Berita Bisnis Best People
Ini Perasaan Pendiri Perusahaan yang Diakuisisi 200 Trilliun Lebih Oleh Facebook
Brian Acton, adalah salah satu dari dua pendiri WhatsApp. Kalau bicara soal WhatsApp, maka yang berada di benak Anda mungkin adalah deal akuisisi fantastis senilai $ 19 milyar oleh Facebook. Angka ini jauh memecahkan rekor akuisisi Instagram oleh Facebook senilai $ 1 milyar yang terjadi beberapa tahun silam. Sehingga, tidak heran kalau angka ini membuat publik terkesima. Namun percayakah Anda bahwa bukan cuma Anda yang terkesima. Rupanya, sampai sekarang pun Acton masih belum percaya bahwa deal ini sepenuhnya happening, demikian curhatnya ketika diwawancarai pada agenda StartX, inkubator startup yang berafiliasi dengan Stanford University.
“Lebih dari segalanya, Anda agak mati rasa,” kata Acton menggambarkan mengenai proses negosiasi mereka dengan Facebook. “Anda memiliki satu armada pengacara di sekeliling Anda. Banyak sekali. Dan sekitar sembilan puluh enam jam, Anda harus non-stop berada di ruang konferensi dengan pengacara-pengacara itu.”
Ia melanjutkan, “Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah mati rasa. Anda mencoba untuk memahami semuanya yang sedang terjadi, dan sampai sekarang pun saya tidak berpikir bahwa saya benar-benar memahami itu semua. Peristiwa ini akan mengubah hidup saya, saya tahu itu.”
Acton masih belum percaya bahwa kini, ia adalah miliarder sekaligus karyawan Facebook.
Pada bulan Februari yang lalu, Facebook setuju untuk mengakuisisi WhatsApp senilai $ 19 milyar. Kesepakatan ini telah mendapat persetujuan oleh Federal Trade Commission di Amerika Serikat, dan saat ini tengah ditinjau pula oleh European Union.
Selama satu jam wawancara pada StartX, Acton menjelaskan mengapa tim WhatsApp menahan diri untuk melakukan pemberitaan media (yang mana demi menjaga fokus mereka), penilaian pribadinya terhadap Mark Zuckerberg (Acton mempertanyakan bahwa dengan sekian banyak perusahaan, kapan Zuckerberg punya waktu tidur), dan mengapa WhatsApp memilih untuk menjual daripada mengejar initial public offering (IPO) suatu hari nanti.
“Saya pikir kami telah sampai di titik dimana kami harus memutuskan apakah kami akan diakuisisi, atau justru go public,” kata Acton. “Ada resiko yang jauh lebih besar jika nanti kami memilih go public. Dan Mark, sudah pernah melakukannya, jadi saya angkat topi untuknya. Dia memiliki energi untuk melakukannya, ia memiliki stamina yang melakukannya. Saya sendiri tidak yakin apakah saya juga punya stamina itu.”
Menurut Acton, pembicaraan antara WhatsApp dan Facebook dimulai awal Februari ketika Zuckerberg “menawarkan sejumlah angka di hadapan kami”.
Bagi mereka yang khawatir apabila WhatsApp akan memberikan data pengguna mereka kepada Facebook, Acton memiliki respon yang sederhana, “Sejujurnya tidak ada banyak data untuk diberikan”.
“Bukan berarti pada hari pertama kerja kami, kami akan langsung mengirimkan semua data kami ke Facebook,” katanya. “Dan omong-omong, kami tidak memiliki data apapun. Orang-orang mungkin tidak benar-benar memahaminya, akan tetapi kami memulainya tidak lebih dari data-data selain nomor telepon.”
Pada akhirnya, Acton menekankan bahwa Facebook dan WhatsApp telah sepakat untuk “model kemerdekaan”, yang akan memungkinkan WhatsApp untuk melanjutkan bisnis seperti biasa, hanya dengan lebih banyak resource. Atau, sebagaimana Acton menggambarkannya dengan celetukan humor, “Kami tidak melihatnya dari perspektif dimana kami akan ditelan oleh Borg (Facebook). Kami tetap independen”.
Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. Merasa artikel ini berguna? Bagikan untuk teman-teman Anda melalui tombol share di bawah ya. Karma counts! [Photo Credit: Alexander]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Peluang Bisnis Franchise yang Menjanjikan
Ini Nasehat Mantan Orang Terkaya di Dunia
Facebook Habiskan 260 Trilliun Untuk Dana Akuisisi