Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis Best People

CodeBabes Menggunakan Wanita Seksi untuk Mengajari Anda Pemrograman


Seolah menuang minyak ke dalam api. Pada saat di mana Silicon Valley menghadapi kritikan tajam terhadap perlakuan tidak adil yang diterima perempuan di bisnis teknologi, muncul sebuah situs web bernama Codebabes.com. Pasalnya, situs ini melibatkan wanita melepas baju mereka satu persatu demi mengajari Anda pemrograman. Serius.

 

Apakah CodeBabes hanya HOAX?

Beberapa pers, seperti Fast Company dan SALON bahkan berspekulasi bahwa seluruh situs ini hanyalah sebuah tipuan. Tetapi kami yakin bahwa CodeBabes lebih dari sekedar tipuan. Karena jika demikian, CodeBabes berarti adalah salah satu tipuan yang mahal. Mungkin Anda bisa membuat halaman website seperti ini hanya dengan hitungan jam, akan tetapi produksi video di dalamnya bisa saja melibatkan ribuan orang. Mereka memesan model profesional, yang mana melibatkan penjadwalan, pemotretan, produksi video, editing, dan banyak lagi. Orang-orang telah mencobanya dan memberitakan kebenarannya.

 codebabes

Apakah ada yang salah dari sebuah Ide?

Belum ada yang tahu siapa yang ada di balik Codebabes. Namun diduga kuat, pendiri situs ini berdiam di San Fransisco. Yang mana jadi semakin ironis karena berarti mereka tahu betul mengenai skandal seks yang tengah melanda Silicon Valley.

Sebulan yang lalu, sebuah tuduhan KDRT dilayangkan kepada CEO RadiumOne yang berujung pada pemecatannya sekitar 4 hari yang lalu. Kemudian ada pula tuduhan diskriminasi terhadap wanita di GitHub yang berujung pada pengunduran diri salah satu pendirinya. Ada pula protes terhadap tayangan “Silicon Valley”, sebuah acara TV di HBO, di mana  programmer canggung berlari dan bersembunyi dari penari stripper yang mereka sewa untuk merayakan tonggak perusahaan. Bahkan pada Hackathon, konvensi teknologi yang diselenggarakan TechCrunch, mereka tidak sengaja meloloskan dua mysoginist untuk memberikan presentasi di depan ribuan orang.

Beberapa organisasi yang mengusung kesetaraan gender bahkan menyusun tanggapan yang lebih formal, seperti hashtag #notbuyingit di dalam situs therepresentationproject.org. Di dalam email kepada anggota mereka, kelompok ini menulis:

“Di dalam industri dimana perempuan hanya memegang 25 persen dari pekerjaan teknis, dan hanya 18 persen dari mereka yang benar-benar berada di bidang ilmu komputer, cerita seperti ini hanya memperkuat anggapan bahwa tidak semua orang diterima di Silicon Valley … Di sektor yang paling inovatif, dan sektor dengan pertumbuhan paling cepat dalam perekonomian kita, yang mana paling banyak berkontribusi membentuk masyarakat kita sekarang dan masa depan, kita layak mendapat perwakilan yang lebih baik. Minggu ini, selain mengirim tweet dengan hashtag #NotBuyingIt, mari kita dukung mereka yang secara aktif menarik lebih banyak perempuan ke karir di teknologi. Mari membantu menyebarkan berita tentang organisasi seperti Black Girls Code dan Lesbians Who Tech yang benar-benar mampu mengubah budaya, memberikan bimbingan, dan meningkatkan peluang bagi kelompok marginal.”

 

Bad Press is Press

Pada kenyataannya, strategi pemberitaan paling eksplosif adalah ketika Anda mampu memanfaatkan isu-isu yang tengah menjadi sorotan masyarakat. Dan kaum oportunis di balik CodeBabes berhasil memanfaatkan serangan balik terhadap isu sexism dan gender di Silicon Valley.

Meskipun pencipta situs CodeBabes enggan diwawancarai wartawan, akun Twitter mereka, @CodeBabes, mengirimkan sebuah tweet yang berisi, “Orang-orang begitu membenci kami Sehingga kami telah menyiarkan 9,23 TB video pelajaran dalam 2 hari.”

Artinya, seperti apa yang mereka katakan: seks menjual. Dan begitu pula dengan pemberitaan negatif. Bahkan, itulah gimmick di dunia marketing. Begitu banyak liputan instan yang beredar di internet mengenai CodeBabes sehingga awareness terhadap situs ini semakin menyebar luas. SEO mereka surplus.

 

Bisakah dia diterima?

“Adapun untuk CodeBabes, kami yakin situs ini akhirnya akan gagal karena model bisnisnya payah.” – Techcrunch.

Bisnis nyata yang benar-benar ingin mengajak orang untuk belajar kode harusnya memahami bahwa basis pelanggan mereka salah satunya adalah perempuan. Sementara itu, di dunia Internet sudah ada banyak situs yang jauh lebih baik dan mampu memberikan rangsangan dibanding CodeBabes. Dan mereka tidak mengharuskan Anda mengambil kuis lebih dulu. CodeBabes mungkin sukses dalam menarik kemarahan dan ribuan publikasi, tetapi akankah mereka bertahan lama? Let’s wait and see …

Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya!

 

Baca Juga:

Hal Sulit yang Harus Dilakukan Apabila Ingin Sukses

Dari Glodok Menjadi Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Bisnis Rumahan Yang Mungkin Cocok Untuk Anda

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+