Best People Seri Orang Terkaya Dunia
Seri Orang Terkaya di Indonesia 2014 – Soetjipto Nagaria (Peringkat 50)
“Komitmen pada konsumen itu penting. Kalau janji harus ditepati, kalau konsumen ada masalah harus kita bantu, sampai akhirnya ada kepercayaan konsumen”
Soetjipto Nagaria – Pendiri Summarecon dan Orang Terkaya ke 50 di Indonesia
Majalah Forbes kembali mengeluarkan data terbaru mengenai orang terkaya di Indonesia. Banyak sekali nama-nama baru yang muncul. Mulai hari ini, Tim Studentpreneur akan membahas satu per satu kisah sukses serta rahasia bisnis yang dipunyai oleh pebisnis-pebisnis paling cerdas di Indonesia. Seri pertama kami akan membahas tentang Soetjipto Nagaria, pendiri Summarecon sekaligus orang terkaya di Indonesia peringkat 50 dengan total kekayaan 390 Juta Dollar atau lebih dari 4 Trilliun Rupiah. Sebenarnya, bagaimana kisah sukses dari Soetjipto Nagaria ini?
Keberhasilan dari Pak Tjip, panggilan akrabnya, tidak lepas dari keberaniannya untuk mendirikan Summarecon ketika masih sangat muda. Seperti yang kita semua ketahui, Summarecon berhasil menjelma menjadi salah satu grup property yang paling disegani di Indonesia. Kehebatan Summarecon mengubah sampah menjadi emas dapat terlihat dari mengubah rawa-rawa di daerah Kelapa Gading menjadi pusat hunian dan bisnis modern di Jakarta. Tidak puas hanya di Jakarta, Summarecon melakukan pengembangan di Tangerang, Serpong, Bekas, Banten, Jawa Barat, dan hampir semua daerah di Indonesia. Apa yang mereka jual selalu laris.
Pak Tjip ketika muda mendapatkan pendidikan yang sangat baik. Menghabiskan waktu dari kecil sampai SMA di Jakarta Barat, beliau melanjutkan kuliah di jurusan Teknik Kimia ITB Bandung. Lulus dari ITB, Pak Tjip sempat bekerja di pabrik cat sebelum akhirnya urunan bersama beberapa temannya membeli rumah-rumah di daerah Tebet, Kemang, dan Cipete serta mendirikan perusahaan property pertamanya. Menanjaknya karir property beliau dimulai pada tahun 1975 ketika bersama salah satu keluarga besar temannya membangun Summarecon di Kelapa Gading yang ketika itu masih daerah rawa-rawa. Keberanian ini ternyata berbuah besar, Summarecon sukses besar di Kelapa Gading. Setelah keluarga temannya memutuskan keluar pada tahun 1992, maka resmi Soetjipto menjadi pemegang saham terbesar di Summarecon.
Ketika ditanyai tentang rahasia suksesnya, Pak Tjip menekankan pada pentingnya komitmen. “Komitmen pada konsumen itu penting. Kalau janji harus ditepati, kalau konsumen ada masalah harus kita bantu, sampai akhirnya ada kepercayaan konsumen untuk Summarecon,” ucap Pak Tjip dalam salah satu wawancara dengan media Jakarta. Secara singkat, kalau Summarecon membuat janji, pasti ditepati. Pak Tjip tidak malu mengakui bahwa beliau belajar dari dua perusahaan asing, Mirvac dari Australia serta Sun Hung Kai dari Hong Kong. Beliau mengagumi keberhasilan dua perusahaan tersebut untuk bertahan dan tetap laris di tengah situasi ekonomi yang sedang berat.
Pak Tjip juga menekankan pada pentingnya budaya perusahaan, terutama soal kepribadian. Meskipun kesannya ikut campur, beliau tidak mengizinkan karyawan melakukan kecurangan dalam keluarga, seperti selingkuh contohnya. Karyawan juga tidak diizinkan untuk menerima komisi. Dengan ini, hubungan Summarecon dengan supplier terjaga dengan baik, termasuk kualitas bahan-bahan dari supplier juga selalu bagus. Summarecon tidak pernah mengulur pembayaran pada supplier, membuat partner mereka selalu senang. Pak Tjip sangat percaya bahwa apabila beliau melakukan hal yang baik, maka akan menerima hal yang baik pula.
Studentpreneur ingin menutup artikel ini dengan filosofi hidup Pak Tjip yang luar biasa. Beliau merasa bahwa hidup itu harus sungguh-sungguh, belajar sungguh-sungguh, bekerja sungguh-sungguh, dan menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pak Tjip merasa bahwa keberhasilannya juga merupakan sumbangsih dari masyarakat, oleh karena itu dia juga aktif di berbagai kegiatan social Tzu Chi yang menolong kemanusiaan tidak peduli apa agama dan sukunya. Ada beberapa project CSR dari Summarecon yang disalurkan melalui Tzu Chi seperti pembangunan 1000 rumah untuk orang-orang yang digusur dari Kali Angke, 2500 rumah untuk korban tsunami Aceh, serta asrama untuk ribuan anak yatim piatu.
Sobat Studentpreneur, bagaimana pendapat kalian tentang Pak Tjip? Apa yang kalian pelajari dari beliau?