Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People

Aburizal Bakrie


Siapa yang tidak kenal dengan nama Aburizal Bakrie? Tokoh yang terkenal sebagai salah satu orang yang berpengaruh di Indonesia ini pernah menjadi orang terkaya di Indonesia pada tahun 2007. Selain itu, kiprah Aburizal ini juga cemerlang dengan menduduki salah satu posisi strategis di pemerintahan. Ir.H. Aburizal Bakrie lahir pada tanggal 15 November 1946 di Jakarta. Tokoh yang kerap dipanggil dengan nama Ical ini juga menjadi ujung tombak partai Golkar. Kini Ical menjadi salah satu pebisnis sekaligus praktisi politik yang namanya sering diperbincangkan. Keberhasilannya dalam memimpin perusahaan yang diwariskan oleh Ayahnya mengantarkan Ia menjadi orang sukses. Dibawah kepemimipinan Aburizal, perusahaan ini mampu bertahan walaupun perekonomian dihempas badai krisis yang hebat. Bahkan, kesuksesan usahanya menempatkan Ical menjadi salah satu orang terkaya di Asia Tenggara pada saat itu.

Ical juga berkiprah aktif dalam dunia usaha di Indonesia. Ia dipercaya untuk menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia dari tahun 1994 hingga tahun 2004. Pengalamannya dalam mengetuai Kadin ini membawa pengaruh yang besar dalam pengambilan kebijakan pemerintah. Periode kepemimpinan yang cukup lama berhasill membuat Ical sebagai tokoh kuat dalam persoalan nasional yang lebih besar. Bahkan Ical sudah menjadi ikon dari Kadin Indonesia (Kamar dagang dan Industri). Kesuksesan Ical dalam berbisnis dan kiprah menjajaki dunia politik mulai mendapatkan perhatian yang besar ketika namanya ditunjuk sebagai Menko Perekonomian dalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu pada tahun 2004. Selanjutnya Ia terpilih lagi sebagai Menko Kesra setelah masa baktinya habis sebagai Menko Perekonomian.

Pada tahun 2007, keluarga Bakrie menjadi terkenal lebih luas setelah Majalah Forbes Asia menobatkan Aburizal Bakrie sebagai orang terkaya di Indonesia. Rahasia kesuksesan keluarga Aburizal terletak pada kemampuan melipatgandakan kekayaannya. Forbes membeberkan bahwa total kekayaan Aburizal pada saat itu sebesar 5,4 miliar dolar atau setara 50,2 triliun rupiah. Peringkat kekayaan Aburizal yang naik 5 peringkat keurutan pertama merupakan hasil jerih payah dalam mengelola raksasa bisnisnya. Aburizal menggusur lima taipan ekonomi Indonesia sekaligus, termasuk Sukanto Tanoto, pemimpin Grup Raja Garuda Mas dalam tempo satu tahun. Kesuksesan perusahaan ini diuntungkan oleh harga komoditas yang sedang melonjak di pasar dunia dan tren investor global yang berpindah di kawasan Asia Pasifik. Salah satu perusahaannya, PT Bumi Resources Tbk merupakan perusahaan yang mendapatkan keuntungan yang berlipat. Perusahaan yang bersaing dalam komoditi batubara ini mendapatkan permintaan yang banyak dari Cina maupun India. Bagai efek domino, saham yang ditawarkan oleh PT Bumi Resources Tbk diburu oleh investor. Sehingga harga sahamnya menjadi naik berlipat.

Bukan hanya PT Bumi Resources saja yang mendapatkan keuntungan, perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Ical juga mendapatkan banyak keuntungan. Rahasia kesuksesan gurita bisnis keluarga Ical bukan saja dipengaruhi oleh kepiawaian perusahaan dalam melipatgandakan kekayaan. Menurut Presiden Komisaris Bumi Resources, Suryo Sulistyo mengatakan bahwa kesuksesan itu tak lepas dari langkah yang cepat Group Bakrie dalam membajak professional handal untuk menduduki top manajemen. Selain itu, menurut Dradjad Wibowo, kesuksesan bisnis Bakrie merupakan gabungan dari keberuntungan, kepandaian membaca pasar, serta kedekatan dengan lingakaran kekuasaan. Orang lain menambahkan bahwa kesuksesan ini juga dipengaruhi oleh faktor kemujuran.

Pada tahun 2011, kekayaan Ical ditaksir sebesar 890 juta dolar oleh Forbes. Jumlah kekayaan ini menurun drastis atau turun 57 persen dari tahun 2010. Aburizal harus puas bertengger pada urutan 30 dalam jajaran orang terkaya di Indonesia pada tahun tersebut. Namun bukan berarti perjalanan Ical berjalan lancar tanpa hambatan. Tahun 2006, salah satu anak perusahaan Bakrie menuai banyak protes oleh masyarakat. Pasalnya, kegiatan pengeboran yang dilakukan anak perusahaan Ical diklaim sebagai penyebab bencana lumpur Lapindo. Bencana ini mengakibatkan kerugian lebih dari 10 ribu penduduk dan lebih dari 400 hektar lahan yang terendam oleh lumpur. Sampai saat ini, masalah tersebut belum terselesaikan seluruhnya.