Berita Bisnis Tips
Apa Itu Startup?
“Bro, yuk bikin startup”
Definisi anak gaul di Indonesia sekarang sudah berubah. Kalau dulu istilah anak gaul adalah kamu yang mendirikan band, sekarang anak gaul itu orang yang bisa mendirikan startup. Cita-cita anak muda di kota besar Indonesia telah bergeser dari mendirikan band menjadi mendirikan startup. Tapi, apa itu startup? Apakah bisnis jualan kaos yang kamu jalankan berdua dengan temanmu itu bisa dibilang startup? Lalu bagaimana dengan Go-Jek yang sampai mendapatkan pendanaan hingga milliaran dollar itu bisa disebut startup? Yuk kita bahas satu per satu Sobat Studentpreneur, mulai dari apa itu startup dan apakah perusahaan kamu bisa disebut startup atau bukan.
Apa itu startup?
Penjelasan arti kata startup sendiri ada berbagai versi. Kalau menurut kamus, startup adalah bisnis yang baru saja berdiri. Apakah mendirikan bisnis saja sudah bisa disebut startup? Tidak kalau menurut pendiri YCombinator, Paul Graham. Beliau telah sukses mendanai banyak sekali startup teknologi sukses di Amerika melalui program akselerator YCombinator. Versi Paul Graham, startup adalah perusahaan yang selalu mementingkan pertumbuhan. Ketika perusahaan sudah tidak lagi tumbuh pesat, perusahaan tersebut tidak bisa lagi disebut startup.
Kemudian menurut salah satu co-founder dan CEO startup asal Amerika Warby Parker yang bernama Neil Blumenthal, berpendapat bahwa startup adalah perusahaan yang berusaha menyelesaikan masalah ketika belum ada solusi yang jelas. Masih menurut Neil, startup mempunyai tingkat kesuksesan yang tidak terjamin, sehingga sangat berisiko untuk dijalankan.
Definisi menarik lainnya mengenai startup datang dari Perdana Menteri India, Narendra Modi. Dalam pidatonya di acara Startup India, Narendra berpendapat bahwa startup adalah perusahaan yang:
- Berusia di bawah 5 tahun.
- Mempunyai turnover finansial di bawah sekitar 5 juta dollar (sekitar 66,5 milliar rupiah) per tahun dalam 5 tahun terakhir.
- Bekerja dalam menciptakan inovasi, pengembangan, dan komersialisasi dari produk, proses, dan jasa baru yang menggunakan teknologi ataupun properti intelektual lainnya.
Maka dari tiga pendapat dari pakar startup di atas, jadi, apa itu startup?
- Baru didirikan dan berusia di bawah 5 tahun. Selain Perdana Menteri Narendra, Paul Graham juga pernah mengatakan bahwa perusahaan yang berusia 5 tahun masih boleh mengaku startup, namun apabila berusia 10 tahun, sudah tidak layak lagi disebut startup.
- Mempunyai kemampuan finansial yang belum terlalu tinggi.
- Berusaha menyelesaikan masalah dengan menciptakan inovasi produk, proses, maupun jasa baru yang menggunakan teknologi.
- Selalu berusaha untuk mengincar pertumbuhan yang tinggi.
Beda antara startup dengan UKM
Setelah memahami penjelasan arti kata startup, apa bedanya antara startup dengan usaha kecil menengah (UKM)? Inilah beberapa faktor penting yang kami rasa bisa menjawab apa bedanya startup dengan ukm:
- Perbedaan dalam melihat pertumbuhan perusahaan
Dalam UKM, tumbuh 20%-30% per tahun bisa dibilang kesuksesan yang luar biasa. Tapi bagi perusahaan startup, itu adalah pertumbuhan yang sangat rendah. Paul Graham bahkan menargetkan pertumbuhan 5% tiap minggu bagi startup yang tergabung di YCombinator. Startup memandang pertumbuhan sebagai suatu yang sangat penting.
- Hubungannya dengan pendanaan
Tentu kamu tidak asing lagi dengan situs-situs seperti Techcrunch ataupun Tech in Asia. Mereka seringkali membicarakan banyaknya startup mendapatkan pendanaan hingga jutaan dollar. Dengan tren industri serta banyaknya contoh kesuksesan di Amerika dan Tiongkok, jumlah investasi yang masuk di perusahaan startup jauh lebih besar daripada sekedar UKM.
- Merencanakan exit strategy
Kebanyakan startup telah merencanakan exit strategy dari awal, entah itu melalui akuisisi atau IPO. Hal ini sangat berbeda dengan sudut pandang UKM, yang cenderung ingin membangun bisnis yang bisa bertahan sampai berbagai generasi. Pelaku UKM sangat jarang merencanakan exit strategy.
Lalu, apakah startup favoritmu itu masih “startup”?
Setelah memahami apa artinya startup, pertanyaan berikutnya adalah apakah startup favoritmu itu masih bisa disebut startup? Mengenai pertanyaan ini, kami akan beri ilustrasi perusahaan startup asli Indonesia yang sangat dicintai, Go-Jek. Kami akan melakukan evaluasi dengan checklist berupa inovasi, pertumbuhan, usia, dan turnover perusahaan.
Inovasi
Go-Jek adalah perusahaan yang terus menerus mengedepankan inovasi. Mengawali bisnisnya dengan layanan ojek online, mereka berekspansi menjadi perusahaan transportasi yang bisa melayani segalanya, mulai dari ojek motor, mobil, delivery makanan, dan lain-lain. Go-Jek juga telah memasuki ranah fin-tech dengan menciptakan Go-Pay. Inovasi tiada henti dari Go-Jek ini menunjukkan mereka mempunyai karakteristik startup.
Pertumbuhan
Dimulai dari Jakarta dengan beberapa driver, kini Go-Jek telah tumbuh pesat. Mereka telah melayani berbagai kota besar di Indonesia serta mempunyai jumlah driver mencapai 200 ribu orang. Go-Jek telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat hingga mendapatkan perhatian investor asing yang rela menanamkan modal hingga puluhan trilliun rupiah untuk Go-Jek. Tingkat pertumbuhan yang pesat merupakan salah satu ciri khas startup yang dipunyai oleh Go-Jek.
Usia
Go-Jek secara resmi didirikan pada tahun 2011 oleh Nadiem Makarim. Namun saat itu, Nadiem belum terlalu serius mengurusinya. Go-Jek baru serius dikerjakan sekitar tahun 2014. Apabila kita menarik dari tahun 2011, tentu Go-Jek tidak bisa disebut startup. Namun apabila kita menganggap mereka baru beraktivitas serius dari 2014, maka Go-Jek masih bisa disebut startup.
Turnover perusahaan
Mengikuti rumus dari Perdana Menteri Narendra mengenai penjelasan arti kata startup, perusahaan harus mempunyai turnover kurang dari 66,5 milliar rupiah. Berapa turnover yang ada di Go-Jek? Apabila kita menghitung dari data Tech in Asia mengenai finansial Go-Jek, kita bisa mengira-ngira turnover mereka. Go-Jek merilis bahwa mereka mendapatkan 20 juta booking dalam bulan Juni 2016. Apabila kita membuat rata-rata tiap booking hanya 10 ribu rupiah, maka Go-Jek sudah mendapatkan 200 milliar dalam sebulan, atau sekitar 2,4 trilliun per tahun. Dari turnover yang sudah menembus trilliunan rupiah, maka jelas Go-Jek tidak bisa lagi disebut perusahaan startup. Go-Jek telah tumbuh dari startup menjadi perusahaan yang sangat besar, dengan turnover finansial di atas 1 trilliun rupiah.
Setelah membaca definisi dari beberapa pakar dan study case dari Go-Jek, kami harap kamu bisa lebih memahami mengenai apa itu startup. Namun, startup adalah sebuah fase yang harus dilewati sebelum kamu bisa jadi perusahaan yang besar dan keren seperti Go-Jek. Good luck Sobat Studentpreneur!
Kamu juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau mengikuti kelas-kelas online gratis di Studentpreneur.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Lean Startup, Apa yang Perlu Kamu Tahu Tentang metode Ini
Cara Mencari Investor Untuk Startup Baru
Performance-Based Digital Marketing Oleh Italo Gani