Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis Best People Seri Orang Terkaya Dunia

Inspiratifnya Orang Terkaya Inggris yang Setia Membantu Rakyat Afrika


Sekalipun berasal dari Afrika, pria ini berhasil menjadi orang terkaya di negeri Ratu Elizabeth, Inggris.

Dia adalah Dr Mohamed ‘Mo’ Ibrahim warga keturunan Sudan-Inggris merupakan orang terkaya ke 41 di Inggris versi Forbes dengan kekayaan 11 triliun rupiah. Panggilannya akrabnya adalah Mo Ibrahim, keturunan Afrika yang mempunyai perusahaan telekomunikasi di Inggris bernama Celtel. Celtel sendiri sekarang setidaknya sudah ada di 14 negara di Afrika dan sudah menservice setidaknya 24 juta telepon seluler. Walaupun sudah kaya dan tinggal di Inggris, Mo Ibrahim ini tetap menginvestasikan usahanya ke benua tempat lahirnya Afrika.

 

Seperti anak Afrika kebanyakan, kurang mampu

Mo Ibrahim lahir di Sudan, dan seperti anak-anak Afrika lainnya, Mo Ibrahim lahir dari keluarga yang kurang mampu. Tetapi orang tuanya tidak menginginkan anak-anaknya seperti ayah ibunya. Yang diingat Mo adalah kata-kata ibunya, ‘Kalian semua harus masuk universitas’.

Kedua orang tuanya bekerja mati-matian untuk menghidupi kelima anaknya termasuk Mo. Karena terlecut kata-kata ibunya, Mo menjadi semangat belajar. Bahkan Mo menjadi yang terbaik di kelasnya. Kemudian karena faktor ekonomi, keluarga Mo pindah ke Mesir. Disitulah Mo mendapatkan pendidikan yang lebih baik.

 

Tertarik pada fisika dan matematika

Pada umur 18 tahun, Mo sangat tertarik pada fisika dan matematika. Dan akhirnya dia masuk kedalam Universitas Alexandria, sebuah kota di Mesir. Tidak lama berselang, Mo mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan gelar masternya ditempat yang sama. Apalagi tidak lama berselang, Afrika mendapatkan pengakungan dari dunia, pada waktu Mo muda kasus rasis sangat tinggi di dunia.

Setelah lulus itulah, petualangan Mo di telekomunikasi dimulai ketika diterima kerja sebagai admin di perusahaan seluler. Setelah itu, pemerintah Sudan dan Inggris mengadakan kerja sama beasiswa untuk para penduduk Sudan yang berprestasi. Akhirnya Mo terpilih dan pergi ke Inggris untuk melanjutkan studinya.

mo-ibrahim

Petualangan di perusahaan telekomunikasi

Setelah puas melanjutkan kuliahnya selama beberapa tahun di Inggris, akhirnya Mo kembali lagi bekerja disalah satu perusahaan telekomunikasi di Inggris, British Telecom dan menjadi dosen di London School of Africa. Setelah mengetahui seluk-beluk ilmu tentang telekomunikasi, pada tahun 1998 mendirikan MSI, yang kemudian berubah nama menjadi Celtel.

Tujuan awal membuat MSI adalah, bagaimana penduduk Afrika juga butuh kemajuan teknologi. Pada awal membuat MSI, Mo hanya mempunyai 5 karyawan. Mo keliling untuk mendapatkan investasi, pada tahun pertama Mo mendapatkan investasi 16 juta dolar untuk membangun infrastruktur dan membeli beberapa lisensi.

Ketakutan Mo dalam membangun bisnis di Afrika adalah tentang daya beli dan korupsi. Mo sangat berhati-hati dalam memilih setiap kliennya. Mo berkerja sama dengan African Union, sebuah organisasi yang membantu Africa, untuk bekerja sama dalam memperbesarkan MSI. Pada tahun pertama, MSI sudah menjaring 3 negara lalu pada tahun 2001 MSI sudah mencakup di 7 negara di Afrika dan mendapatkan keuntungan.  Setelah itu MSI membeli Celtel pada tahun 2005, sebuah perusahaan telekomunikasi juga di Afrika.

 

Kita lihat bagaimana Mo Ibrahim walaupun tinggal dan besar di Inggris, tetapi tidak lupa dengan kampung halaman. Mo juga membuat telekomunikasi yang terjangkau untuk warga di benua Afrika. Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Foreign Office]

 

Rekomendasi Editor Hari Ini:

Hanya Lulusan SMK, Bisnis Anak Indonesia Ini Berjaya di Dunia Internasional

Tokopedia, Startup Lokal yang Mendapatkan Investasi 1,2 Trilliun Rupiah

Pendiri Coca-Cola Malah Mati Miskin

Dior Asning Kosyu

Bercita-cita menjadi pemain basket, kini Dior berubah profesi menjadi jurnalis yang ingin memperbaiki Indonesia melalui tulisannya.

Facebook Twitter Google+