Best People Seri Orang Terkaya Dunia
Seri Orang Terkaya di Indonesia 2017: Achmad Hamami
Kamu tidak membutuhkan latar belakang tertentu untuk menjadi pengusaha. Begitu pula dengan Achmad Hamami, anggota TNI AL yang menjadi pengusaha sukses di bidang infrastruktur.
Menjalani karir sebagai pebisnis merupakan pekerjaan yang bisa dijalani oleh semua kalangan, baik mereka yang berpendidikan tinggi ataupun yang harus mengalami putus sekolah sekalipun. Bisnis bisa dijadikan sebagai pilihan terakhir atau bahkan sekedar pekerjaan sampingan bagi seseorang. Hidup memang penuh misteri, dari dunia bisnis saja semua orang bisa mencoba dan menjadi pebisnis ulung ketika ditekuni secara baik lengkap dengan kejujuran dan kerja keras.
Itulah yang dialami oleh Achmad Hamami, seorang anggota TNI Angkatan Laut yang kini justru menempati jajaran orang terkaya di Indonesia melalui jalur bisnis. Pernahkah kamu mendengar nama Achmad Hamami Sobat Studentpreneur? Jika belum, mungkin profil Achmad Hamami di bawah ini bisa djiadikan sebagai salah satu kisah orang sukses yang bisa kamu jadikan inspirasi.
Lulus Sebagai Kolonel Muda, Achmad Hamami Justru Memilih Pensiun Dini dan Membuka Usaha kecil-kecilan
Jika melihat dari profil Achmad Hamami ke belakang, Ia merupakan salah satu anggota TNI AL yang berhasil mengenyam pendidikan pilot angkatan udara di Belanda (Militaire Luchtvaart) dan akhirnya mendapatkan gelar sebagai kolonel muda. Diprediksi akan memiliki karir yang cemerlang di dunia militer, Hamami justru memutuskan untuk pensiun dini karena merasa muak dengan praktik korupsi di sekitarnya.
Demi bertahan hidup, ia akhirnya memilih untuk menjalankan bisnis kecil-kecilan demi menutupi kebutuhan hidupnya. Siapa sangka pebisnis sukses berusia 81 tahun ini awalnya menjalankan bisnis dengan membuka les privat untuk pelajaran matematika. Dalam menjalankan bisnis tersebut, anak-anaknya ikut menopang kebutuhan keluarga dengan cara berjualan es lilin. Namun memang sudah menjadi rejekinya, Ia akhirnya diajak untuk menjalankan proyek infrastruktur.
Pada saat itu, Caterpillar atau perusahaan asing pemilik alat berat asal California, Amerika Serikat akhirnya tertarik dan menjadikan Hamami sebagai salah satu distributornya. Caterpillar yang sebelumnya sudah memiliki agen penjualan di Surabaya, memutuskan untuk melirik Hamami sebagai dealer karena tertarik dengan latar belakang militer yang dimilikinya dan juga reputasi dirinya yang ‘bersih’.
Seperti yang dilansir dari Forbes.com mengenai Profil Achmad Hamami, kesuksesan bisnis mantan anggota militer ini berawal pada tahun 1970, tepatnya ketika Ia mendirikan PT Trakkindo Utama.
Tahun 1971, Trakindo Utama Resmi Menjadi Agen Produk Caterpillar di Indonesia dan menjadi Bisnis Besar
Pada tanggal 13 April 1971, Trakindo Utama resmi menjadi agen dari produk Caterpillar di Indonesia. Seiring perkembangan ekonomi, Trakindo pun menjadi pebisnis utama di bidang pengembangan infrastruktur nasional. Tidak lama ia pun mendirikan beberapa perusahaan pendukung seperti PT. Sanggar Sarana Baja pada tahun 1977 dan PT. Chandra Sakti Leasing pada tahun 1995, dan akhirnya Trakindo menjadi perusahaan yang tidak hanya menjadi agen resmi dari alat besar saja, tetapi juga sudah memperluas jangkauannya ke bisnis lain.
Sebagai agen resmi Caterpillar, Trakindo menawarkan beberapa produk mulai dari alat berat, diesel, dan mesin produksi gas. Perusahaan ini juga fokus pada penjualan onderdil resmi dan tentunya jasa perbaikan. Tidak hanya itu, Trakindo juga memastikan setiap produknya disesuaikan dengan kebutuhan para pembelinya. Trakindo juga menyediakan jasa perbaikan guna memastikan produknya tidak akan rusak dan bisa bekerja bagaimana semestinya.
Trakindo juga menyediakan layanan Part Exchange Service (PES) atau layanan yang bisa membantu pemilik produk mengganti bagian mesin yang sudah tua dengan yang baru. Sehingga dapat mengurangi pengeluaran besar pada perawatan dan bahkan para pembeli tidak perlu lagi membeli produk serupa. Pembeli nantinya akan mendapatkan layanan perawatan yang sudah ditambah dengan penggantian mesin baru yang sama kualitasnya.
Krisis Ekonomi Tahun 1999, Mulai dari Bisnis dan juga Kesehatan Achmad Hamami yang Menurun
Dalam menjalankan bisnis, tentu tidak selalu bisa berjalan mulus. Tahun 1999, ketika krisis ekonomi menyerang Indonesia, PT Trakindo Utama juga merasakan dampaknya. Saat itu, menjadi masa-masa sulit Achmad Hamami karena perusahaannya memiliki hutang besar hingga angka US$ 118 juta. Kondisi ini semakin diperparah karena tidak ada bank yang bersedia memberikan pinjaman untuk membantu Hamami kembali menjalankan bisnisnya.
Kesehatan Hamami pun ikut menurun dan membuatnya harus menderita glaucoma dan mengalami kebutaan. Kondisi kesehatan inilah akhirnya membuat Hamami menyerahkan perusahaannya kepada Rachmat Mulyana atau Muki, putra ketiganya. Meskipun begitu, Hamami tetaplah berperan sebagai nahkoda di balik kebangkitan Trakindo Utama pasca krisis.
Terlepas dari krisis, secara perlahan Trakindo kembali bangkit di bawah komando Rachmat Mulyana pun tumbuh dan berkembang secara pesat. Kini tidak hanya menjalankan bisnis traktor dan alat berat, perusahaan ini juga menggarap pertambangan, pembiayaan, logistik, hingga teknologi informasi. Hal yang menarik, hingga tahun 2009 perusahaan ini terus berkembang tanpa mengandalkan utang.
Kini Achmad Hamami merupakan orang yang menduduki posisi ke-7 sebagai orang terkaya di Indonesia dengan total harta sekitar $2,2 Miliar Sobat Studentpreneur.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Indonesian Independence in a Digital Economy
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017