Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Studentpreneur Indonesia

Petani Muda Ini Berhasil Raup Untung Ratusan Juta Rupiah


Bertani, Terdengar Sangat Kuno dan Membosankan. Namun Kukuh, Lulusan IPB, Mampu Mengubahnya Menjadi Bisnis yang Menyenangkan, dan MENGUNTUNGKAN!

Kukuh, seorang lulusan IPB, memilih jalur yang benar-benar berbeda dengan kebanyakan pebisnis muda. Kalau bisnis yang sedang ngetren berkaitan dengan kuliner atau teknologi, justru Kukuh memilih untuk mengembangkan dunia pertanian. Dia mendirikan Pandawa Putra Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian. Meskipun terdengar membosankan, Pandawa Putra Indonesia mampu meraup ratusan juta rupiah dalam prosesnya. Simak wawancara menarik Studentpreneur dengan Kukuh, sang petani modern!

 

Jadi, bisa diceritakan, apa saja sih sebenarnya produk solut-ion itu dan apa itu pandawa putra indonesia?

Pandawa Putra Indonesia didirikan secara resmi pada 7 Juli 2012 dalam bentuk CV. Namun kami sebelumnya sudah mulai merintis usaha dari akhir tahun 2010 dimana sebelumnya kami semua selain kuliah di Departemen Agronomi Hortikultura IPB juga bekerja di Laboratorium Ecotoxycology and Waste di IPB. Sehingga selain kuliah, kami juga update dengan perkembangan pertanian pada praktiknya terutama pada dunia herbisida. Sekarang kami juga telah memiliki PT untuk mendukung perkembangan pasar.

Produk dari Putra Pandawa Indonesia adalah Weed Solution atau juga lebih dikenal dengan Solution, merupakan Adjuvant (Penguat) dari Herbisida yang fungsionalnya untuk pengurangan dosis racun herbisida hingga 50%. Dengan begitu, produk kami lebih ramah lingkungan karena bahan yang digunakan 50% juga merupakan bahan organik dan bahan kimia yang digunakan adalah bahan non racun. Selain itu, produk kami juga menawarkan solusi untuk efisiensi biaya pengendalian gulma hingga 20% sehingga selain ramah lingkungan juga lebih menguntungkan konsumen. Yang perlu dicatat juga bahan yang kami gunakan asli merupakan kekayaan dari Sumber Daya Alam Indonesia sehingga tidak ada yang impor.

 kukuh-roxa

Kenapa terpikir oleh Mas Kukuh dan rekan-rekan untuk mengembangkan bisnis di bidang pertanian, tidak takut dibilang kuno?

Simple sebenarnya, karena pada dasarnya kami memang dari dunia pendidikan yang fokus di pertanian. Lalu, juga karena selain kuliah kami juga sempat menekuni kerja di bidang pertanian maka Kami bisa melihat peluang yang tidak bisa dibantah, bahwa dunia pertanian memang tidak ada habisnya selama manusia memang butuh makan. Karena selain melihat keuntungan, kami melihat bisnis itu untuk jangka panjang dan juga dampak positif baik untuk lingkungan maupun ke masyarakat juga lebih mengena jika dibandingkan bergerak di bidang lain.

 

Apa sih tantangannya mengembangkan bisnis di bidang pertanian saat ini?

Banyak ya, tapi kalau boleh kita konklusi yang pertama, SDM di bidang pertanian yang masih banyak kekurangan sehingga dari hulu sampai hilir yang menjadi masalah rata-rata kembali lagi dikarenakan kualitas SDM yang kurang. Kedua, pelaku bisnis di bidang pertanian maupun pemerintah sering merasa abai dengan potensi SDA yang melimpah, sehingga malas untuk memperbaiki diri dengan teknologi maupun regulasi yang mendukung sektor ini. Ketiga, mindset masyarakat kita terhadap dunia pertanian yang masih rendah. Padahal, bisa dihitung pemain asing yang bermain di dunia pertanian Indonesia, itu membuktikan bahwa pihak asing sendiri melihat Indonesia sebagai pasar maupun sumber pertanian yang unggul. Sangat disayangkan mengingat prediksi World Bank, 20 tahun kedepan dua hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah masalah Pangan dan Air.

 

Berapa harga jual solut-ion produk Anda dan sudah berapa petani yang menggunakannya serta berapa penghasilan yang sudah didapat?

Harga jual rata-rata Rp 35.000/liter. Jumlah petani yang menggunakan diperkirakan sudah ratusan, baik itu di Jawa, Sumatera dan sekarang sedang berusaha untuk memperluas jangakauan ke Sulawesi dan Kalimantan. Ya, total khusus untuk produk Weed Solution tahun ini diharapkan dapat mencapai nilai sekitar 700-800 juta rupiah. Belum jumlah yang banyak memang, namun proses dari pengenalan produk hingga beli memang diperlukan pengamatan, sosialisasi yang biasanya memakan waktu 4-6 bulan.

 

Apa yang menjadi inspirasi Mas Kukuh dan rekan-rekan dalam menciptakan solut-ion?

Berawal dari permintaan petani agar kami membuat produk herbisida, karena selama ini kami sudah bergerak dalam memproduksi sarana produksi yang lain seperti pupuk dan obat-obatan pertanian yang ramah lingkungan. Dari situ, kami melihat bahwa dengan memproduksi herbisida value proposition yang kami miliki kurang kuat. Karena bahan aktif yang hampir 100 persen impor, pemain herbisida yang rata-rata merupakan perusahaan multinasional.

Herbisida sendiri merupakan salah satu kebutuhan primer dari petani maupun pekebun di dunia. Karena penganggulangan tanaman pengganggu secara mekanis melalui tenaga kerja manusia makin mahal biayanya, dan ketersediaan tenaga kerja yang semakin berkurang. Di dunia pestisida, pasar paling besar memang ada di herbisida meskipun juga memang sepertinya yang paling kurang terkenal. Dan gulma sendiri bila dirata-rata dapat mengurangi hasil pertanian sebesar 30%.

 

Menurut Anda, bagaimana perkembangan bisnis bidang pertanian di Indonesia saat ini?

Kami melihat bisnis pertanian di Indonesia ini masih kurang dari segi inovasi. Lebih bersifat atau terlihat masih seperti dagang saja, belum bisa dikatakan iklimnya sudah maju. Inovasi tidak harus selalu teknologi yang canggih dan rumit, namun kearifan lokal dan simplifikasi yang lebih diperlukan. Memang bagaimanapun kalau bidang pertanian sangat erat dengan keberpihakan pemerintah ya karena ini tentang hajat hidup orang banyak juga. Jadi, kami perkirakan dengan pemerintah yang mendukung dunia pertanian, dapat dengan lebih cepat mengakselerasi perkembangan bisnis di bidang pertanian. Semoga juga, generasi muda kita selain melek teknologi juga tidak lupa untuk ikut aktif berperan serta dalam pengembangan dunia pertanian di masyarakat.

 

Pernahkah Mas dan rekan-rekan merasa frustasi karena kesulitan mengembangkan bisnis dan bagaimana mengatasinya?

Sampai tingkat frustasi ya pernah, namun ada saja solusinya baik itu ditemukan cepat maupun lambat. Yang penting tidak terlalu lama terbawa kesulitan ya, rajin bertanya maupun membaca sangat membantu dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang pasti sampai kapanpun tidak akan berhenti. Namun bila didefinisikan, frustasi itu hingga berpikir berhenti atau keluar dari bisnis ini, tidak pernah ya sampai segitunya. Bagaimanapun adanya kesulitan itu kan selalu dibarengi dengan adanya peluang. Kadang diperlukan sudut pandang ataupun pendekatan yang berbeda sehingga seringkali hal yang terlihat sangat rumit menjadi sederhana jalan keluarnya.

 

Terakhir, apa saran dari Mas Kukuh agar mereka yang memulai bisnis seperti Mas Kukuh tetap bersemangat?

Jangan memulai bisnis karena hanya melihat dari sisi materi. Menurut kami, bisnis itu ibarat lari jarak jauh, bukan sekedar sprint. Kalau dagang, okelah disitu kita bisa berprinsip cepat jual, cepat untung. Motivasi seperlunya saja, jangan terlalu banyak, jadinya biasanya kurang bisa berpikir logis. Lalu yang terakhir adalah juga melihat trend sekarang bukan lagi ke kompetisi namun ke kolaborasi. Jadi rajin melihat peluang, perluas wawasan dengan banyak membaca, belajar dari pengalaman orang lain, dan carilah mentor untuk bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan yang akan kita lakukan. Kami termasuk beruntung bisa memiliki mentor-mentor dari Kinara maupun support dari Bank Mandiri yang bersedia kami recoki demi tumbuh kembangnya Pandawa Putra Indonesia.

Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Cinta Bos Lion Air Ditolak Karena Tidak Punya Sepatu Puma

Gadis 16 Tahun Berhasil Raup Jutaan Rupiah Per Bulan Dari Bisnis Kamera

Anak Muda Bogor Berhasil Bangun Perusahaan Properti Besar Khusus Untuk Warga Miskin

Agus Fariansyah

Agus Fariansyah adalah reporter Studentpreneur yang bercita-cita naik haji bersama keluarganya.

Facebook Google+