Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People

Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono


Michael Budi Hartono dan Robert Budi hartono adalah dua bersaudara pengusaha besar Indonesia yang memiliki beberapa perusahaan besar di Indonesia seperti Djarum, BCA (Bank central Asia), Grand Indonesia dan masih banyak perusahaan elektronik lainnya. Michael Bambang Hartono (Oei Hwie Siang) lahir di kudus pada tahun 1929 sebagai salah seorang anak dari Oei Wie Gwan yang mengakuisisi Pabrik Rokok Djarum pada tahun 1951. Ia bersama adiknya mewarisi pabrik rokok djarum setelah ayah mereka, Oei Wie Gwan, meninggal dunia pada tahun 1963. Ayahanda bambang meninggal tidak lama setelah pabrik rokok Djarum terbakar Habis.

Robert Budi Hartono (Oei Hwie Tjhong) lahir di Kudus pada tahun 1941 dan merupakan adik dari Michael Bambang Hartono. Beliau adalah orang terkaya nomor sepuluh di Asia Tenggara dan peringkat 321 di dunia pada 2005 menurut majalah Forbes. Pada tanggal 23 November 2011, Forbes merilis daftar orang terkaya di Indonesia, Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono menduduki peringkat pertama dengan total kekayaan empat belas milliar dolar amerika di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1963, perusahan rokok Djarum yang telah dirintis oleh ayah mereka terbakar habis. Mereka kembali berusaha merintis mulai dari awal lagi dan bercita-cita penuh untuk mengembalikan kejayaan pabrik rokok Djarum dan membawanya lebih jauh lagi. Hal pertama yang mereka lakukan pada tahun 1970 adalah mendirikan departemen penelitian dan pengembangan agar dapat menghasilkan racikan tembakau yang jauh lebih baik dan inovatif. Selanjutnya pada tahun 1972, mereka mulai mencoba mengekspor produksi rokoknya ke luar negeri yang kemudian diikuti dengan produksi Djarum Filter pertama mereka yang menggunakan mesin. Hal tersebut tidak dibiarkan berhenti disitu saja, mereka kemudian juga mengeluarkan produk Djarum Super pada 1981 sebagai hasil pengembangan Djarum Filter.

Usaha mereka berdua tidak hanya berhenti sampai disitu saja, mereka juga mencoba untuk melebarkan usaha merek ke berbagai macam sector seperti sector perbankan ataupun properti. Dalam Sektor property, mereka melalui anak perusahaan PT Cipta Karya Bumi Indah, Djarum membangun pusat grosir WTC (Whole Trade center) mangga Dua Jakarta. Mereka juga berekspansi dalam sektor perhotelan dengan melakukan peremajaan pada Hotel Inna Wisata dan Hotel Indonesia. Mereka mencoba melebur kedua hotel tersebut menjadi satu serta melengkapinya dengan sebuah supermall bernama Grand Indonesia. Untuk mega proyek seperti ini, Djarum harus mengeluarkan biaya hingga sebesar dua ratus tiga puluh juta dolar amerika.

Sektor lain yang mereka coba kembangkan adalah sector perbankan. Mereka atas nama Djarum mencoba untuk bergabung dengan sebuah konsorsium bernama Farallon dan membeli sebanyak lima puluh dua persen saham BCA (Bank Central Asia) pada maret 2002. Melalui Alaerka Investment, Bambang dan Budi menguasai sepuluh persen saham Farindo. Kiprah Hartono bersaudara yang terbaru adalah menjajaki sector kelapa sawit dengan mendirikan Hartono Plantation Indonesia di Sumatera dan Kalimantan. Dua bersaudara ini memasang target seratus ribu hektar hingga akhir 2009 dan perlahan-lahan menanjak naik hingga lima ratus ribu hektar pada tahun 2011. Untuk rencana besar mereka ini, mereka berdua harus merogoh kocek hingga sebesar lima belas triliun rupiah dengan rata-rata pendapatan nilai investasi kebun kelapa sawit tersebut sebesar 30-40 Juta rupiah per hektar.

Kiprah hartono bersaudara mengembangkan sayap bisnis mereka tidak hanya berhenti sampai disitu saja, mereka juga tengah membangun sejumlah kilang pengolahan CPO agar dapat menekan biaya pengolahan minyak kelapa sawit mereka.