Best People Inovator
Profil Pendiri Brand Yonex, Minoru Yoneyama
Tidak asal mahal, produk Yonex memang di atas rata-rata.
Yonex sekarang dikenal sebagai salah satu brand olahraga yang mempunyai pengaruh sangat kuat di bulu tangkis. Sekarang hampir 80% pemain bulu tangkis profesional di seluruh dunia menggunakan Yonex dan hanya sedikit pemain bulu tangkis yang mendapatkan sponsor Yonex. Dari awal berdiri sampai sekarang, ternyata Yonex tidak asal dalam memberikan sponsor kepada pemain bulu tangkis. Terakhir pemain bulu tangkis yang baru saja mendapatkan kontrak adalah Lin Dan. Sebelumnya Lin Dan memakai Li Ning.
Sang pendiri Yonex adalah Minoru Yoneyama, seorang pengusaha yang sebenarnya fokus di dalam pembuatan kayu untuk memancing. Tetapi karena penemuan pancing ikan dari kayu ke plastik, usaha kayu yang dimiliki Yoneyama mengalami kebangkrutan. Dengan naluri bisnis yang besar, Yoneyama bangkit dan membuat raket badminton.
Tentang Minoru Yoneyama
Usai perang dunia kedua yang membuat Jepang hancur berantakan, ternyata juga dirasakan oleh Yoneyama. Ayahnya wafat ketika perang dunia telah usai, dirinya hanya ditinggali sebuah motor pemotong kayu. Dari situ, Yoneyama membuat kerajinan dari kayu. Mulai dari botol sake dan pancingan dari kayu. Di Jepang pada tahun 50an, pancingan ikan salmon sangat terkenal. Usaha dari Yoneyama sangat berkembang pesat karena itu.
Pada tahun 1953, ada penemuan baru bahwa memancing menggunakan plastik lebih mudah dan hemat. Secara tiba-tiba, usaha Yoneyama ini mengalami surut. Pemesanan yang turun membuat Yoneyama pusing dan harus memutar otak. Yoneyama berpikir bahwa kesalahan bukan terjadi pada teknologi atau penemuan baru, tetapi memang usahanya tidak berkembang. Sempat frustrasi, Yoneyama berkeliling ke seluruh Jepang untuk mencari ide bisnis.
Penasaran Bulu Tangkis
Sebenarnya di Jepang lebih dulu ada olahraga yang sangat mirip dengan bulu tangkis, yaitu Hanetsuki. Bedanya Hanetsuki ini menggunakan raket kayu dan tidak memiliki net. Nah setelah perang dunia usai, Jepang melakukan perubahan besar-besaran dengan menerima segala budaya dan teknologi yang ada, masuklah olahraga bulu tangkis ke Jepang. Karena di Jepang sudah ada permainan yang sama, bulu tangkis mendapatkan sambutan yang cukup meriah.
Di Jepang sebelumnya sudah ada produsen raket bernama Sanbata. Yoneyama pun mendekati Sanbata untuk menjadi official equipment manufacturer (OEM). Setelah deal diterima, Yoneyama langsung membuat perusahaan baru dengan nama Yoneyama Company Ltd. Kualitas yang dibuat oleh Yoneyama ternyata sangat mengagumkan. Produk Sanbata pun terkenal di seluruh Jepang.
Tetapi ada masalah yang muncul, Sanbata harus tutup karena masalah internal perusahaan. Yoneyama yang sebelumnya ikut Sanbata harus menerima pil pahit, mereka harus memulai dari awal. Yoneyama akhirnya melakukan pitching ke berbagai investor. Pada tahun 1961, investor didapat dan Yoneyama membuka toko peralatan bulu tangkis pertama.
Tahun 1962, produk raket Yoneyama diluncurkan untuk pertama kalinya dengan jenis 1000 dan 2000. Yoneyama juga mensponsori Chuo University dan langsung mendapatkan juara. Seketika itu, Yoneyama langsung menjadi produsen nomor 1 bulu tangkis di Jepang.
YY Yonex
Pada tahun 1973, Yoneyama mengeluarkan logo YY. YY bukan kepanjangan dari Yoneyama, tetapi Yoneyama Youth. Youth merupakan visi dan misi dari Yoneyama agar Yoneyama ini banyak dipakai oleh anak muda, di seluruh dunia termasuk Indonesia. Tidak lama setelah itu, Yoneyama memberikan sponsor untuk pertama kali kepada pemain bulu tangkis. Di adalah Rudy Hartono, pemain Indonesia yang sudah 8 kali juara All England. Di tahun yang sama, Yoneyama juga mengumumkan untuk masuk ke dalam pasar tenis. Produk TS-6500 dan TS-5500 merupakan raket tenis yang pertama dijual oleh Yoneyama.
Banyak yang mengatakan, nama Yoneyama ini terlalu panjang dan untuk pelafalan juga cukup susah. Pada akhirnya Yoneyama memutuskan untuk mengganti nama menjadi Yonex. Huruf X sendiri berarti terus berkreasi untuk masa depan teknologi dalam urusan olahraga. Tahun 1974, Yonex memberikan sponsor tenis untuk pertama kalinya kepada Tony Roche, pemegang 4 turnamen grand slam ganda putra.
Hal yang menarik dari strategi marketing dari Yoneyama adalah membuat produknya selalu eksklusif. Jika Anda suka badminton, pasti tahu bahwa produk Yonex ini pasti mahal-mahal. Tidak asal mahal, produk Yonex memang di atas rata-rata. Selain itu strategi dengan tidak banyak mensponsori pemain juga membuat keeksklusifan Yonex menjadi sangat tinggi.
Pelajaran yang bisa diambil dari Yoneyama adalah fokus dan tidak mudah menyerah. Dari awal Yoneyama selalu membuat raket dengan kualitas yang tidak pernah stagnan. Setelah perusahaan tutup karena masalah perkembangan teknologi, Yoneyama kemudian tidak pernah lupa untuk selalu membuat teknologi di produknya selalu berkembang.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Indonesian Independence in a Digital Economy
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017