Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Tips

Tips Email Marketing: Cara Agar Email Tidak Masuk Spam


Inilah caranya bagi Anda yang ingin menggunakan email marketing sebagai salah satu media promosi.

Dijaman serba modern seperti sekarang, tidak lengkap rasanya jika hidup Anda tidak diisi dengan teknologi. Sekarang smartphone sudah ada dimana-mana, bahkan hampir setiap orang mempunyai smartphone, ya minimal akun Facebook. Para pebisnis pun berlomba-lomba untuk membuat toko online untuk bisnisnya. Dan sekarang, cara tren marketing adalah membuat email marketing. Ketika Anda belanja online, biasanya Anda akan disuruh untuk daftar menjadi anggota dan disitu Anda memilih apakah Anda setuju untuk mendapatkan email marketing.

Email marketing biasanya akan masuk ke folder inbox Anda setiap hari, seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali, tergantung Anda memilih mana. Dan tentu, membuat email marketing seperti ini bukan perkara mudah. Pertama yang Anda harus lakukan adalah punya website, mutlak. Kedua Anda harus memasang email subscription, cara ini bisa Anda cari di Google dengan keyword “cara membuat email subscription”. Ketika sudah membuat kolom email subscription, tugas Anda belum berakhir, Anda harus membuat tampilan email sedemikian rupa sehingga para penerima email marketing Anda bisa tertarik.

Tetapi sekarang kenyataannya adalah, sering kali email marketing Anda tersebut tidak sampai, tidak menarik, masuk spam atau bahkan di delete sebelum dibuka. Ada beberapa kesalahan yang dilakukan para pebisnis ketika mengatur email marketing ini, mulai dari subjek yang tidak menarik, isi tidak sesuai sampai tidak menegakkan kaidah-kaidah pengiriman email yang baik. Sekarang mari kita lihat 5 kesalahan email marketing Anda sehinggal tidak dibaca, masuk spam atau bahkan didelete.

 

Bagaimana bisa sebuah email masuk spam?

Sebelum berlanjut, Anda harus tahu dahulu kenapa email Anda bisa dianggap spam. Yang harus Anda tahu, ada dua faktor yang menyebabkan email tersebut dianggap spam. Yang pertama adalah kontrol dari ISP (Internet Service Provider) seperti Yahoo dan Google. Biasanya para ISP ini akan “membaca” domain dan IP dari sang pengirim email. Ketika domain dan IP tersebut dibaca oleh ISP sebagai hal yang mengawatirkan atau aneh. Beberapa ISP mempunyai daftar tersendiri atas hal ini dan selalu berubah-rubah setiap waktu.

Yang kedua adalah Anda sendirilah yang menentukan apakah email tersebut spam atau tidak. ISP tentu tidak bisa mengontrol semua email yang masuk kedalam folder inbox Anda, ketika Anda menekan tombol “mark as spam” tentu ISP akan memperhitungkan bahwa domain dan alamat email tersebut adalah spam. Beberapa email subscription pun menyediakan layanan jika email Anda dianggap spam.

Sebenarnya apa yang terjadi jika email marketing Anda masuk spam? Situasi yang terburuk adalah domain Anda akan diblok selamanya oleh email provider. Tentu tidak mau kan email marketing Anda tidak dibaca oleh pelanggan Anda.

 

Pelanggan Anda harus setuju

Ini adalah hal yang mendasar, ketika Anda bertamu tentu harus seijin tuan rumah. Sama dengan email marketing, ketika Anda menghubungkan email marketing kepada pelanggan Anda usahkan mereka juga telah setuju berlanggan email Anda. Sekarang ISP sudah sangat canggih, bahkan beberapa ISP sudah dapat mengetahui apakah email marketing yang masuk sudah “ijin” atau tidak. Maka dari itu, Anda bisa membuat email persetujuan atau “confirmation link”. Ketika pelanggan Anda sudah setuju dengan email marketing Anda, Anda bisa mengirimkan email marketing lain. Tetapi ketika pelanggan Anda tidak setuju, tentu stop mengirimkan email marketing.

 

Anda mengirimkan email dengan isi yang spammy

Ada beberapa kriteria bahwa email Anda disebut email spam. Antara lain:

  • Anda menggunakan kalimat-kalimat alay seperti “3m4il Pen@awar4n”
  • Jangan menggunakan link yang mati. Selalu cek email marketing Anda dari link-link yang sudah rusak dan jangan menggunakan link shorteners
  • Jangan menggunakan subject dengan kalimat yang mengandung “Re:” atau “Fwd”
  • Salah dalam menggunakan kode HTML
  • Terlalu banyak gambar dan bahkan tidak ada kata-kata didalamnya
  • Subject Anda semuanya huruf besar.

 

Sudah ada hukum tata cara mengirimkan email marketing

Saya tidak mengetahui apakah CAN-SPAM Act of 2003 sudah diberlakukan di Indonesia atau tidak. Jadi CAN-SPAM Act of 2003 adalah hukum yang mengatur bagaimana cara perusahaan mengirimkan email marketing dan sudah resmi secara hukum di Amerika Serikat.  Sebenarnya ada banyak poin-poin yang ada di hukum tersebut, akan dijabarkan beberapa yang penting:

  • Setiap email marketing, harus ada kata-kata “unsubscribe” dan link tersebut harus bisa selama 30 hari setelah email dikirim
  • Anda sebagai pemilik perusahaan harus segera memproses permintaan unsubscribe dalam 10 hari
  • Alamat pengirim email harus benar-benar ada
  • Subjek harus relevan dengan konten
  • Anda sebagai pemilik perusahaan harus menerima email marketing yang sama

 

Pengirim tidak jelas

anon

Beberapa ISP akan mendeklarasikan email marketing Anda dengan label spam ketika alamat pengirim tidak jelas. Usahakan Anda membuat email pengirim dengan nama yang umum, misalnya emailmarketing@, atau update@.  Buatlah sesuatu yang bisa dibaca dapat dimengerti para pelanggan Anda. Dengan begitu, pelanggan Anda mengetahui maksud yang ingin disampaikan dalam menawarkan produk.

 

Buatlah “penawaran” kepada calon pelanggan email marketing Anda

Jika Anda familiar, maka Anda akan diberi opsi apakah ingin berlanggan email marketing selama sehari, seminggu atau sebulan. Buatlah pilihan semacam ini, tentu ini akan berguna seberapa bagus email marketing Anda. Jika banyak yang memilih format sebulan, tentu email marketing Anda kurang bagus.

 

Itu adalah 5 kesalahan umum ketika Anda membuat email marketing berlangganan. Email marketing ini termasuk strategi marketing internet yang cukup jitu. Bagaimana? Sudah mulai bersiap berallih ke email marketing? Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Gabriel]

 

Rekomendasi Editor Hari Ini:

Belajar Dari Orang Terkaya di Tiongkok Jack Ma

Tips Menjalankan Bisnis Dengan Teman

Wakaliwood: Dari Uganda Ajarkan Kita Untuk Berani Bermimpi

Dior Asning Kosyu

Bercita-cita menjadi pemain basket, kini Dior berubah profesi menjadi jurnalis yang ingin memperbaiki Indonesia melalui tulisannya.

Facebook Twitter Google+