Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis

Ini Kata Mereka tentang Perubahan Tokobagus ke OLX


Lha iya.” Kata Rizki Rahmadianti, seorang entrepreneur toko online sukses di Indonesia, sekaligus salah satu pengguna Tokobagus. “Tokobagus yang berani menggelontorkan sekian milyar untuk beriklan di TV saja bisa sampai berganti. Padahal namanya sudah kena dan bagus. Kok bisa?”

Pertanyaan ini mungkin sama dengan apa yang terlintas di benak kita ketika pertama kali melihat iklan televisi yang mengabarkan bahwa Tokobagus, kini berganti nama menjadi OLX.co.id. Kata mereka, isinya tetap sama. Hanya namanya saja yang berubah.

 

Kenapa berubah?

Naspers adalah grup media besar asal Afrika Selatan. Naspers masuk ke pasar Indonesia melalui investasi di Tokobagus dan akuisisi Multiply yang kemudian resmi ditutup tahun lalu. Sedangkan OLX, didirikan oleh Fabrice Grinda dan Alec Oxenford pada tahun 2006. Tahun 2010, Naspers masuk sebagai investor strategis di OLX, dikabarkan melalui investasi sebesar $20 sampai $40 juta. Grup OLX sendiri, saat ini sudah berada di 106 negara dan tersedia di lebih dari 40 bahasa.

Pada bulan Maret lalu, Sulit.com.ph, situs iklan baris di Filipina milik grup Naspers, resmi mengumumkan perubahan identitasnya menjadi OLX.com.ph. Maka perubahan Tokobagus ke OLX seharusnya sudah dapat diprediksi, dan hanya menunggu hitungan waktu.

OLX.co_.id-banner-ENG-720x360

Apa lagi yang akan berubah?

Tokobagus meyakinkan pada pengguna mereka bahwa tidak ada yang berubah selain pergantian nama ini. “Adanya perubahan nama ini kami yakinkan tidak ada yang berubah dalam pelayanan kami untuk menyediakan media jual-beli yang mudah, cepat dan gratis.”

Kata Gratis dalam pernyataan di atas berarti untuk saat ini Tokobagus tidak akan menerapkan sistem berlangganan, atau memungut iuran sewa atas marketplace mereka. Akan tetapi kita tidak akan tahu apa lagi perubahan yang mungkin akan mereka lakukan. Sebab, kalau kita boleh bicara blak-blakan soal Naspers, maka kejutan sudah bukanlah hal yang asing lagi bagi mereka.

Multiply, salah satu penyedia layanan microblog yang pernah diakuisisi oleh Naspers, sempat diubah ke marketplace, kemudian menerapkan layanan premium, kemudian gagal, dan ditutup.

Maka, boleh saja kita asumsikan kalau pergantian nama Tokobagus bukanlah akhir, melainkan sekedar langkah awal untuk mencari celah monetisasi Tokobagus. Sebab, sudah jadi rahasia umum bahwa dengan biaya iklan yang sangat besar di media elektronik, maka tingkat keuntungan yang dijaring Tokobagus masih layak untuk dipertanyakan.

 

Kata mereka…

Saat ini, pergantian nama tersebut memang tidak merugikan pengguna Tokobagus karena seluruh sistem tetap sama. Hanya saja, banyak pengguna yang mengeluhkan susahnya menyebut OLX dibanding Tokobagus. Salah satunya disampaikan oleh Leonita Julian, seorang pakar kehumasan di Indonesia. Melalui akun Twitternya (@leonisecret), Leoni menyatakan kecewa. Alasannya, ketika dieja, nama OLX tidak sebagus nama Tokobagus.

“Nama Tokobagus sudah nempel. OLX kalau dieja O eleks. Kebalikannya Tokobagus dong,” canda Leonita.

Lain halnya dengan Sigit Widodo. Salah seorang eksekutif PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) ini menyambut dengan gembira mengenai perubahan ini. Pasalnya, nama domain Tokobagus.com akhirnya menggunakan ekstensi domain Indonesia, yakni OLX.co.id (co.id adalah ekstensi nama domain Indonesia yang dikelola oleh PANDI).

Ollie, founder Nulisbuku, melalui akun Twitternya @salsabeela menyambut perubahan ini dengan pikiran positif,

“Well, pasti jajaran direksi dan investor di TokoBagus sudah punya pertimbangan matang soal ini,” katanya.

Hal senada disampaikan pula oleh Gege Danish, salah satu pengguna setia Tokobagus ketika dikonfirmasi dalam akun Twitternya, @G2Danish. “Mengejutkan,” katanya. “Terutama karena brand image Tokobagus sendiri sudah cukup baik. Apalagi tagline jual beli bagus ya di Tokobagus sudah familiar di masyarakat. Sementara nama OLX, pamornya belum begitu signifikan. This rebranding program might be a marketing-stunt. Mereka harus mempopulerkan OLX dan membangun kembali image yang diusung Tokobagus.”

Lebih jauh lagi, Danish menyampaikan, “Saya yakin rebranding ini sudah diperhitungkan dengan baik. Sebagai user, kita semua tentu berharap kenyamanan dan trustworthy yang ditanamkan di Tokobagus dapat dipertahankan”

 

Apakah langkah Tokobagus membesarkan brand mereka sia-sia?

Rizki Rahmadianti mengkaitkan perubahan brand Tokobagus dengan peristiwa teranyar, yakni kematian Nokia. “Nokia, brand yang sudah bertahan berpuluh-puluh tahun ini harus ditanggalkan pasca akuisisi oleh Microsoft. Tidak akan dipakai lagi.”

“Artinya, lifetime brand itu memang ada.”  katanya. “Namun bukan berarti brand itu tidak penting. Justru sebaliknya.”

Memang, ganti nama hanyalah ganti nama. Bukan berarti bisnisnya mati. Nama hanyalah sebuah identifier yang memudahkan orang lain untuk mengenal diri kita.

Dalam kasus Tokobagus, kini manajemen harus berusaha keras mulai dari awal untuk mengenalkan OLX kepada orang lain. Karena kalau boleh jujur, tidak semua user Tokobagus itu tech savvy. Ketika Tokobagus beriklan di TV atau koran, mereka menjaring komunitas non teknis untuk jadi user. Kakek anda yang ada di rumah menontonnya dan sekali dua kali pernah menjajal menggunakan Tokobagus. Ketika beliau melihat perubahan ini, akankah mereka mengerti?

Nah Sobat Studentpreneur, bagaimana menurut Anda?

Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: OLX.co.id]

 

Baca Juga:

Perjuangan Gadis Cantik Pemilik Bengkel

10 Tips Mewujudkan Bisnis Impian Anda Menjadi Nyata

Berencana Mengajukan Pinjaman Untuk Berbisnis? Ini Caranya

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+