Best People Motivasi
Cinta Bos Lion Air Pernah Ditolak Karena Tidak Punya Sepatu Puma
Bos Lion Air, Rusdi Kirana, Memulai Karirnya Dengan Sangat Sederhana, Jauh Dari Bayangan Anda!
Lion Air mulai beroperasi di tahun 2000 dengan modal awal 10 juta dolar Amerika, dan ajaibnya … cuma dengan satu pesawat. Empat tahun kemudian, Lion Air melesat ke posisi kedua setelah Garuda Indonesia dalam hal jumlah penumpang terbanyak. Jika bertahun-tahun yang lalu, pesawat cuma buat orang kaya saja, maka Lion Air mengubahnya. Maskapai dengan moto We Make People Fly itu berhasil mengusung konsep penerbangan bertarif rendah / low cost carrier. Kini, siapapun bisa naik pesawat.
Nah, di balik maskapai revolusioner itulah ada nama Rusdi Kirana. Belakangan ini namanya mencuat berkat kiprahnya di dunia politik. Namun sebelum itu, ia memilih untuk menjauhi pemberitaan. Penampilannya sederhana, jauh dari kesan milyuner. Ia bahkan mengaku lebih suka naik pesawat kelas ekonomi. “Terkadang itu membuat para pemasok saya tidak nyaman,” candanya.
Pernah di Perancis ia disambut bak presiden. Memang, kala itu ia akan mengajukan pemesanan 234 pesawat Airbus dengan nilai total 24 miliar dolar Amerika. Tidak tanggung-tanggung, perjanjian pembelian ini disaksikan oleh kedua kepala negara adidaya, Barrack Obama dan Francois Hollande. Maka, ia disambut dengan karpet merah dan sebagainya. Alih-alih terpukau Rusdi justru mengaku ingin cepat pulang. “Saya senang berada di sini, namun saya lebih tertarik dengan perumahan yang akan saya bangun untuk para pegawai saya beserta keluarganya,” ujarnya kepada kantor berita Reuters.
Lion berencana membangun perumahan bagi ratusan pegawainya di dekat daerah operasional. Hal ini adalah salah satu dari strategi mereka untuk menguasai 60% market share penerbangan di Indonesia.
Cinta Ditolak Karena Tidak Punya Sepatu Puma
Kesederhanaan Rusdi itu berasal dari latar belakangnya. Ia terlahir dari keluarga biasa-biasa saja. Ia bahkan masih bisa ingat rasanya pergi ke sekolah dengan perut keroncongan. Sekali waktu, cintanya juga pernah ditolak cuma gara-gara ia tidak punya sepatu Puma.
Pernah Hanya Digaji 100 Ribu Rupiah Per Bulan
Di kala remaja, ia mulai terjun ke dunia bisnis dengan menjual mesin tik ‘Brother’ buatan Amerika. Dari sini, ia dapat gaji $10 per bulan. Sewaktu membangun Lion Air, ia bahkan sama sekali tidak memiliki pengalaman di dunia penerbangan. Selama 13 tahun, ia dan kakaknya mengelola sebuah perusahaan ticketing bernama Lion Group. Baru pada tahun 2000, mereka beralih ke maskapai penerbangan.
Melihat Peluang Lion Air
Mereka melihat ada peluang yang besar disana. Kala itu, pasar untuk penerbangan bertarif rendah sangat tinggi, namun kompetisinya kosong. Orang-orang ingin terbang dengan murah, namun tidak ada yang melayaninya. Akibatnya, yang biasa naik pesawat hanyalah kaum berduit saja. Masyarakat kelas menengah ke bawah akan mengandalkan bus dan kereta jika harus bepergian ke kota lain. Kehadiran Lion Air pun mengubah semuanya. Mereka bahkan berhasil memaksa Garuda Indonesia untuk melayani pasar ini dengan mendirikan Citilink pada tahun 2001.
Keberhasilan Lion Air mengantarkan Rusdi Kirana sebagai salah satu dari 50 orang terkaya di Indonesia. Pada bulan November 2013, Forbes memperkirakan kekayaannya senilai 1 miliar dolar Amerika. Dan hal ini tentu bertambah besar seiring dengan ekspansi mereka ke negara-negara tetangga. Pada bulan Maret, Malindo Airways, perusahaan gabungan mereka dengan industri penerbangan Malaysia, mulai beroperasi. Mereka juga mulai masuk di Thailand dengan Thai Lion.
“Sekarang saya masih cari dia (gadis yang pernah menolaknya),” canda Rusdi. “Mau saya kirimi sepatu Puma satu truk.”
Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Imam]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Dari Buruh Kapal Kini Orang Terkaya Jepang
Dipaksa Orang Tua Jadi Pegawai, Anak Muda Ini Malah Sukses Sebagai Pebisnis
Sumber Modal Untuk Bisnis Kecil Anda