Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Wanita Sukses

Apakah Kim Kardashian Layak Disebut Ratu Marketing Dunia?


Kim Kardashian. Kamu bisa mendukungnya, kamu bisa membencinya, tapi kamu tidak mungkin tidak mengenal dia.

Apa yang muncul dalam benak kamu ketika mendengar nama Kim Kardashian? Foto-fotonya yang kontroversial? Keluarganya yang kaya raya? Atau mungkin keberaniannya dalam meng-upload video rekaman percakapan telepon antara Kanye West dan Taylor Swift beberapa waktu yang lalu Sobat Studentpreneur?

Hal apapun itu, kamu tidak dapat memungkiri bahwa Kim lebih dari sekadar sosok artis Hollywood. Ia sudah bertransformasi menjadi sebuah brand yang lekat di benak orang-orang, terlepas dari suka atau tidaknya mereka dengan Kim. Hebat sekali, bukan? Orang-orang yang mengaku membenci Kim pun turut membicarakannya tanpa henti. Hal tersebut membuktikan bahwa Kim merupakan marketer yang hebat terhadap branding dirinya sendiri.

Coba lihat berbagai akun media sosialnya. Followers-nya sudah mencapai 47,3 juta di Twitter, 28,9 juta likes di Facebook, dan 79,6 juta followers di Instagram, Kim berhasil mengumpulkan jumlah audiens yang lebih banyak dari kombinasi audiens yang dimiliki 10 perusahaan terbaik versi Fortune. Tidak berlebihan rasanya jika kita menyebut Kim sebagai salah satu ratu marketing di dunia, khusus untuk dunia digital. Hal apa saja yang bisa kamu pelajari dari sosok anak kedua dari keluarga Kardashian ini?

 

Benar-Benar Memahami Target Audiens

kim2

Hampir semua orang membicarakan aksi kontroversial Kim atau mengomentari pakaian yang dikenakannya. Beberapa yang lain tidak segan untuk menuliskan komentar-komentar bernada negatif pada berbagai akun media sosialnya. Namun, sebenarnya, siapa kelompok audiens yang ditarget oleh Kim? Di sinilah Kim membuktikan bahwa ia mampu memahami target audiensnya. Kim tahu bahwa target audiensnya adalah para penonton setia dari serial televisi Keeping Up with the Kardashians (KUWTK) yang juga rajin mengawasi berita tentang dirinya dan keluarganya melalui media.

Setelah mengidentifikasi target audiens dan benar-benar memahaminya, Kim memberikan konten yang sekiranya akan disukai oleh mereka, mulai dari hal-hal berbau uang, skandal, ketenaran, drama keluarga, dan lain sebagainya. Konten tersebut diolahnya ke dalam berbagai bentuk, seperti tweets ketika ia dan Keluarga Kardashian berlibur ke Bali, foto-foto ulang tahun anaknya yang mengusung tema tertentu, hingga selfies dalam balutan baju renang,

 

Konten yang Selalu Relatable

Coba tanyakan pada diri sendiri, selain brand pada bisnis kamu, hal-hal lain apa saja yang menjadi perhatian target audiens kamu? Apakah brand kamu juga harus ikut memberikan perhatian yang sama?

Kim tahu betul bahwa target audiensnya menyukai konten-konten yang terkait dengan seks, terlepas dari nilai tabu yang menyertai isu tersebut. Lagi pula, nama Kim mulai melejit setelah rekaman seksnya bocor ke ruang publik, entah disengaja atau tidak. Mungkin karena kejadian itulah Kim juga membentuk self branding yang identik dengan seksi dan kontroversial. Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa Kim berhasil menyediakan konten-konten yang relatable bagi target audiensnya. Sex sells and she knows it well.

 

Menggunakan Variasi Banyak Media

Tidak hanya sukses mengidentifikasi target audiens, Kim juga berhasil melebarkan sayapnya ke mana-mana sesuai dengan gaya hidup dari target audiensya. Ia tidak takut untuk mencoba berbagai platform promosi, tentunya didukung dengan riset mendalam dari timnya. Mulai dari media sosial hingga produk clothing sendiri, Melalui media-media tersebut, Kim menunjukkan gaya hidup yang ingin ia perlihatkan kepada orang-orang, baik target audiens maupun haters. Coba baca salah satu artikel online-nya, sepertinya hampir selalu ada komentar bernada negatif dari mereka yang tidak menyukai Kim. But guess what? Kim tidak butuh pernyataan memuja dari semua orang untuk bisa mendapatkan exposure yang diinginkan. Ia sadar betul akan hal tersebut dan justru memanfaatkannya untuk semakin melambungkan namanya.

 

Menciptakan Percakapan di Media Sosial

kim3

Sepertinya tidak perlu diragukan lagi bahwa Kim memiliki banyak hal untuk dibicarakan, membuat orang-orang jadi ikut membicarakannya. Lihat saja ketika ia dengan sengaja membocorkan video rekaman percakapan telepon antara Kanye dan Taylor beberapa waktu silam. Kim merasa “muak” dengan sikap Taylor yang seolah menjadi korban karena “dihina” oleh Kanye melalui lirik salah satu lagunya. Padahal, dalam video yang di-upload­­-nya ke Snapchat tersebut, terdengar jelas bahwa Taylor telah menyetujui pilihan lirik yang digunakan oleh Kanye.

Walaupun mungkin tindakan Kim tersebut cenderung kontroversial, tapi kamu harus mengakui keberaniannya. Saat Hari Wanita Internasional yang jatuh pada bulan Maret lalu, Kim juga turut “memeriahkan”-nya dengan meng-upload foto tanpa busana dengan caption: “When you’re like I have nothing to wear LOL”. Tentu saja ia mendapat berbagai tanggapan dari banyak pihak, baik sesama artis Hollywood sekali pun. Tidak lama kemudian, Kim menulis surat terbuka yang ditujukan kepada publik terkait dengan peristiwa tersebut, sekaligus untuk mengucapkan Hari Wanita Internasional.

Kamu tidak harus ikut mem-posting foto tanpa busana atau membocorkan dokumen berharga tertentu untuk menciptakan percakapan, tetapi cobalah memberi perhatian lebih pada tren-tren terkini dan ajaklah target audiens untuk membahas hal tersebut. Kamu bisa memanfaatkan media sosial seperti Twitter atau Facebook.

 

Menangani Kekurangan dan Memanfaatkannya

Ketika menyaksikan para artis melalui media tertentu, kita hanya melihat hal-hal yang ingin mereka perlihatkan pada audiens. Begitu juga halnya dengan Kim. Dengan segala perlakuan yang diterimanya, tidak mungkin ia tidak pernah merasa sedih atau bahkan depresi, tapi di depan kamera? Kim hampir selalu berhasil membuat audiensnya yakin bahwa ia memiliki hidup yang sempurna. Sepertinya Kim bahkan tidak pernah terlihat mengeluh berada di bawah spotlight seterang dan sesering itu.

Menariknya lagi, Kim juga pintar dalam memanfaatkan kekurangannya untuk menjangkau spotlight yang lebih terang lagi. Apabila dibandingkan dengan mayoritas model catwalk, postur tubuh Kim mungkin tidak memenuhi kriteria, namun ia tidak membiarkan hal tersebut “menelan” dirinya. Justru Kim memanfaatkan hal tersebut sebagai ladang bisnis. Sudah tidak terhitung berapa foto dan selfie bersama pelatih olahraganya yang di-upload ke media sosial. Belum lagi berbagai endorse dari obat diet dan peralatan olahraga. Kabarnya, Kim memasang harga sekitar US$200,000 untuk setiap tweet atau foto Instagram berbau endorse.

 

Konsisten dengan Konten dan Image

kim1

Kim paham siapa target audiensnya, memberikan konten yang relatable melalui berbagai media, lalu formula apa lagi yang dilakukannya sehingga bisa mempertahankan audiens? Jawabannya adalah konsistensi. Mulai dari pemotretan majalah, tweets, selfies di Instagram, hingga penampilannya di berbagai acara, Kim selalu memberikan konten yang relevan dan konsisten untuk pada target audiensnya. Setiap konten dirancang untuk memenuhi keinginan dan fantasi mereka.

Riset dan konsistensi. Terdengar familiar, bukan? Sama saja dengan yang dilakukan oleh brand besar seperti P&G. Mereka menciptakan iklan Thank You Mom dalam rangka London Olympics. Strategi tersebut membuat P&G terlihat lebih “membumi” dan berhasil menciptakan dampak yang mereka targetkan. P&G menerima lebih dari US$500 juta penjualan hanya dari kampanye iklan tersebut.

 

Mau menyukai atau membencinya, Kim Kardashian dapat menjadi “guru” yang cukup hebat dalam bidang marketing. Lihat bagaimana namanya sudah bertransformasi menjadi brand yang lekat dengan nilai-nilai tertentu di benak masing-masing orang. Kamu tidak perlu mengikuti setiap langkah yang dilakukan Kim, namun berusahalah untuk memahami target audiens dan sediakan konten-konten yang relevan dengan mereka. Lakukan secara konsisten melalui platform yang sesuai, bisnis kamu pasti bisa memiliki image yang melejit Sobat Studentpreneur.

Biru Cahya Imanda

Biru Cahya Imanda bekerja sebagai Head of Surabaya di Penulis.ID, sebuah perusahaan digital content agency ternama.

Facebook Twitter