Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Cara Budidaya Ikan Gurame yang Mudah


Kamu hanya membutuhkan lima tahapan dalam membudidaya ikan gurame: persiapan kolam, penjemuran dan pemupukan kolam, penebaran benih, pemberian pakan, dan masa panen.

Kalau mendengar kata gurame, apa yang terlintas di pikiranmu pertama kali? Gurame goreng dengan potongan nanas, paprika, cabe merah, cabe hijau dan disiram saus asam manis? Atau gurame bakar dengan kecap manis legit yang dilengkapi dengan cabai cobek ? Yap! Gurame adalah ikan air tawar yang bisa diolah menjadi pelbagai makanan enak. Dagingnya yang tebal dan gurih membuat gurame cocok dimasak apapun. Gurame awalnya hanya berenang di pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan saja, namun saat ini penyebaran gurame sudah menyebar ke seluruh negara di Asia dan Australia.

Selain dimasak, beberapa jenis gurame juga dimanfaatkan sebagai ikan hias. Situs web Alam Ikan mencatat 40 lebih jenis gurame mini yang menjadi ikan hias populer, beberapa diantaranya adalah Neon Dwarf Gourami (Colisa lalia), Marble Gourami (Trichgaster tcichopterus), Black Tail Gourami (Sphaerich thysacrostoma) dan Vaillants Chocolate Gourami (Sphaerchthys vaillanti). Perbedaan mencolok antara ikan gurame jantan dan betina terletak pada bentuk sirip punggung mereka. Jika sirip punggung betina membulat, pendek, dan tidak mencapai dasar pangkal sirip ekor, maka sirip punggung jantan lebih panjang hingga mencapai dasar pangkal sirip ekor.

Jika dilihat dari sisi peluang usaha, ikan gurame tentu saja sangat menguntungkan. Ikan gurame tidak termasuk ikan manja yang membutuhkan banyak perawatan. Sekalipun masa panen ikan air tawar ini cenderung lebih lama dibanding ikan-ikan air tawar lainnya, tetapi gurami dipastikan terus memiliki harga jual yang tinggi. Melihat fakta-fakta tersebut, tidak ada salahnya lho jika kamu ingin mencoba budidaya ikan gurame Sobat Studentpreneur!

Photo credit: commons.wikimedia.org

Tahap pertama: Persiapan Kolam

Gurame sebenarnya bisa hidup pada kolam dengan kondisi apapun, namun mempersiapkan kolam sebaik-baiknya akan membuat kualitas gurame meningkat. Oleh sebab itu, usahakan untuk membudidayakan gurame pada suhu ideal, minimal 25°C dan maksimal 29°C, dan berada pada ketinggian 200-500 mdpl. Kamu bisa memanfaatkan sekam yang ditabur di dasar kolam sebelum kolam ditutup dengan terpal. Sekam berguna untuk menjaga kestabilan suhu air pada kisaran 28°C. Selain itu, pH air kolam haruslah netral, sekitar 6.5-7 supaya tidak terlalu asam dan basa.

Kamu setidaknya membutuhkan 4 jenis kolam, yaitu kolam induk, kolam pemijahan, kolam pemeliharaan benih, dan kolam pembesaran. Untuk kolam induk, buatlah kolam berukuran 100 m2 dengan kedalaman 1 m. Kolam ini bisa diisi sekitar 20-25 ekor gurami. Untuk kolam pemijahan, tempat gurami betina bertelur, kamu membutuhkan kolam yang lebih besar yaitu 200 m2 supaya telur dapat disimpan atau disembunyikan di sisi-sisi kolam sampai menetas. Sedangkan kolam pemeliharaan benih hanya berukuran 60 m2. Kolam ini sengaja dibuat supaya benih ikan gurami tidak terluka atau cacat akibat gurami dewasa.

Membuat kolam terpal untuk budidaya gurame bisa dua macam: dengan menggalinya terlebih dahulu lalu dilapisi terpal, atau langsung membuat terpal diatas permukaan tanah dengan menggunakan kerangka dari besi atau kayu. Keduanya sama-sama baik, asal kamu terus memastikan kebersihan kolam dan memasang aerator atau filter yang menjaga kadar oksigen dalam kolam.

Kebersihan kolam bisa didapat dengan rutin membersihkan kolam setidaknya satu minggu sekali. Kamu bisa menggunakan teknik shift pond atau tindakan membuang kotoran dan sisa pakan ikan yang mengendap di dasar kolam dengan cara disedot. Kotoran atau sisa pakan ikan gurame harus terus dikeluarkan dari kolam supaya kualitas air tetap terjaga. Jangan lupa juga untuk mencuci terpal terlebih dahulu sebelum dipasang karena terpal memiliki kandungan zat kimia di dalam pewarnanya.

 

Tahap kedua: Penjemuran dan Pemupukan Kolam

Jika kamu menggunakan kolam tanah tanpa terpal, kamu sebaiknya menjemur dan memupuk kolam terlebih dahulu sebelum diisi oleh air. Oleh karena itu, keringkan kolam dan taburkan garam grasak yang berguna untuk membasmi jamur saat proses penjemuran. Untuk proses pemupukan, kamu harus menyiapkan pupuk kandang yang sudah terfermentasi menggunakan cairan gula dan ragi tape. Setelah pupuk dijemur selama dua hari, masukan pupuk ke dalam karung, kemudian lubangi di beberapa tempat menggunakan paku. Masukkan karung tersebut ke dalam kolam (beri pemberat supaya tidak mengambang), isi air sampai ketinggian ±50 cm dan tambahkan sesendok pupuk urea. Diamkan selama empat hari sebelum benih ditebar di kolam tersebut.

Jika kamu menggunakan kolam terpal, kamu tidak perlu melakukan pemupukan kolam. Kamu hanya perlu menjemur kolam supaya terhindar dari jamur-jamur setelah nanti kolam tersebut kamu tutup dengan terpal.

 

Tahap ketiga: Penebaran Benih Ikan Gurame

Setelah kolam selesai dijemur, penuhi kolam dengan air. Untuk membunuh patogen dalam air, taburkan garam sebanyak 2 ons/m3. Sebelum benih ikan gurame yang terbebas dari penyakit dimasukan ke dalam kolam, kamu harus membiarkan mereka beradaptasi terlebih dahulu. Caranya, masukan benih gurame yang masih tersimpan dalam plastik ke dalam kolam. Tunggu sebentar sampai dinding plastik benih gurame tersebut mengembun. Jika sudah mengembun, artinya suhu air kolam dengan suhu air pada plastik sudah sama, maka saatnya untuk membuka ikatan plastik secara perlahan dan biarkan benih gurame berenang keluar dengan sendirinya.

Budidaya ikan gurame yang dimulai dari benih gurame jauh lebih praktis dibanding memulainya dari mempertemukan induk gurame jantan dan betina di kolam induk yang sedang pada masa siap reproduksi. Induk gurame siap bereproduksi ketika gonad (kelenjar reproduksi) mereka sudah matang. Gurame jantan akan ditandai dengan tingkah lakunya yang selalu bersama betina saat membuat sarang, sedangkan gurame betina akan ditandai dengan perut ikan yang terasa lunak dan membesar. Selain itu, tingkah laku gurame betina juga cenderung selalu ingin bersama jantan.

Jika proses pematangan gonad di kolam induk sudah mencapai puncaknya, maka saatnya induk gurame betina (biasanya berusia 2-3 tahun) dipindahkan ke kolam pemijahan untuk menetaskan telurnya. Kolam pemijahan harus berisi pasangan jantan dan betina. Kamu harus membuat kerangka sarang buatan berbentuk kerucut, umumnya terbuat dari bambu. Setelah itu, siapkan juga bahan pembuat sarang berupa rumput kering atau sabut kelapa yang telah diural dan letakan berjauhan dengan sarang (biar induk gurame sendiri yang membawanya ke kerangka sarang).

Setelah pemijahan berlangsung selama 1-2 hari, induk betina akan melepaskan telur-telurnya yang kemudian akan dibuahi oleh induk jantan di dalam sarang-sarang tersebut. Kamu bisa memeriksa sarang yang sudah berisi telur dengan cara meraba, menggoyangkan sarang secara perlahan, atau menusuk sarang menggunakan lidi dan menggoyangkannya. Jika ada minyak atau telur yang keluar dari sarang, itu tandanya sarang sudah dipenuhi dengan telur dan siap diangkat. Telur yang sehat adalah yang berwarna kuning bening, sedangkan telur yang berwarna kuning keruh sebaiknya dipisahkan dan dibuang karena kemungkinan menetasnya sangat kecil.

Setelah telur dipindahkan ke kolam pemeliharaan benih, telur akan menetas 2-3 hari kemudian dan menjadi benih ikan gurame. Pastikan saja bahwa suhu kolam tetap berada di angka 27-28°C.

 

Tahap keempat: Pemberian Pakan

Ikan gurame dewasa memang termasuk hewan herbivora (pemakan tumbuhan), tetapi benih gurame adalah karnivora yang gemar mengonsumsi kutu air (daphnia) atau cacing sutra. Jika kamu sulit mencari kedua pakan benih gurame tadi, kamu bisa memberi makan mereka pelet. Pelet direkomendasikan karena mengandung gizi yang baik bagi tumbuh kembang benih gurame tadi.

Tetapi, daun-daunan dan buah-buahan juga tetap bisa diberikan pada benih gurame sebagai pakan tambahan. Beberapa jenis dedaunan dan buah-buahan yang baik bagi pertumbuhan benih gurame adalah daun talas, kangkung, singkong, pepaya, tauge atau kecambah, labu, bungkil kacang, atau jagung rebus.

Berikan pakan gurame sedikitnya dua kali sehari. Usahakan untuk memberi makan benih gurame dalam frekuensi yang sering namun tidak dalam jumlah yang banyak. Jangan memberi makan gurame terlalu banyak karena sisa pakan yang tidak dimakan akan mengendap ke dasar kolam dan menjadi racun bagi ikan gurame tersebut.

 

Tahap kelima: Masa Panen

Ikan gurame sudah bisa dipanen setelah memasuki usia 2-3 tahun. Bobot dan panjang tubuh gurame berusia 2 tahun rata-ratanya adalah 0.3 kg/ekor dan 25 cm, sedangkan untuk gurame berusia 3 tahun rata-rata bobot dan panjang tubuhnya adalah 0.7 kg/ekor dan 35 cm.

Pemanenan dilakukan dengan membuang air dalam kolam sampai batas tertentu, lalu ambil ikan gurame siap panen menggunakan saringan.

 

Penyakit Gurame

Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, gurame juga rentan terkena penyakit jika kesehatannya tidak dijaga dengan baik. Penyakit gurame umumnya disebabkan oleh bakteri, jamur, parasit, dan cacing. Berikut beberapa penyakit yang sering ditemukan saat membudidayakan gurame:

  1. Kutu ikan

Kutu ikan disebabkan oleh parasit bernama Argulus indicus yang menempel lalu mengigit tubuh sehingga ikan mengalami pendarahan. Penyakit ini menular melalui air atau kontak langsung.

  1. Cacing ikan

Sama seperti kutu ikan, cacing ikan juga disebabkan oleh parasit. Parasit Dactylogyrus dan Gyrodactylus bisa muncul karena kualitas air yang buruk, kurang pakan, atau kepadatan kolam yang terlalu tinggi. Ikan yang terjangkit cacing ikan memiliki nafsu makan yang menurun, mucncul di permukaan air, dan berbaring dengan insang terbuka,

  1. Jamur

Penyakit ini disebabkan oleh jamur Saprolegnia dan Achyla. Jamur tidak menyebabkan kematian pada ikan, namun menyerang daya tahan tubuh sehingga memungkinkan ikan terjangkit penyakit lain. Gejala awal ikan gurame yang terkena jamur adalah adanya benang-benang halus (mirip kapas) yang menempel pada tubuh-tubuh yang terluka.

  1. Bakteri

Jika tidak ditanggulangi dengan benar, bakteri bisa menyebabkan kematian massal ikan gurame. Bakteri umumnya ditemukan pada kolam-kolam yang tercemar saat musim kemarau atau menjelang musim penghujan. Ciri-ciri kolam yang dipenuhi bakteri adalah tubuh ikan yang berdarah, perut membesar, sisik mengelupas, dan timbul borok.

Penyakit gurame biasanya datang dikarenakan oleh kondisi kolam yang kotor dan kualitas air yang tidak terjaga. Oleh sebab itu, jangan lupa perhatikan hal-hal tersebut ya!

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

 

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Peluang Big Data di Masa Depan

Dunia Investasi Startup di Tahun 2017

Cara Mencari Investor untuk Startup Baru

 

Yovita Omega

Pernah berkarya di Pikiran Rakyat, kini Yovita aktif di digital agency di Jakarta.

Facebook