Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Inovator teknologi Wanita Sukses

Wanita Ini Sukses Menjadi CEO Perusahaan Cincin Berteknologi Tinggi


“Pada akhirnya nanti, teknologi akan dibutuhkan sama dengan kita membutuhkan baju saat ini” – Christina Mercando, CEO Ringly.

Itulah perkataan dari Christina Mercando, founder dari Ringly, sebuah perusahaan perhiasaan yang menggabungkan perhiasaan dan teknologi. Walaupun baru terbentuk pada tahun 2013 lalu, sekarang produk buatan Christina sudah terjual lebih dari 2000 cincin. Cincin dari Ringly ini sangat unik, berbentuk seperti berlian besar, cincin ini akan terkoneksi dengan smartphone Anda. Lalu menyala sesuai dengan notifikasi yang Anda buat dan akan bergetar. Misalnya cincin Anda akan bergetar sekali dan cincin akan berubah warna. Keren.

 

Perempuan juga suka teknologi

Christina sudah sangat tertarik dengan teknologi, sebelum mendirikan Ringly, dia bekerja di Hunch. Yaitu startup yang menyediakan grafik di website sesuai kesukaan dari pengunjung. Pada tahun 2011, Hunch dibeli oleh eBay. Christina merupakan lulusan dari Carnegie Mellon University jurusan desain dan human computer interaction. Jadi Anda bisa membayangkan, sudah cantik, pintar desain dan jago komputer,

Christina tahu bahwa desain pada teknologi adalah segalanya. Dia mengkritik bahwa desain dari Google Glass terlalu jelek, bahkan Crhistina sendiri pun tidak akan memakainya untuk berpergian. Lalu ketika dia ingin membeli cincin, langsung dia terpikir bahwa kenapa tidak membuat teknologi digabungkan dengan perhiasaan. Dan terciptalah Ringly.

Christina-Mercando

Tidak bisa membuat perusahaan ini sendiri

Christina tahu, untuk membuat perhiasaan dengan teknologi yang sedemikian rumit dia tidak sendiri. Harga cincin Ringly pun dipatok tidak murah, sekedar informasi cincin Ringly adalah 13 karat. Akhirnya Christina membuka crowdfunding atau pendanaan massal. Pada tahun 2013 kemarin sampai 2014 awal, sudah terkumpul sekitar 60 ribu dolar dan kemudian pada pertengahan tahun sudah terjual 1000 cincin. Kemudian dia bekerja sama dengan beberapa vendor untuk penjualan massal, sekarang Ringly sudah bisa dipesan dan cincin akan selesai pada awal tahun 2015.

Dalam setiap interview yang dilakukan oleh Christina, dia selalu menekankan bahwa dalam membuat perusahaan selalu perhatikan siapa partner kita. Ketika Christina sudah menemukan vendor yang cocok, langkah sulit selanjutnya adalah bagaimana Christina bisa bekerja sama dengan mereka. Vendor Ringly berasal dari Tiongkok, dan Christina dengan beberapa timnya sering pulang pergi Tiongkok agar semuanya tetap sesuai standard.

Cara unik Christina adalah, dia selalu mengadakan meeting setiap hari rabu dengan timnya di Tiongkok. Walaupun tidak ada hal yang bisa dibicarakan, Christina tetap mengadakan meeting.

“Karena ketika perusahaan Anda berkembang, setiap dolar adalah hal yang sangat penting”

 

Teknologi dan Perempuan

Isu gender yang berkembang di masyarakat sungguh membuat seorang perempuan sangat tidak berdaya. Banyak yang meragukan kemampuan seorang perempuan dalam bisnis teknologi, tapi tidak sedikit perempuan yang membuktikannya bahwa mereka juga bisa berhasil. Sama halnya perempuan yang lain, saya pun juga mengidolakan Marissa Mayer, Sheryl Sandberg ataupun Sara Blakely yang berhasil menduduki Top Manajer untuk perusahaan bisnis di bidang teknologi. Saya pun bercita-cita untuk bisa menjadi seorang pemimpin yang sejajar dengan mereka sehingga bisa menjadi inspirasi bagi pemimpin-pemimpin mas depan yang lainnya.

Nah, sekarang Anda sudah mengetahui kan bagaimana RIngly sekarang menjadi sangat viral di dunia internet. Dari ide sederhana, bagaimana perempuan tetap bisa menggunakan teknologi dengan cara yang manis, yaitu dengan cincin. Bagaimana menurut Anda? Silakan tulis komentar Anda melalui kolom di bawah ini. Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Kevin]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Studentpreneur Founder Story: Dari Cinta Jadi Bisnis Besar

Penerus Generasi Ketiga Justru Tinggalkan Teh Sosro Demi Passionnya

Sejak Usia 15 Tahun, Siswi SMA Ini Raup Jutaan Dari Bisnisnya

Dior Asning Kosyu

Bercita-cita menjadi pemain basket, kini Dior berubah profesi menjadi jurnalis yang ingin memperbaiki Indonesia melalui tulisannya.

Facebook Twitter Google+