Best People Seri Orang Terkaya Dunia
Seri Orang Terkaya di Indonesia 2014 – The Nin King (Peringkat 45)
Bisnis itu harus berhati-hati – The Nin King, Orang Terkaya ke 45 di Indonesia
Ada beberapa nama baru yang berhasil masuk 50 besar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes. Salah satunya adalah The Nin King, bos dari Argo Manunggal Group yang mempunyai kekayaan sebesar 650 Juta Dollar atau kurang lebih 7 Trilliun Rupiah, menempati posisi nomor 45 di daftar orang terkaya di Indonesia. Berbeda dengan Sandiaga Uno, profil orang terkaya yang kita bahas sebelumnya, The Nin King hampir tidak pernah diliput oleh media. Beliau memang termasuk salah satu pengusaha yang tidak banyak bicara di depan publik, namun kiprahnya terus membaik.
Ayah The Nin King asli dari Fujian, China, bermigrasi ke Bandung pada tahun 1910an. The Nin King lahir di Bandung pada tahun 1931, sampai akhirnya bersama ayahnya pindah dan mendirikan toko tekstil di Jakarta sekitar tahun 1938. Kiprah bisnis The Nin King memang bisa dibilang dimulai dari usia yang sangat muda, 17 tahun. Beliau belajar bisnis dari ayahnya, sampai akhirnya mencintai dan tertarik di dunia bisnis. Pada tahun 1961, atau ketika usianya 30 tahun, The Nin King memberanikan diri membangun pabrik tekstil pertamanya.
Usaha pabrik pertama ini berjalan sangat lancar, hampir menguasai semua pulau Jawa untuk kategori produksi tekstil, benang, kain, sleeping bag, hingga tenda. Karena merasa sudah menguasai Pulau Jawa, beliau mendirikan PT Argo Pantes, cikal bakal Argo Manunggal Group pada tahun 1977. Begitu lancarnya bisnis ini membuat Argo Pantes mampu menembus pasar saham tahun 1999. Tidak hanya puas di tekstil, The Nin King mengembangkan bisnisnya di bidang real estate, baja, ungags, asuransi, sampai konstruksi industry. Beliau berhasil memberikan pekerjaan pada 25 ribu orang melalui bisnis-bisnisnya.
Namun, perjalanan bisnis beliau tidak selalu lancar. Pada medio 1997 dan 1998, Indonesia terkena dampak krisis moneter. Bagi perusahaan Indonesia yang mempunyai utang dalam bentuk dollar, terkena dampaknya. The Nin King yang memiliki Bank Danahutama terkena imbasnya. Danahutama ditutup pada tahun 1994. The Nin King tidak patah arang, perlahan beliau membangun ulang bisnisnya, melakukan restrukturisasi besar-besaran pada bisnis tekstil, serta akhirnya berhasil membayar lunas utangnya pada tahun 2004.
Ketika ditanya mengenai apa hal yang beliau pelajari ketika terkena krisis moneter, The Nin King berkata, “Ke depan, kita harus lebih berhati-hati dan lebih berhati-hati.” Krisis moneter memang tidak membuatnya bangkrut, namun malah berhasil mempengaruhi caranya menjalankan bisnis, lebih perhitungan dan berhati-hati. Kini, menurut Bloomberg, The Nin King mendapatkan kenaikan kekayaan yang luar biasa setelah PT Alam Sutera Realty membangun kota mandiri di Jakarta Barat, dengan 30 cluster dan 500 rumah tiap cluster. Belum lagi saham besar di PT Bekasi Fajar Industrial Estate, mengontrol kawasan industry terbesar di Indonesia bersama perusahaan Jepang. Kenaikan harga saham dua perusahaan tersebut yang berhasil mengatarkan The Nin King masuk 50 besar orang terkaya di Indonesia tahun ini.
Baca juga kisah orang terkaya ke 47 di Indonesia, Sandiaga Uno.