu, saya pun melakukan riset yang cukup ketat dengan melibatkan teman-teman terdekat dan juga keluarga untuk mencicipi cake in jar yang menjadi ciri khas Bunchbead. Saya membutuhkan waktu sekitar enam bulan dengan berbagai macam modifikasi dari bahan bakunya sehingga tercipta kue yang lezat. Setelah menerima berbagai macam kritik dan saran yang konstruktif akhirnya terciptalah cake in jar yang menjadi favorit konsumen.

Setiap produk memiliki cita rasa yang unik sehingga menimbulkan sensasi yang berbeda ketika menikmatinya. Saya juga melakukan diferensiasi produk dengan memperbolehkan customer untuk melakukan custom dari menu yang dipesannya. Setiap orang bisa menikmati cake in jar dalam variant rasa yang berbeda-beda. Konsumen bisa menikmati fla dan whipped cream dengan rasa yang menggugah selera. Hal inilah yang menjadi keunikan tersendiri dimana konsumen tidak bisa mendapatkannya di tempat yang lain. Dengan cara seperti ini, saya mendapat respon positif sehingga membuat kosumen untuk datang kembali ke Bunchbead setiap minggu.

 

Bagaimana cara Anda menjaga kualitas produk selama ini?

Produk yang memiliki kualitas tinggi merupakan salah satu senjata bagi seorang pebisnis dan bukan hanya bisnis kuliner saja. Oleh karena itu, jangan pernah sekali-sekali mengecewakan konsumen karena kualitas produk yang dibelinya menurun. Konsumen seolah tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di belakang dapur, saat mereka membeli produk dengan harga tertentu maka kualitasnya juga harus sebanding. Hal ini saya pelajari dari beberapa teman bisnis yang banyak memberikan saran dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner. Jadi, sekalipun harga bahan baku pembuatan cake sedang melambung tinggi saya selalu menjaga agar kualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen tidak berubah dan tetap bermutu tinggi. Oleh karena itu, saya menetapkan batas margin 10% agar harga setiap cake yang terjual tidak terlalu tinggi karena adanya inflasi pada bahan baku.

 

Anda banyak melibatkan teman dalam berbisnis, apa saja peran mereka?

Teman-teman di sekitar saya memiliki peran yang sangat berarti dalam menjalankan bisnis. Lingkungan saya memang sangat mendukung dalam menjalankan bisnis. Saya banyak sekali mendapat referensi baru dalam mengembangkan bisnis kuliner dimana tidak saya dapat di bisnis sebelumnya. Saya berkecimpung dengan orang-orang yang memiliki pemikiran positif untuk terus berkembang di dunia bisnis, khususnya kuliner. Bahkan, saya juga belajar tentang standart operating procedure [SOP] dalam menjalankan sebuah bisnis. Hal tersebut sangat membantu dalam memanage setiap SDM yang ada maupun menjaga kualitas produk.

 

Apakah ada yang meragukan Anda dalam menjalankan bisnis kuliner?

Saya sempat terkejut saat orang tua meragukan keputusan saya untuk terjun di dunia bisnis kuliner. Hal ini dikarenakan bertolak belakang dengan pendidikan formal di bidang teknik saya pelajari selama ini. Terlebih, setelah lulus S1 Teknik Perencanaan Tata Kota Universitas Brawijaya. Saya selalu berusaha menjelaskan kepada mereka bahwa saya juga bisa berhasil dari bisnis kuliner. Pasalnya, setiap orang tua pun tidak menginginkan anaknya gagal dalam menjalani sebuah perjalanan kehidupannya termasuk saat menjalankan bisnis. Jadi, saya pun membuktikannya dengan serius terjun ke dunia bisnis kuliner ini dan menghasilkan pendapatan yang tidak sedikit tentunya.

 

Berapa omzet yang didapat dalam menjalankan sebuah bisnis kuliner sekarang?

Dalam sebulan, saya bisa menjual hingga 150-200 piece cake in jar dengan omzet mencapai 100-150 juta rupiah. Dengan catatan bahwa itu juga tidak hanya dari cake in jar saja karena Bunchbead juga menjual produk yang lainnya. Paling tidak, saya bisa menunjukkan bahwa bisnis kuliner ini memang dijalankan dengan serius. Pasalnya, dengan nilai tersebut itu menunjukkan bahwa Bunchbead memang bisa saya kelola dengan baik.

 

Apa target Bunchbead dalam waktu dekat untuk mengembangkan bisnis?

Malang memang sebuah kota yang sangat menjanjikan bagi semua orang untuk mengembangkan bisnis. Tapi, hal ini tidak membuat saya terus berdiam jika memang pasar menginginkan Bunchbead untuk hadir di banyak kota-kota besar. Sejauh ini, saya melihat Surabaya dan Kediri memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa mengembangkan Bunchbead. Jadi, dalam waktu dekat mungkin Bunchbead akan invasi ke kota-kota tersebut untuk mengenalkan dan memasarkan cake in jar dengan yang memiliki cita rasa yang unik dan lezat. Selain itu, mungkin saya akan mencoba berkolaborasi atau bekerja sama dengan beberapa pihak dalam mengembangkan bisnis. Diantaranya mungkin wedding organizer ataupun event organizer yang bisa memasukkan produk cake in jar sebagai produk yang ditawarkan kepada konsumen.

 

Apa saran yang bisa diberikan kepada mereka yang memulai bisnis?

Dalam memulai bisnis tentu Anda akan menghadapi kenyataan bahwa hasilnya tidak sesuai dengan ekspektasi. Hal itu sangat wajar sekali, karena menjalankan bisnis yang sukses memang tidak bisa secara instan. Ada banyak sekali proses yang dilalui sebelum seorang pebisnis mencapai kesuksesannya. Tapi, dengan sebuah kerja keras dan fokus dengan apa yang dilakukan maka perlahan kesuksesan itupun akan datang dengan sendirinya. Selalu lakukan evaluasi apa yang telah dilakukan. Jika memang menemukan sesuatu yang kurang baik maka segera perbaiki akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi ke depan nantinya.

ferdha-agisyanto

Dengan berbagai macam dinamika perkembangannya, Malang selalu menawarkan sesuatu yang unik termasuk kuliner. Jika sedang berada di Malang, maka tidak ada salahnya mencoba menu-menu yang dihidangkan oleh Bunchbead yang bisa menggugah selera makan Anda. Silakan tulis komentar Anda melalui kolom dibawah ini. Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Rekomendasi Editor Hari Ini:

Tips Membangun Bisnis Keluarga Ala Raja Pizza Kanada

Bermodal 10 Juta Rupiah, Pria Ini Jadi Milliarder di Tiongkok

Cara Membangun Koneksi Untuk Bisnis Anda

Agus Fariansyah

Agus Fariansyah adalah reporter Studentpreneur yang bercita-cita naik haji bersama keluarganya.

Facebook Google+