Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis

Bermula dari Pojok Apartemen, Perusahaan ini Mencetak IPO Terbesar Sepanjang Sejarah


Alibaba Akan Memecahkan Rekor IPO Terbesar. Tahukah Anda Mereka Dimulai Dari Sebuah Apartment.

Pagi ini, Alibaba mulai memperdagangkan saham mereka dalam Bursa Saham New York dengan nama kode “BABA”. Hebatnya, mereka berani menetapkan harga per lembar saham mereka lebih banyak dari perkiraan awal seharga $60 – $66, yakni $68. Harga ini berarti, Alibaba bisa mencetak penjualan hingga $21.8 miliar. Ini juga berarti bahwa Alibaba akan mengukuhkan diri sebagai pencetak IPO terbesar di antara semua perusahaan yang pernah melantai di bursa saham New York. Nilai perusahaan Alibaba juga akan melejit hingga $167,6 miliar. Tepat berada di antara pemain-pemain besar di industri teknologi seperti Amazon ($150,2 miliar) dan Facebook ($200,2 miliar) yang sudah melantai terlebih dahulu.

jack-ma-2

Siapa saja yang akan panen?

Pada 3 seri Alibaba IPO Saga kita sebelumnya, kami telah mengulas 2 perusahaan dan 1 individual dengan kepemilikan terbesar di Alibaba. Mereka adalah Softbank, Yahoo, dan Jack Ma. Pada IPO ini, Jack Ma, sang mantan guru Bahasa Inggris pendiri Alibaba ini, rencananya akan menjual sekitar sekitar 12,8 juta saham atau 6% dari total sahamnya saat ini di Alibaba. Itu berarti, ia akan meraup total $867 juta. Sementara Softbank, pemegang saham terbesar Alibaba bersikukuh untuk mempertahankan saham mereka. Yahoo lain lagi. Sebagai investor terbesar kedua di Alibaba, mereka akan menjual sebanyak 40% kepemilikan mereka di Alibaba, menyisakan sekitar 15,6% pasca IPO. Totalnya, Yahoo akan mendapat suntikan dana segar sebesar $8.3 miliar.

Kemenangan Alibaba menunjukkan bahwa sebuah perusahaan yang dimulai dari Asia pun bisa sukses mendominasi pasar internet dunia. Memang, dengan 600 juta pengguna internet aktif, Tiongkok adalah pasar yang sudah lama diidam-idamkan perusahaan seperti eBay hingga Google. Namun banyak problema yang muncul, terutama regulasi, membuat mereka menyerah. Sedangkan, sekitar 20 perusahaan internet dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia, asalnya dari Tiongkok. Maka, sejak eksekutif Alibaba mulai mengisyaratkan tentang IPO, investor mulai gelisah untuk berebut saham demi memasuki pertumbuhan dan perkembangan sektor internet di Tiongkok.

Firma riset eMarketer memperkirakan, di tahun ini ada 4,6 miliar pengguna smartphone di seluruh dunia. Pada 2017, jumlah itu akan meningkat menjadi 5,1 miliar, atau dua-pertiga penduduk dunia. Di awal tahun ini, Facebook membeli WhatsApp seharga $19 miliar. Kala itu, WhatsApp memiliki sekitar 600 juta pengguna aktif perbulan. Tapi WeChat, aplikasi serupa milik Tencent, perusahaan Tiongkok, telah memiliki sekitar 450 juta pengguna aktif perbulan dan baru mulai menjajaki pasar di luar Tiongkok.

“Internet dimulai ketika Yahoo go public di Amerika Serikat. Saat itu, mayoritas pengguna internet ada di Amerika Serikat. Maka, mudah sekali untuk fokus pada satu tempat dan satu perusahaan,” kata Tomer Kagan, salah satu pelaku dan pengamat industri teknologi di California, dikutip dari USA Today. “Dengan smartphone, maka fenomena ini terjadi di mana saja pada saat yang sama. Pengguna dari Tiongkok rata-rata lebih banyak menggunakan aplikasi dan menghabiskan lebih banyak uang pada smartphone mereka daripada pengguna di Amerika Serikat. Perubahan ini mempengaruhi lanskap secara dramatis.”

Bayangkan kalau hal ini terjadi di Indonesia? Bukannya tidak mungkin. Kita hidup di sebuah lanskap global dengan sejuta kesempatan. Dunia akan selalu berputar. Pasar akan selalu berubah. Indonesia bergerak ke arah bertumbuhnya usia produktif. Tinggal kita tunggu kemunculan Jack Ma – Jack Ma dari Indonesia. Andakah itu? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Alville]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Bersahabat, Geng Mahasiswa Ini Bangun Bisnis Tas Sukses

Perusahaan Ini Punya 500 CEO

Mulai Belajar Saham Dengan Modal Hanya 1 Juta Rupiah

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+