Tips
Tips Membangun Komunitas Untuk Branding Produk Anda
Membangun komunitas untuk branding merupakan salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan penjualan produk.
Komunitas, komunitas dan komunitas, sepertinya saat ini kata tersebut sudah menjadi kata-kata ajaib bagi banyak brand manajer dalam membangun online strategy. Hampir semua klien digital/online juga salah satu fokus strategi utamanya adalah membangun komunitas. Jika diperhatikan di berbagai aktivitas online yang melibatkan brand-brand besar juga terlihat bahwa aktivitas membangun komunitas ini memang sudah menjadi strategi utama.
Banyak perusahaan atau brand ternama dan bahkan individu dengan berbagai kepentingan pun melakukan community branding. Bukan hanya untuk kepentingan komersil, bahkan banyak juga yang menggunakannya untuk misi sosial. Pada dasarnya semua aktivitas brand community tersebut boleh saja dilakukan sejauh memberikan dampak positif. Dan sebaiknya tidak mengarahkan anggota komunitasnya ke arah kegiatan atau pemikiran yang tidak tepat seperti menjadi “hater” terhadap sesuatu. Toh sifat dari wadah komunitas ini biasanya sukarela, jadi jika memang banyak yang punya interest dengan apa yang ditawarkan oleh wadah komunitas tersebut.
Komunitas online
Dalam konteks brand dan bisnis di dunia online, menurut saya pribadi, ke depannya, membangun komunitas adalah salah satu kunci pemasaran di dunia online, Anda bisa saja beriklan secara agresif di dunia online dengan menggunakan berbagai channel yang ada. Diantaranya adalah banner, adword, buzzer dan sebagainya namun tanpa diintegrasikan dengan strategi untuk membangun komunitas. Oleh karena itu, sebaiknya Anda membangun komunitas dimana solusi atau nilai dari komunitas tersebut sejalan dengan manfaat dan nilai dari brand kita.
Berikan reward
Komunitas dibangun atas dasar interest ataupun problem, sehingga pastikan kita bisa memprovide interest/problem tersebut melalui brand kita. Bangun percakapan yang manusiawi, inspiratif dan melibatkan anggota komunitas. Jangan seperti mesin misalnya di twitter kerjanya nge-tweet terus tapi tidak pernah melakukan conversation. Jangan lupa Anda memberikan reward kepada anggota komunitas yang banyak memberikan kontribusi terhadap komunitas yang dibuat, misal aktif menyumbang saran dan masukan atau aktif dalam membuat topik-topik baru.
Lakukan kopi darat
Tidak semua harus dibahas secara formal karena komunitas adalah hubungan manusia dengan manusia lainnya, ciptakan topik-topik bahasan ringan yang membuat anggota komunitas merasa nyaman dan akrap dengan anggota lainnya. Anda bisa membuat kegiatan/gerakan yang melibatkan anggota komunitas secara aktif baik secara online maupun offline, misalnya melakukan “ngopi darat” sehingga muncul ikatan emosional antara brand dan sesama anggota komunitas. Tanamkan “nilai” yang dianut di dalam komunitas sehingga membentuk prilaku di luar komunitas, nilai ini sejalan dengan nilai Brand tentunya. Selain itu, lakukan update informasi secara konsisten yang berguna bagi anggota komunitas.
Ukurlah komunitas Anda
Aktivasi brand “selling” produk Anda secara soft. Anda tidak perlu melakukan hardsell jika “nilai” dari brand bisa ditanamkan secara baik karena langsung maupun tidak langsung komunitas ini akan terasosiasi dengan brand Anda. Berikan respon secara cepat terhadap conversation yang terbangun di dalam komunitas baik positif maupun negatif. Ukur secara berkala efek dari pembangunan komunitas terhadap Brand Perceived quality dan sales dalam periode waktu tertentu.
Interaksi dengan komunitas
Selain itu, Anda bisa membangun conversation secara konsisten sesuai dengan”value” yang ingin dibangun di dalam komunitas, jadilah selalu relevan dengan nilai Brand yang ingin dibangun. Tak hanya itu saja, Anda bisa membuat cerita/story yang menginspirasi atau mengilhami (individu, media dsb) sehingga komunitas yang kita bangun mendapatkan publikasi dan WOM secara positif berdampak pada Brand perusahaan. Anda bisa memberikan “tools” dimana anggota komunitas dengan secara “sukarela” menceritakan/membagikan/membela brand kita dalam beberapa kondisi. Caranya adalah dengan memberikan beberapa platform di mana anggota komunitas dapat terus berbagi dan ter-engage satu dengan yang lainnya (Twitter, Website, Facebook, Apps, Whatsapp dll). Tunjukan kepedulian sebagai Brand dan sebagai sesama anggota jika Ada anggota komunitas yang membutuhkan bantuan. Umpan feedback, Gali informasi dan insight secara berkala untuk bisa memberikan konten yang tepat untuk anggota komunitas.
Mengembangkan komunitas
Fokus, siapkan professional yang punya passion dan knowledge terhadap “content” dan “nilai” dari komunitas yang dibangun. Alokasikan biaya secara terencana dalam rangka membangun komunitas. Yah membangun komunitas bukan tidak berbiaya, kadang butuh biaya cukup besar untuk bisa sukses. Selanjutnya, kembangkan jumlah anggota melalui WOM/ aktivasi/ tools karena number is very important akhirnya untuk Brand kita. Kemudian, Anda bisa membangun set of rules yang berlaku bagi semua anggota komunitas yang tentunya disepakati dan di jalankan secara sukarela. Undanglah tokoh/endorser yang sesuai dengan “value” dari komunitas untuk membangun komunitas menjadi lebih besar dan bonafit.
Membuat visual content
Jangan lupa untuk membangun konten visual dan keyword yang bisa digunakan oleh anggota komunitas diberbagai tools (status, profile pic dll). Secara internal Brand, bagi anggota komunitas sesuai dengan segmen “menurut kepentingan Brand”, misal yang aktif membicara brand dan yang tidak aktif dalam komunitas. buatlah Co-Content Creation, di mana content/ aktivitas yang dikembangkan merupakan content/ aktivitas yang dikembangkan bersama bukan hanya datang dari brand. Baik emotional maupun fungsional benefit dari keikutsertaan di dalam komunitas harus terus di evaluasi dampaknya terhadap brand dan anggota komunitas tersebut.
Berikan kejutan
Anda juga bisa memberikan kesempatan untuk anggota komunitas menjadi “marketing manajer” bagi Brand dengan memberikan ide-ide yang outstanding. Selain itu, Anda juga memberikan kesempatan setiap anggota komunitas untuk berkembang, misalnya komunitas bisnis, kita bisa memberikan review bisnis anggota sehingga banyak yang mau membeli barang jualannya. Bertanyalah, apalagi yang harus dikembangkan sehingga komunitas brand makin besar dan anggotanya bisa menjadi loyalis/advocate bagi brand. Berikan kejutan/ supprise secara berkala bagi anggota komunitas misal dengan mengirimi mereka hadiah ketika anggota komunitas ada yang berulang tahun atau memberikan rangkaian bunga ketika salah satu dari anggota komunitas menikah.
Nah Sobat Studentpreneur, kamu sudah tahu kan bagaimana cara membangun komunitas untuk branding produkmu. Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.
Rekomendasi Editor Hari Ini:
Tertarik Bisnis Online Shop, Gadis 18 Tahun Ini Raup Untung Jutaan Rupiah per Bulannya
Ternyata, Modal Awal Nike Hanya 5 Juta Rupiah
Introducing Startup Speakup, Program Untuk Anda!