Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Cara Budidaya Lada untuk Pemula


Lada, rempah-rempah yang membuat Indonesia dilirik hingga akhirnya dijajah oleh Bangsa Eropa ini layak untuk kamu budidayakan.

Indonesia terkenal dengan kekayaan hasil alam yang bernilai tinggi di dunia khususnya dalam hal perdagangan rempah-rempah. Memiliki keragaman rempah, membuat Indonesia mendapatkan julukan The King of Spice atau Raja Rempah-rempah. Tidak heran jika sejak zaman dahulu Indonesia banyak dijajah oleh Bangsa Eropa sejak tahun 1600 hingga 1800-an. Sebagai negara yang kaya akan rempah-rempah, lada menjadi salah satu tanaman rempah yang memiliki harga jual tinggi dalam perdagangan ekspor Indonesia.

Menjadi salah satu bumbu dapur yang paling dibutuhkan dalam segala jenis masakan, mulai dari masakan sederhana hingga masakan rumit sekali pun membuat permintaan pasar terhadap tanaman bernama latin Piper nigrum ini tidak pernah sepi peminat. Bahkan ada sebuah kisah inspiratif dari petani lada yang berhasil mendapatkan untung hingga 3.600% atau setara dengan Rp 20 juta setelah berhasil mencoba budidaya lada. Menarik, ya? Apakah kamu tertarik? Sebelum membayangkan keuntungan yang menggiurkan tersebut, simak dulu cara budidaya lada di bawah ini Sobat Studentpreneur!

 

Cara Budidaya Lada

Syarat Tumbuh Lada

  • Budidaya lada akan berjalan dengan baik jika tanaman ini ditanam di lahan dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun
  • Mendapatkan sinar matahari kurang lebih 10 jam/hari dengan suhu udara 20-34 derajat celcius.
  • Ditanam di tanah yang subur atau gembur dengan ukuran pH sebesar 5-7 dan di ketinggian antara 300-1.500 mdpl.
  • Jenis tanah yang baik untuk digunakan sebagai media tanam merica adalah jenis Lateritic, utisol, podsolik, dan latosol

 

Persiapan Lahan Budidaya Lada

Tanaman lada akan berkembang dengan baik jika menggunakan cara budidaya lada dengan sistem tumpang sela ataupun tumpang sari. Hal tersebut disebabkan karena tanaman pedas ini membutuhkan naungan sekitar 25-50%.  Tanaman lada perdu bisa ditumpang sela dengan tanaman perkebunan lainnya, misalnya kelapa, cengkeh, mangga, dan sengon. Selain itu lada juga bisa ditumpangsarikan dengan tanaman kacang tanah dan juga jagung.

Budidaya lada perdu dengan teknik polykultur memiliki beberapa keuntungan, misalnya antara lain dapat meningkatkan efesiensi penggunaan lahan, memberikan nilai tambah terhadap penghasilan petani serta mengurangi risiko kematian tanaman akibat cekaman lingkungan. Lagipula tanaman lada yang ditumpang sela dengan tanaman perkebunan lain memiliki persentase risiko kematian lebih rendah dibandingkan dengan budidaya lada yang secara monokultur. Selain itu, sisa-sisa dari tanaman semusim yang sudah dipanen akan menjadi sumber bahan organik yang dapat membantu penyediaan hara bagi tanaman lada.

Sistem perakaran tanaman lada sangat dangkal dan sedikit, sehingga membuat tanaman ini tidak tahan terhadap sinar matahari penuh. Tanaman lada memiliki struktur akar yang dangkal dengan 63,8% perakaran terkonsentrasi pada kedalaman 0-50 cm dari permukaan tanah. Oleh sebab itu, jika budidaya lada dilakukan secara monokultur, maka harus ada penanaman pohon pelindung terlebih dahulu.

Persiapan lahan budidaya lada sebaiknnya dimulai pada saat musim kemarau, sehingga nanti penanamannya bisa dilakukan pada awal musim hujan. Tahap persiapan ini diawali dengan pembersihan lahan, pengajiran dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m atau 1,5 m x 2 m, dan pembuatan lubang tanam dengan ukuran minimal 35cm x 35cm x 35 cm.

Menjelang musim penghujan, lubang tanam ditutup dengan campuran tanah atas dan pupuk kandang sebanyak 5-10 kg/lubang tanam, sehingga akan terbentuk guludan individu setinggi kurang lebih 20 cm. Penambahan dolomit 0,5 kg/lubang tanam bisa dilakukan sesuai kebutuhan.

 

Pemilihan Bibit Lada

Sama seperti budidaya lainnya, proses pembibitan pada budidaya lada juga harus dilakukan secara jeli dan memperhatikan beberapa hal. Bibit haruslah terjamin kemurniannya dan harus berasal dari pohon induk yang sehat. Hal ini menjadi penting untuk diingat guna menghindari berbagai macam penyakit ataupun hama yang nanti diidap oleh tanaman lada. Jika hal ini terjadi kemungkinan kualitas lada akan menurun. Kamu juga bisa memilih atau mengambil bibit lada dari pohon induk yang sudah berada di kebun atau berumur sekitar 10 bulan hingga 3 tahun.

 

Penanaman Bibit Lada

Sebelum mulai bercocok tanam, cara budidaya lada selanjutnya adalah melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Dalam tahap ini tanah harus dicangkul dan dilakukan pembalikan tanah untuk sedalam 20 hingga 30 cm. Lalu pada tanah yang sudah dicangkul dan dibalik tersebut, ditaburkan kapur khusus untuk pertanian, lalu didiamkan selama 3-4 minggu.

Dosis kapur yang digunakan akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi dari satu lahan. Guna mendapatkan hasil yang maksimal akan dibutuhkan riset untuk mengetahui jenis tahan dan jumlah pH tanah dan kemudian menghitung seberapa banyak kapur pertanian yang akan dibutuhkan dalam satu lahan. Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, waktu penanaman terbaik dalam budidaya lada adalah pada saat musim hujan atau peralihan dari kemarau ke penghujan.

 

Pemeliharaan dan perawatan Tanaman Lada

Secara umum, pemeliharaan tanaman lada perdu lebih mudah dilakukan dibandingkan oleh lada panjat, sehingga biaya produksinya pun bisa lebih banya ditekan. Pemeliharaan tanaman ini meliputi :

  • Penyiangan

Tanaman merica juga membutuhkan pembersihan dari rumput atau gulma yang mengganggu di sekitar tanaman, lakukan penyiangan tanaman secara rutin atau setiap 3 bulan sekali.

  • Perompesan Bunga

Tanaman lada perdu biasanya akan berbunga pada usia kurang lebih 1 bulan setelah dipindah ke lahan. Bunga yang muncul harus segera dibuang hingga tanaman lada berusia kurang lebih 1,5 tahun. Perompesan bunga sangat diperlukan untuk mempercepat pertumbuhan vegetatif dan dihentikan setelah tanamannya cukup rimbun.

  • Perempelan Tanaman

Selama budidaya lada, pangkaslah batang, ranting, dan juga dahan tanaman yang layu atau terindikasi terserang hama penyakit untuk meremajakan tanaman lada.

  • Penyiraman

Agar bisa menjaga tanaman lada kamu tumbuh dengan baik, maka lakukan penyiraman secara rutin sehari sekali. Jangan lupa untuk menciptakan drainase yang baik agar saat musim hujan tiba, air tidak akan menggenangi lahan budidaya lada.

  • Pemberian mulsa

Pemberian mulsa atau pelindung tanah untuk tanaman lada baik yang terbuat dari plastik atau mulsa alam sangat dianjurkan pada musim kemarau. Selain berfungsi untuk mempertahankan kelembapan pada tanah, mulsa juga berguna untuk mengurangi pertumbuhan gulma di sekitar tanaman lada.

 

Pemupukan Tanaman Lada

Agar mendapatkan pertumbuhan dan hasil panen yang tinggi pada tanaman, lada perlu diberikan pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, dan pupuk buatan (anorganik). Pupuk organik diberikan sebagai pupuk pendahuluan sebanyak 5-10 kg/ lubang tanaman. Sedangkan untuk pupuk anorganik yang bisa diberikan untuk tanaman lada adalah pupuk urea, KCL, dan TSP.

Dalam pemberian pupuk ini juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan, terdapat beberapa dosis yang perlu diketahui. Dosis pupuk ini tergantung pada kesuburan tanah, umur tanaman, dan juga faktor lainnya. Berikut pedoman yang bisa kamu jadikan acuan:

  • Tanaman muda
    • Umur 8 hingga 12 bulan:
      • Urea sebanyak 20 gr/pohon/tahun
      • TSP sebanyak 25 gr/pohon/tahun
      • KCL sebanyak 20 gr/pohon/tahun
    • Umur 1 hingga 2 tahun:
      • Urea sebanyak 100 gr/pohon/tahun
      • TSP sebanyak 50 gr/pohon/tahun
      • KCL sebanyak 40r/pohon/tahun
    • Umur 2 hingga 3 tahun:
      • Urea sebanyak 200 gr/pohon/tahun
      • TSP sebanyak 100 gr/pohon/tahun
      • KCL sebanyak 80 gr/pohon/tahun
    • Tanaman yang sudah berproduksi

Dosis pupuk yang bisa diberikan adalah sebagai berikut:

  • Urea 400-500 kg/Ha/tahun
  • TSP 400-500 kg/Ha/tahun
  • KCL 300-375 kg/Ha/tahun

 

  • Waktu Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebaiknya 2 kali dalam setahun, yakni pada setiap musim awal penghujan dan musim akhir penghujan diberikan masing-masingnya setengah bagian dari dosis di atas.

  • Cara Pemupukan Tanaman Lada

Ketika kamu ingin memupuk tanaman lada, buatlah lubang pupuk atau saluran (parit) kecil disekeliling pangkal batang sejarak ujung dari tajuk pohon. Campurkanlah pupuk urea, KCL, dan TSP sesuai dengan dosis dan masukan ke dalam lubang pupuk tersebut. Lalu setelah pupuk dimasukkan, segera tutuplah tanah tersebut dengan tanah.

 

Panen dan Paska Panen Lada

Photo credit: congerdesign (pixabay.com)

Budidaya lada mulai berproduksi pada usia tanaman yang berusia 2 tahun, namun panen selanjutnya sudah bisa dilakukan setiap tahun hingga usia tanaman tersebut menginjak usia lebih dari 10 tahun bergantung pada bagaimana pemeliharaannya. Pada panen pertama, lada biasanya akan menghasilkan sekitar kurang lebih 200 g lada kering/tanaman.

Panen berikutnya akan meningkat hingga kurang lebih 300 gr lada kering/tanaman. Waktu panen sangat ditentukan oleh jenis lada yang akan dihasilkan dan tidak berbeda dengan lada panjat, yaitu lada hitam dan lada putih. Ciri-ciri tanaman lada yang sudah siap panen adalah tangkai biji atau buah terlihat mulai menguning serta memiliki warna buah kuning kemerahan.

Cara memanen lada tidaklah sulit, kamu hanya perlu mematahkan tangkai buah pada ketiak dahan dengan menggunakan tangan. Setelah kamu menanam lada dengan benar, maka tanaman lada tersebut akan bisa terus dipanen hingga usia produktif tanaman atau sekitar 8-15 tahun tergantung dengan varietas bibit lada yang kamu tanam.

Demikianlah beberapa langkah dan cara budidaya lada yang bisa kamu jadikan sebagai referensi. Lada yang dikenal sebagai raja rempah memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan budidaya rempah lainnya, yakni dalam sekali tanam bisa terus panen hingga usia 15 tahun.

Memiliki sifat tersebut, tidak heran kalau banyak peternak lain yang juga mulai mencoba membudidayakan lada. Melalui budidaya lada ini juga kamu bisa membantu meningkatkan produksi lada nasional, menghindari fluktuasi harga lada, dan menekan biaya produksi. Lagipula biaya produksi budidaya lada tidaklah mahal karena tidak membutuhkan perawatan khusus, bahkan kamu juga bisa menggunakan sistem tumpang sela dengan kelapa atau tanaman lainnya dan mendapatkan keuntungan dua kali lipat. Apakah kamu tertarik?

 

Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.

 

Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:

Indonesian Independence in a Digital Economy

Dunia Investasi Startup di Tahun 2017

Kematian Desain Grafis

 

Nisrina Darnila

Pernah bekerja untuk National Geographic Indonesia, kini Nisrina aktif di salah satu content agency di Jakarta

Facebook