Berita Bisnis Tips
Seri Mitos Entrepreneurship – Bagian 1
Pagi ini saya kembali iseng untuk membuka-buka Youtube dan mencari materi-materi tentang Entrepreneurship. Ada sebuah video yang sangat menarik dari Prof. Dr. Dietmar Grichnik yang berasal dari University of St.Gallen mengenai 10 mitos entrepreneurship. Bagi anda yang belum tahu University of St.Gallen itu dimana, University of St.Gallen berada di Swiss dan merupakan salah satu universitas bisnis dan entrepreneurship terbaik di eropa. Prof. Dr. Dietmar Grichnik ini merupakan petinggi fakultas entrepreneurship disana. Tentunya penelitian dari beliau ini wajib disimak Sobat Studentpreneur. Siapa tahu anda jadi mempunyai gambaran tentang cara memulai bisnis. Jadi apa saja sih mitos entrepreneurship itu?
- Mitos 1: Seorang Entrepreneur itu dropout dari sekolah atau memang sudah terlahir jenius. Potensi dalam entrepreneurship itu ada dalam diri kita sendiri. Meskipun tidak ada ide yang brilliant di awal, seseorang tetap bisa sukses menjadi entrepreneur selama dia menerapkan metode entrepreneurial (bagi anda yang belum tahu apa itu metode entrepreneurial, kami akan membahasnya nanti). Selama kita bisa memanfaatkan identitas kita, kompetensi atau kemampuan teknis, dan kontak yang sudah kita punyai, semua orang bisa menjadi entrepreneur. Contoh entrepreneur lokal yang sangat mendukung pentingnya pendidikan adalah Pak Ciputra. Pemilik Ciputra Group sekaligus orang terkaya ke 24 di Indonesia ini merupakan lulusan ITB dan sangat menjujung tinggi pentingnya pendidikan. Beliau sampai mempunyai beberapa institusi pendidikan sendiri.
- Mitos 2: Seorang entrepreneur berawal dari goal yang besar. Banyak sekali yang beralasan “saya tidak bisa menjadi entrepreneur karena target yang saya inginkan terlalu tinggi dan saya tidak ada modal untuk kesana”. Padahal, seorang entrepreneur justru berangkat dari apa modal yang dia miliki, baru kemudian menentukan target yang mungkin bisa dicapai dengan modal tersebut. Richard Branson selaku pendiri Virgin Group adalah orang yang paling tepat dalam merepresentasikan hal ini. Beliau terkenal memasuki banyak industri dengan Virgin Groupnya, mulai dari musik, pesawat terbang, makanan dan minuman, hingga liburan ke luar angkasa. Apakah beliau memulai perjalanan entrepreneurshipnya dengan sudah membayangkan membuat perusahaan rekaman, pesawat terbang, dan bahkan luar angkasa? Tidak! Beliau memulai satu-persatu, dengan perlahan, menyesuaikan dengan modal beliau yang ada saat itu. Virgin Records yang bergerak di industri musik adalah awal dari raksasa bisnis Virgin Group.
- Mitos 3: Ide Bisnis cemerlang muncul ketika kita mandi. Percayalah bahwa apabila anda menunggu ide yang tepat untuk muncul, maka bisa-bisa anda akan menunggu selamanya. Ide adalah bagian kecil dari proses entrepreneurial. Seorang entrepreneur setelah melihat apa modal yang dia punyai, entah itu kemampuan teknis atau kontak yang ada, akan menentukan apa bisnis yang bisa dia lakukan, dan kemudian mengeksekusi ide tersebut. Apabila anda mempunyai ide yang menurut anda cemerlang, namun ternyata tidak anda eksekusi, maka anda tidak bisa disebut seorang entrepreneur. Banyak orang yang tidak memulai bisnis karena merasa mereka belum mendapatkan pencerahan berupa ide bisnis. Jangan menunggu ide tersebut datang, carilah!
- Mitos 4: Membuat bisnis hebat itu membutuhkan modal uang yang besar. Mitos ini yang paling sering dibuat alasan oleh orang-orang yang mempunyai ide bagus namun akhirnya tidak berani mengeksekusi ide tersebut karena merasa tidak mempunyai modal yang yang besar. Contoh terbaik dari kasus ini adalah Jeff Bezos, pendiri Amazon.com. Dulu, Bezos memulai bisnisnya menggunakan dana pinjaman dari orang tuanya, pinjaman dari suppliernya, dan kartu kredit yang sudah over limit. Namun Amazon tumbuh menjadi toko retail terbesar di dunia, dari modal sekecil itu. Contoh lain? Server pertama Google ditaruh di dalam case lego milik Larry Page. Alasannya? Larry Page dan Sergey Brin tidak mampu membeli case komputer, maka mainan lego milik Larry menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan modal mereka.
- Mitos 5: Jangan bicarakan ide bisnis anda pada orang lain, atau mereka akan mencurinya. Banyak sekali orang yang ketakutan membicarakan ide bisnis mereka karena alasan takut dicuri dan dieksekusi orang lain. Dalam entrepreneurship modern, membicarakan ide kita ke orang lain adalah hal yang wajib. Kita perlu berbicara dengan calon pelanggan (yang anda rasa akan membeli produk anda seandainya sudah ada), calon investor, atau orang yang sudah berpengalaman di industri tersebut. Dapatkan feedback dari mereka sehingga anda bisa memperbaiki produk anda. Orang paling cerdas dalam melakukan hal ini? Bill Gates dan Microsoft. Produk awal Microsoft selalu penuh bug, namun sering berjalannya waktu, produk mereka menjadi jauh lebih baik dari jutaan feedback yang mereka dapatkan.
Ini adalah bagian pertama dari dua bagian tentang 10 mitos entrepreneurship. Bagi anda yang familiar tentang effectuation entrepreneurship, teori dari Prof. Dr. Dietmar Grichnik memang sepertinya berlandaskan teori tersebut. Bahkan, entrepreneur wanita yang disebutkan dalam video ini ternyata adalah salah satu orang terpenting pencetus effectuation theory sebagai salah satu cara memulai bisnis. Nah, apa mitos berikutnya dan siapakah wanita tersebut? Baca bagian duanya Sobat Studentpreneur. Sementara itu, bagaimana menurut kalian tentang 5 mitos awal ini? Apakah kalian masih percaya terhadap mitos tersebut?
PS: Baca bagian selanjutnya disini. Bagi anda yang ingin menonton langsung video kreasi Prof. Dr. Dietmar Grichnik yang berasal dari University of St.Gallen Swiss, silahkan nonton disini: