Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis

Aplikasi-Aplikasi Ini Berebut Hati Masyarakat Anti Sosial


Kata siapa hanya orang gaul saja yang boleh pakai aplikasi? Belakangan ini bermunculan aplikasi demi aplikasi sosial yang justru ditujukan pada mereka yang anti-sosial. Artinya, Anda tidak harus sosial dalam kehidupan nyata untuk bisa menggunakan aplikasi-aplikasi ini.

Cloak, sebuah aplikasi yang diluncurkan oleh Chris Baker awal tahun ini, menjadi berita utama di seluruh dunia karena janjinya untuk membantu Anda menghindari menabrak orang yang tidak ingin Anda lihat di dunia nyata. Anda tinggal membuka aplikasi ini dan ia akan menampilkan lokasi di mana teman-teman jaringan sosial Anda berada dalam bentuk peta. Jika frenemies Anda check-in di lokasi-lokasi dengan layanan seperti Foursquare, maka Cloak akan menunjukkan lokasi terakhir mereka check-in. Jika mereka menggunakan Instagram, maka Cloak akan menunjukkan di mana mereka terakhir posting foto.

anti-sosial

Chris Baker, orang di balik Cloak sendiri tampaknya seorang anti-sosial. Salah satu proyek sebelumnya, Hate With Friends, adalah sebuah aplikasi web untuk membantu Anda menyelidiki jika ada teman-teman Facebook Anda yang saling membenci satu sama lain. Begitu pula dengan Rather yang memungkinkan Anda mengganti foto-foto yang tidak ingin Anda lihat di feed sosial media Anda dengan gambar lain (misalnya foto bayi menjadi gambar kucing)

Aplikasi lain yang agak mirip dengan Cloak adalah Split, yang diluncurkan segera setelah Cloak meledak di pasaran. Meskipun tidak mendapat liputan media sebesar Cloak, Split berhasil menarik pendanaan senilai 1 juta dolar. Pendiri Split, Udi Dagan, mengaku menciptakan aplikasi ini setelah bertabrakan dengan dua mantan pacarnya dalam satu malam. Selain menggunakan sosial media untuk mengidentifikasi dimana mereka berada, Split juga memiliki ‘danger zone’ yang mana adalah tempat nongkrong rutin mereka. Fitur lain yang menonjol adalah Split mampu menyarankan rute pelarian. Dagan menyebut Split sebagai “the art of subtle avoidance” dan mengatakan banyak orang, yang awalnya mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap pelanggaran privasi pada app ini, mengakui melihat manfaat dari aplikasi ini setelah disajikan dengan skenario tertentu, misalnya menghindari berpapasan dengan orang tua Anda ketika Anda sedang pada kencan pertama.

Solusi anti-sosial dasar lainnya adalah Hell is Other People. “Ini adalah sebuah eksperimen dalam media anti-sosial,” kata pencipta situs. “Menggunakan Foursquare, situs ini akan melacak ‘teman’ dan menghitung lokasi optimal untuk menghindari mereka.”

Tidak semua solusi menghindari orang berarti benar-benar melarikan diri secara fisik. Ada pula alternatif lain yang mengijinkan Anda curhat dengan orang asing tanpa sepenuhnya mereka mengetahui identitas Anda.

Secret, yang dirilis awal tahun ini, memungkinkan anonim berbagi rahasia. Anda akan menemukan pengakuan tentang segala sesuatu dari urusan seperti bagaimana orang suka makan semua biskuit cokelat di rumah.

Aplikasi lain, Anomo, memungkinkan penggunanya chatting secara anonim melalui avatar. Pendiri aplikasi ini mengatakan 85 persen dari penggunanya berusia 16-27.

Kelompok riset MIT Media Lab Playful System baru-baru ini mengumumkan proyek 20 Day Stranger. Proyek ini memungkinkan orang-orang seolah berjalan dalam sepatu orang asing selama 20 hari. Mereka memasangkan dua orang secara anonim dan membiarkan mereka mengikuti jejak digital masing-masing melalui posting foto dan check-in.

Jadi, tidak cuma extrovert saja yang boleh menikmati media sosial. Bahkan introvert kini sedang serius menjadi market bagi sejumlah pengembang aplikasi. Unik ya? 🙂 Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Abi]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Dari Pengusaha Furnitur Menjadi Orang Nomor 1 Indonesia

Kreativitas Dalam Berbisnis

Ini Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+