Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Empat Cara Unik Dalam Merekrut Karyawan


Merekrut seorang karyawan merupakan sebuah tugas yang penting. Tak jarang untuk mendapatkan seorang karyawan yang bertalenta, sebuah perusahaan butuh waktu hingga berbulan-bulan. Tak hanya itu, untuk bisa menemukan karyawan yang bertalenta tinggi, sebuah perusahaan juga harus mempunyai data tarik yang tak kalah tinggi.

Untuk menarik minat para pencari kerja, tak jarang sebuah perusahaan bisa menggunakan ide perekrutan yang lain dari pada lainnya. Perekrutan karyawan tersebut bisa saja tidak dilakukan secara normatif seperti melakukan tes psikologi, tes kemampuan bahasa Inggris, wawancara dan lainnya.

Namun tak semua perusahaan melakukan tes perekrutan karyawan dengan tahapan seperti itu. Ada pula beberapa lainnya yang mempunyai proses menarik dalam merekrut seorang karyawan. Berikut ini adalah empat di antaranya.

pingpong

Bermain ping pong

Rob Bellenfant, CEO dari startup bernama Nashville melakukan tahap akhir perekrutan karyawan dengan permainan tenis meja atau ping pong. Bellenfant pun mengatakan, dengan mengamati cara calon karyawan dalam bermain ping pong tersebut, dirinya bisa mengetahui karakteristik mereka.

Dia pun mengatakan bahwa yang menjadi penilaian bukan kemampuan mereka dalam bermain tenis. Namun tingkah laku yang mereka perlihatkan pada saat bermain tenislah yang menjadi pertimbangan. Misalnya, pada saat mereka menang, bagaimana cara mereka merayakannya? Jika kalah mereka bersikap bagaimana? Seberapa serius mereka menganggap permainan itu? Dan bagaimana pula mereka beradaptasi dengan lawan yang semakin jago.

 

Mencari talenta di tempat yang tak biasa

Merekrut karyawan di tempat-tempat yang mengejutkan menjadi pilihan dari Direktur Talent Acquisition dari perusahaan bernama Quicken Loans. Perusahaan ini kerap masuk dalam daftar 100 tempat bekerja terbaik versi Forbes. Dan mereka pun ternyata mempunyai cara yang unik dalam merekrut seorang karyawan.

Perusahaan ini melakukan perekrutan karyawan di tempat yang tidak biasa. Mereka pun tak akan mengambil seorang karyawan dengan mendatangi job fair. Alih-alih, mereka kadang memilih sebuah restoran atau toko. Mereka pun akan mengirimkan karyawannya untuk berinteraksi dengan seorang pekerja di sana yang dianggap mempunyai prestasi dan kalau bisa melakukan wawancara secara langsung.

Alasannya sangat sederhana. Quicken Loans tidak terlalu mementingkan masalah pengalaman kerja. Hal ini bisa mereka ajarkan kepada para karyawan baru. Tapi mereka tidak bisa mengajarkan tentang urgensi, minat serta kemauan untuk memberikan lebih dalam sebuah pekerjaan.

 

Insentif untuk referral

Memilih karyawan baru yang dikenal oleh salah seorang pekerja di perusahaan merupakan cara bagus untuk melakukan perekrutan. Karyawan Anda tentunya sudah tahu tentang bagaimana kultur kerja serta pertimbangan apakah seseorang yang sudah dikenalnya dengan baik mempunyai kecocokan dengan perusahaan.

Dan pihak perusahaan pun bisa memberikan hadiah secara bertahap bagi karyawan yang telah memberikan referral. Hadiah itu disesuaikan dengan pencapaian para calon pekerja dalam proses perekrutan. Dengan begitu, para karyawan Anda akan lebih termotivasi untuk mencarikan calon pekerja yang cocok bagi perusahaan.

 

Interaksi grup

Hal ini kerap dilakukan oleh sebuah perusahaan-perusahaan besar dunia. Di mana para calon karyawan akan dibentuk dalam sebuah beberapa kelompok. Selanjutnya, kelompok-kelompok tersebut akan melakukan diskusi tentang sebuah hal yang dianggap menarik.

Di sini, perusahaan pun bisa secara langsung mengetahui kemampuan dari para calon karyawannya. Kemampuan yang bisa dilihat antara lain adalah karakter dari calon karyawan, tingkat ketertarikan mereka, wawasan serta kemampuannya dalam berkomunikasi.

Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: Alison Bergh]

 

Baca Juga:

Pendiri Facebook Doyan Pesta

Pemuda Ini Kumpulkan Milliaran Rupiah dari KickStarter

Kebiasaan Orang Kreatif

Imam Baihaki

Seorang penulis yang ingin berkeliling Indonesia dan dunia.

Facebook