Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Inovator Studentpreneur Indonesia

Bustiket Solusi Terpadu Pelayanan untuk Penumpang Bus di Indonesia


Berusaha tidak melupakan jasa bus di tengah ramainya transportasi online, ini yang Theo Rusli lakukan.

Pada tahun 2015 silam, Indonesia mulai memasuki masa fenomenal bagi perkembangan layanan transportasi on demand. Baru memasuki tahun pertama, aplikasi ojek Online pun menjadi solusi sekaligus angin segar moda transportasi umum bagi masyarakat Indonesia. Layanan transportasi dengan memanfaatkan teknologi pun kian berkembang, berawal dari kendaraan motor roda dua dan juga roda empat. Tidak hanya itu, perkembangan teknologi kian meluas dan merambat ke dalam pemesanan hotel, tiket pesawat, dan juga kereta api secara online.

Meskipun pesat, perkembangan transportasi berbasis online sebenarnya belum merata. Bagaimana tidak? Dari moda transportasi yang ada di Indonesia, masih ada saja layanan atau pemesanan tiketnya masih dilakukan secara manual atau konvensional, salah satunya bus. Padahal bus merupakan salah satu moda tranportasi utama yang hingga kini masih digunakan oleh sebagian besar masyarakat di kota besar hingga wilayah pelosok di Indonesia.

Theo Rusli memanfaatkan peluang tersebut dan kemudian menjadikan bus sebagai ide startup terbaru miliknya yang disebut dengan Bustiket.com. Dengan Bustiket, para penumpang bisa secara langsung menentukan rute bus, tanggal keberangkatan, dan juga harga tiket yang konsisten dalam bentuk E-ticket tanpa harus membeli tiketnya langsung ke terminal bus. Setelah melakukan pembelian, para penumpang bisa menukan e-ticket tersebut dengan tiket asli sesaat sebelum berangkat di terminal.  Tidak hanya itu, Bustiket juga menyediakan beragam pilihan pembayaran, mulai dari kartu kredit, transfer bank, pembayaran melalui indomaret/alfamart, dan juga pembayaran melalui Doku.

Theo Rusli. Photo credit: bustiket.com

Lalu kira-kira bagaimana cerita Theo Rusli dalam membangun Bustiket.com? Nah Sobat Studentpreneur, yuk simak wawancara eksklusif kami bersama CEO Bustiket.com, Theo Rusli.

 

Hai, Mas Theo, kalau boleh diceritakan apa itu Bustiket.com?

Photo credit: Bustiket.com

Perusahaan kami berdiri sejak akhir tahun 2015, bustiket.com merupakan perusahaan berbasis teknologi yang menyediakan solusi terpadu bagi seluruh perusahaan bus di Indonesia. Jadi, seperti yang sudah diketahui, bus merupakan moda transportasi utama yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Baik di dalam kota-kota besar, kota kecil, dan juga wilayah pelosok di Indonesia.

Meskipun memiliki banyak peminat, sayangnya untuk permasalahan booking tiket, perusahaan bus ini masih menerapkan cara konvensional yang manual, kompleks, dan ribet pokoknya. Terlebih lagi banyak perusahaan yang masih buta teknologi yang menjadi salah satu penyebab mengapa proses pemesanan tiket bus tersebut terasa sulit, rumit, dan juga kompleks.

Nah, dari permasalahan seperti itulah Bustiket.com hadir untuk menjadi sebuah solusi dengan menjadikan proses booking itu aman, simple, dan juga mudah sama seperti booking tiket pesawat.

 

Mas Theo, dengar-dengar ada kejadian unik yang juga menjadikan latar belakang berdirinya bustiket.com?

Ya, sebenarnya ada kejadian lucu mengapa akhirnya bustiket ini hadir. Waktu itu, saya baru balik dari US dan diajak oleh teman-teman saya untuk berlibur ke Karimun Jawa. Pada saat itu sekitar tahun 2015, teman-teman saya sudah mengatur jadwal, membeli tiket pesawat, dan juga lainnya. Namun pada saat itu ada suatu alasan sehingga membuat jadwal tersebut diganti, pada jadwal yang diganti itu saya masih ragu apakah bisa ikut atau tidak.

Akhirnya teman-teman saya sudah memesan tiket dan pada last minute tanggal keberangkatan, saya akhirnya memutuskan untuk ikut. Namun, karena memang terlalu mepet akhirnya satu-satunya transportasi pilihan yang paling masuk akal adalah bus. Ternyata, memesan tiket bus bukanlah hal mudah. Bahkan di travel agent pun saya tidak menemukan yang menjual tiket bus, lalu saya ke terminal bus dan ternyata tiket bus hanya bisa dibeli langsung di terminal asal ataupun tujuan. Belum lagi ketika di terminal, harga yang ditawarkan sangat tidak konsisten.

Nah, dari pengalaman itulah saya berpikir kalau seharusnya ada cara yang lebih baik untuk mengatur permasalahan ini. Karena saya juga kebetulan memiliki background dari bidang IT dan juga memiliki saudara yang bergerak di bidang bus, akhirnya terciptalah Bustiket.com ini.

 

Lalu apa yang membedakan Bustiket.com dengan startup transportasi serupa lainnya?

Photo credit: Bustiket.com

Selain dari jenis transportasi yang dipilih, Bustiket.com juga mengadopsi teknologi dengan sistem end-to-end.  Teknologi ini yang membuat Bustiket.com menjadi sebuah jembatan bagi pembeli yang membutuhkan sekaligus membantu operator bus untuk mendapatkan pembelinya. Tidak hanya untuk konsumen, Bustiket.com juga menyediakan sistem manajemen tiket khusus untuk operator bus itu sendiri.

 

Mas Theo, kalau boleh tahu, berapa jumlah pengguna bustiket dan juga  bagaimana cara atau strategi pemasaran yang  sudah dilakukan untuk menarik pengguna?

Khusus untuk penggunanya, kami melihat sudah ada sekitar 100 pengguna dalam satu hari. Namun kalau dilihat dari traffic dan juga lainnya sudah ada sekitar ribuan. Strategi pemasarannya sudah pasti melalui offline dan juga online channel.  Karena pengguna transportasi bus biasanya adalah kalangan menengah bawah yang belum begitu akrab dengan teknologi, kami tentu mendekati mereka melalui promosi offline seperti pasang banner, stiker, flyer, spanduk, tradeshow dan juga lainnya.

Sedangkan untuk kaum muda atau milenials, kami mendekati mereka melalui promosi online seperti aktif di sosial media, memanfaatkan search engine baik yang organic/paid, dan juga lainnya. Khusus untuk organic biasanya promosi yang tidak berbayar (search engine optimization), sedangkan untuk yang paid itu seperti google adwords dan lainnya.

Di antara kedua metode tersebut tentunya memiliki teknik masing-masing yang juga membutuhkan pendalaman ilmu dan juga experiment yang cukup panjang agar bisa bekerja dengan baik. Intinya dibutuhkan skill dan juga jam terbang yang tinggi melalui pengalaman agar bisa berjalan dengan baik.

 

Mendirikan suatu startup tidaklah mudah, pernahkah Anda mengalami kegagalan atau kerugian selama proses membangun bustiket.com? lalu, bagaimana cara mengatasinya?

Berbicara tentang kegagalan, kegagalan memang sudah menjadi makanan sehari-hari para pendiri Startup. Tidak ada yang suka dengan kegagalan, termasuk saya. Tetapi menurut saya, kegagalan memang salah satu kunci untuk menggapai kesuksesan. Jadi cara terbaik untuk menghadapi kegagalan itu adalah belajar dari pengalaman itu sendiri.

Dari kegagalan itu kita juga bisa belajar apa hal yang harus ditingkatkan, diubah, dan juga lainnya agar nanti tidak terjatuh ke lubang yang sama. Tanpa adanya kegagalan, justru kita tidak akan pernah tahu apa kekurangan kita. Jika kita tidak pernah gagal berarti kita belum cukup mencoba atau berusaha dengan keras.

 

Mas Theo, kalau boleh tahu berapa jumlah orang di belakang Bustiket.com? Lalu, Bagaimana cara Anda memimpin atau tips khusus untuk menyatukan tim Anda sehingga tetap solid hingga saat ini?

Untuk saat ini jumlah anggota tim bustiket.com adalah 15 orang. Hal pertama yang harus dimiliki oleh seorang leader adalah sebuah visi yang kemudian visi tersebut akan dibagikan ke seluruh anggota tim kita. Pastikan pula anggota tim memiliki satu visi yang sama, terlebih dalam perkembangan startup banyak sekali ups and downs-nya. Sehingga ketika sebuah startup mengalami masa-masa sulit, visi itulah yang akhirnya kembali menyatukan tim dan membuatnya tetap solid.

Hal kedua yang tidak kalah penting adalah work-life balance, sehingga tim kami tidak melulu bekerja tetapi juga balance dengan kegiatan lainnya. Kami sering melakukan kegiatan lain bersama demi menjaga komunikasi, kekompakan, dan juga solidaritas antar tim. Dan rewards juga menjadi hal yang tidak kalah penting. Mulai dari rewards yang diberikan secara nyata dari performance kerja yang baik ataupun rewards yang berupa melakukan kegiatan seru lainnya bersama, working atmosphere yang menyenangkan, dan juga lainnya.

 

Menurut Mas Theo, 3 Skill apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pendiri startup atau CEO?

Yang pertama pasti leadership, problem solving, dan juga communication skill. Sifat leadership menjadi penting karena kelak seorang pemimpin harus memiliki visi  yang jelas yang kelak akan diikuti oleh anggota tim miliknya. Jadi, sosok leadership sangat menentukan masa depan startup itu sendiri. Sedangkan kalau untuk problem solving diperlukan karena memang masalah akan selalu berdatangan selama menjalankan sebuah startup dan harus segera diatasi.

 

Bicara tentang visi, kira-kira apa rencana bustiket.com dalam 5 atau 10 tahun ke depan?

Kalau dalam 5 tahun ke depan, rencana dari bustiket.com sendiri kami berharap bisa memegang sekitar 80-85% pasar bus antar kota antar provinsi di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk 10 tahun ke depan, kami berharap bustiket.com sudah bisa go public.

 

Mas Theo, boleh minta tips atau saran dari Anda untuk teman-teman yang juga ingin mendirikan startup?

Yang pasti, seseorang harus memiliki ide dan kalau bisa ide tersebut bisa memberikan manfaat yang nyata untuk lingkungan sekitar. Dirikanlah sebuah startup yang tidak hanya cool, tapi juga tetap harus berguna bagi masyarakat luas. Lalu yang kedua, ide itu hanya menempati beberapa bagian keberhasilan suatu startup, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita mengekskusinya. Oleh karena itu, memiliki sebuah tim yang solid itu menjadi hal yang tidak kalah penting. Hal lain yang tidak kalah penting adalah channel dan juga networking.

 

Nah, itulah hasil wawancara kami dengan CEO dari Bustiket.com. Bagaimana menurutmu Sobat Studentpreneur? Apakah semakin menginspirasi kamu untuk mendirikan startup?

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Kisah Pendirian Startup – Ojesy

Hendy Setiono (Pendiri Baba Rafi) – Bisnis Kuliner untuk Pemula

Menjalankan Startup dengan Metode Lean Startup

 

Nisrina Darnila

Pernah bekerja untuk National Geographic Indonesia, kini Nisrina aktif di salah satu content agency di Jakarta

Facebook