Best People Studentpreneur Indonesia
Anak Muda Ini Hasilkan Ratusan Juta Per Bulan Dari Bisnis Olahan Daging
“Apapun kesulitannya jangan pernah menyerah untuk mencapai impian Anda.”
Aristya Angkawijaya adalah salah satu dari sekian banyak pembaca setia Studentpreneur yang telah memiliki usaha sendiri. Produk unggulannya adalah sosis dengan merk dagang Wunder yang telah masuk ke berbagai Hotel, Restoran & Katering. Selain itu baru-baru ini Aristya juga telah membuka salah satu kedai sosis di kompleks Supermarket Papaya Margorejo Surabaya. Mari kita simak obrolan pebisnis muda Surabaya ini dengan tim Studentpreneur.
Halo Aristya. Bagaimana cerita awal Anda mendirikan usaha ini?
Yang pertama sejak kecil saya suka makan sosis. Lalu saya juga terdorong untuk membangun usaha ini karena menyadari bahwa bisnis pengolahan sosis sudah ada sejak tahun 1800-an dan tetap eksis hingga masa kini, jadi sudah terbukti eksistensinya. Di Indonesia sendiri peluang di bidang pengolahan daging masih besar karena masih terbatasnya kompetitor khususnya di Jawa Timur, dan mutu sosis berkualitas yang dihasilkan saat ini pun masih terbatas. Pada saat saya start up bisnis ini, saya masih berstatus mahasiswa semester 5 di jurusan Arsitektur dan sedang dalam kondisi terdesak karena dihadapkan pada kenyataan untuk menemukan pekerjaan karena sudah mendekati kelulusan. Saat itu saya benar-benar terbeban pikiran karena sudah memiliki pasangan dan bingung bagaimana dengan masa depan saya dan pasangan (saat ini sudah mantan). Akhirnya saya putuskan untuk membangun bisnis pengolahan daging sendiri dengan modal hanya dua juta setengah.
Modal dua juta setengah?
Iya, modal awalnya cuma punya dua juta setengah. Waktu itu yang ada di pikiran saya hanya bagaimana cara untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan menggunakan peralatan yang murah dan sesederhana mungkin karena terbatasnya modal. Waktu itu peralatan yang digunakan sangat sederhana, yaitu mesin giling dan selongsong sosis buatan sendiri.
Membangun usaha sendirian pasti banyak kesulitannya kan?
Wah banyak sekali, bahkan sering down. Untungnya saya mempunyai saudara ipar yang kebetulan juga punya usaha produksi yang selama ini menjadi mentor saya dan keluarga yang selalu mengembalikan motivasi saya kembali ke tujuan awal. Kemudian yang menjadi masalah terbesar itu adalah menemukan formula, bagaimana caranya sampai bisa menemukan rasa dan tekstur yang benar-benar pas di lidah orang Indonesia. Berpuluh-puluh kali saat trial saya menemukan yang namanya kegagalan. Semua sosisnya dibuang karena selalu ada kesalahan. Masalah selanjutnya adalah pencarian supplier. Karena bahan baku sosis yang tidak umum maka hampir semua bahan baku yang berhubungan dengan sosis sulit sekali didapatkan. soalnya masalah terbesarnya di bahan baku seperti selongsong dsb.
Trus gimana ceritanya sampai akhirnya bisa menemukan formula yang pas?
Saya mencari tahu sendiri semua metode dan resep dari buku-buku dan artikel-artikel makalah penelitian mahasiswa Jerman dari Internet, jadi intinya belajar secara otodidak. Tetapi yang paling membantu sebenarnya adalah buku-buku yang membahas tentang Basic Meat Processing Technology. Setelah teori dirasa sudah cukup, saya coba bereksperimen sendiri dan gagal terus selama 2 tahun sampai akhirnya menemukan formula yang pas. Bisnis olahan daging sama sekali tidak mudah.
Lalu kalau supplier?
Pertamanya bahan baku kita dapatkan dari pasar tradisional. Lalu karena alasan higienis dan ketidakprofesionalan dari penjual, akhirnya saya beralih mencari supplier sendiri yang qualified dan profesional dari media Yellow Pages dan internet. Selain itu juga saya juga mendapatkan referensi dari kolega yang memiliki pengalaman di bidang yang hampir sama.
Setelah masalah formula dan supplier selesai, selanjutnya gimana cara memasarkannya?
Kami menggunakan teknik door-to-door dan menjual ke relasi, teman dan keluarga dekat. Pada waktu awal kami juga sangat kesulitan untuk membuat calon pelanggan percaya dengan produk kami karena produk kami masih baru dan belum dipercaya. Solusinya kami memberi tester supaya mereka bisa mencoba dan menilai secara langsung. Selain itu kami menjelaskan perbedaan produk kami dengan yang lainnya dimana semua produk kami diproses secara tradisonal tanpa bahan kimia ataupun pengawet. Kami hanya menggunakan bahan baku nomer satu karena kami menjual kualitas bukan kuantitas. Saya percaya kalau makanan itu enak pasti banyak orang suka. Jika banyak orang suka, secara tidak langsung mereka akan merekomendasikan sendiri ke orang lain, atau istilahnya mouth to mouth. Hasilnya pun banyak orang yang mendengar dan tertarik untuk mencobanya. Selain itu kami juga membuka gerai hotdog “Knacker” yang berlokasi di Jl. Margorejo (komplek Supermarket Papaya) yang menjual produk kami yang sudah matang supaya orang-orang juga bisa melihat langsung produk-produk kami dan bisa mencoba langsung rasanya.
Siapa saja pelanggan Anda?
Pelanggan utama kami mayoritas adalah Horeka, yaitu Hotel, Restoran, Supermarket dan Katering. Sudah banyak hotel dan restoran di Surabaya yang menjadi pelanggan kami. Kami juga memiliki pelanggan tetap yang berasal dari kota-kota besar di pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, dan lain-lain. Selain itu kami juga memiliki distributor dan agen / reseller yang menyalurkan produk kami di daerah lain.
Wow, banyak ya pelanggan Anda. Bagaimana cara distribusinya?
Untuk pesanan yang jumlahnya sedikit, kalau di wilayah Surabaya langsung karyawan kami sendiri yang akan mengirimnya, kalau di luar Surabaya menggunakan jasa ekspedisi. Jika pesanan dalam jumlah banyak, kami menggunakan kereta api untuk distribusi wilayah Pulau Jawa dan Cargo port to port untuk luar pulau dengan alasan ekonomis dan efisiensi waktu, supaya produk kami dapat diterima oleh konsumen dengan kualitas yang tetap sama pada saat dikirim.
Kalau boleh tahu omset bulanannya saat ini sudah mencapai kisaran berapa ya?
Saat ini sudah mencapai kisaran 100 juta. Paling tinggi waktu akhir tahun menjelang natal dan tahun baru.
Fantastis! Lalu apa target Anda selanjutnya?
Rencana dalam 3 tahun ke depan bisa menjadi industri besar di Indonesia dengan visi memproduksi makanan yang mengutamakan kualitas. Profit juga termasuk tapi bukanlah prioritas utama. Kita lebih ingin mengenalkan ke masyarakat bahwa sosis berkualitas itu tidak selalu mahal. Selain itu saya juga bercita-cita memiliki banyak restaurant chain yang menghidangkan menu khusus sosis yang tersebar dimana-mana.
Oke, punya tips buat Sobat Studentpreneur supaya berani berbisnis di bidang yang penuh resiko seperti Anda?
Apapun kesulitannya jangan pernah menyerah untuk mencapai impian anda. Ketika kita menyerah, maka habislah sudah. Pada prinsipnya apapun bidangnya dan sesulit apapun, bisnis itu sebenarnya bisa dijalankan dan sukses asalkan kita memiliki niat dan tekat. Yang paling utama adalah ACTION! Bukan terlalu banyak teori tapi akhirnya tidak jalan.
Jadi Sobat Studentpreneur, semoga kisah sukses Ariestya bisa menginspirasi Anda untuk berani memulai usaha. Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau mengikuti kelas-kelas online gratis di Studentpreneur.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Cara Mencari Investor Untuk Startup Baru
How to Sell Anything in 3 Simple Steps
Membangun Bisnis yang Bisa Berjalan Sendiri