Tips
Budidaya Jamur Kuping, Bisnis Jamur yang Bisa Balik Modal dalam Waktu Singkat
Pembudidaya jamur kuping memang belum sebanyak pembudidaya jamur-jamur lainnya, tetapi justru inilah yang dinamakan peluang.
Sebenarnya untuk menjadi seorang pengusaha di Indonesia tidaklah begitu sulit, mengingat tanah air kita ini memiliki begitu banyak kekayaan alam yang bisa dimanfaatkan asal kita memiliki kemauan dan peka terhadap lingkungan sekitar. Mulai dari bisnis ikan lele, belut, ikan mas, jamur tiram, jamur kuping, dan masih banyak lagi. Tapi kali ini, kita akan membahas bagaimana budidaya jamur di Indonesia, lebih tepatnya budidaya jamur kuping.
Mengapa budidaya jamur kuping? Bagaimana prospek dan keuntungan yang akan didapat? Budidaya jamur kuping mungkin belum setenar jamur tiram yang banyak diminati oleh para pelaku budidaya jamur. Tapi justru karena alasan itulah mengapa budidaya jamur kuping bisa menjadi suatu keuntungan dibandingkan dengan budidaya jamur tiram.
Tidak hanya itu, jamur kuping juga kini sedang berada di puncak permintaan pasar sedangkan pelaku budidaya jamur kuping ini masih sangat sedikit. Sudah pasti budidaya jamur kuping akan menawarkan keuntungan yang berlipat. Apakah kamu tertarik? Simak dulu bagaimana cara budidaya jamur kuping di bawah ini dulu Sobat Studentpreneur!
Pembuatan Kumbung
Budidaya jamur kuping membutuhkan kumbung (rumah jamur) sebagai tempat pemeliharaannya. Kumbung ini terbuat dari dinding bambu dan beratar rumbai/bambu. Kumbung ini biasanya bisa menampung setidaknya 5.000 polybag bibit jamur atau memiliki panjang 12 meter, lebar 7 m, dan tinggih 3,5 meter. Di dalam kumbung, nanti akan dibuatkan rak-rak tempat polybag yang memiliki jarak masing-masing dengan rak sekitar 80 cm.
Kumbung ini nanti akan berisi susunan polybag jamur kuping ke atas dengan maksimal susunan maksimal 10 polybag secara horizontal dan kesamping sebanyak 20 polybag. Dalam penempatannya juga tidak boleh asal-asalan, pada bagian tengahnya kamu harus membuat jalan selebar 1 meter dan pada susunan polybag paling bawah tidak boleh langsung mengenai lantai atau diberi jarak setinggi 20 cm. Lantai kumbung ini juga harus segera dibersihkan dan diberikan kapur secukupnya, serta disemprotkan dengan pestisida sebelum polybag jamur tersebut dimasukan ke dalam kumbung.
Pemilihan Bibit Jamur
Agar bisa mendapatkan hasil panen yang optimal, pastikan budidaya jamur kuping menggunakan bibit yang berkualitas dan bermutu. Khusus untuk kamu yang baru ingin memulai bisnis budidaya jamur kuping ini, kamu bisa membeli bibit F4 yang sudah siap pakai.
Proses Menanam Bibit
-
Persiapan
Sebelum kamu melakukan budidaya jamur kuping, kamu harus mempersiapkan terlebih dahulu media tanamnya. Media tanam yang akan kamu butuhkan seperti, 10% bekatul, 70% gergaji kayu, 2% kapur CaCO3, dan air secukupnya. Dalam penggunaannya, kamu tidak juga bisa dilakukan secara sembarangan, media tanam yang sangat ideal untuk ditanami bibit unggul adalah media yang sudah difermentasi selama 3-5 hari dengan suhu media tersebut mencapai peningkatan sekitar 70 C.
Selama proses fermentasi yang terjadi, kamu harus membalik media tanam ini setiap 2-3 kali sehari, dan tunggu hingga media tanam yang kamu buat sudah berubah warna menjadi cokelat atau kehitaman.
-
Proses Pemindahan Media
Cara budidaya jamur kuping selanjutnya adalah dengan memasukkan media tanam yang sudah ditanami tersebut ke dalam plastik yang tahan panas, hingga plastik tersebut berbentuk menyerupai baglog. Jangan lupa untuk memberikan atau memasang ring (cincin), kemudian tutup dengan kapas agar media tidak kemasukan air pada saat strerilisasi.
Cara membuat media ini tersterilisasi ini adalah dengan cara menguapinya. Kamu juga bisa melakukan hal ini dalam suhu 95-120 C selama 8 jam. Setelah langkah ini baru kamu bisa menempatkan bibit jamur kuping atau yang disebut dengan proses inokulasi. Proses penanaman (inokulasi) ini bisa kamu lakukan pada saat suhu baglog tersebut sudah kembali normal.
Tapi sebelum kamu menanam bibit jamur ke dalam baglog, kamu juga harus melakukan sterilisasi. Pastikan bibit tersebut tidak terkena organisme lain yang bisa mengganggu pertumbuhan miselium. Lalu setelah bibit jamur tersebut ditanam, kamu bisa melakukan inkubasi selama 4-8 minggu dengan suhu 28-35 Celcius, dengan kelembapan 80%, dan cahaya lampu TL 60 watt.
-
Pemindahan Baglog ke Kumbung
Proses terakhir dalam proses menanam bibit jamur kuping ini adalah memindahkan baglog jamur kuping ke dalam kumbung jamur yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Setelah memindahkan baglog ke dalam kumbung, lubangi baglog tersebut dengan menggunakan silet yang steril. Lalu setelah itu tatalah baglog dengan rapi, dan lakukan penyiraman rutin setiap 2-4 kali dalam sehari.
-
Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam bisnis budidaya tanaman atau hewan, biasanya tantangan terbesar yang akan kamu hadapi adalah hama dan penyakit yang bisa mengganggu perkembangan dan bisa mengakibatkan kerugian besar-besaran. Oleh karena itu dalam hal budidaya jamur kuping, kamu bisa melakukan beberapa cara untuk menghindari adanya serangan hama dan penyakit, yaitu:
- Menjaga kebersihan rumah jamur atau inkubasi
- Memusnahkan media yang terkontaminasi oleh hama dan penyakit
- Menjaga kebersihan alat-alat inokulasi
- Sterilisasi media harus sempurna, sehingga bisa mematikan jenis jamur selain jamur yang diinokulasikan
- Setelah di panen, rumah jamur harus disemprotkan dengan pestisida.
Panen dan Pascapanen
Waktu panen jamur kuping yang benar bisa dikenali dengan bentuk gelombang jamur yang tidak merata di tepi jamur dan umurnya sekitar 3-4 minggu saat pembentukan calon tubuh buah. Di dalam satu periode penanaman jamur kuping selama 5-6 bulan, jamur kuping ini bisa dipanen sebanak 4-6 kali.
Ketika kamu ingin memanen jamur kuping, pastikan kamu sudah mencabut jamur kuping termasuk akarnya. Karena jika tidak dicabut hingga akarnya dapat mengganggu pertumbuhan jamur berikutnya. Kalaupun masih ada yang tersisa sebaiknya kamu mengeluarkan dari dalam baglog.
Setelah jamur diambil dari media tanamnya, jamur dibersihkan dari media yang ikut menempel pada pangkalnya dengan cara memotong bagian pangkalnya. Lalu, basahi dan cuci hingga bersih. Pencucian dilakukan dengan cara menggosok-gosok tubuh jamur yang berwarna hitam mengkilat sampai warna putih dari sporanya hilang. Pencucian ini dilakukan dengan hati-hati agar jamur tidak sobek. Fyi, jamur yang sudah dipanen ini sudah bisa kamu masak dan jika untuk keperluan jangka panjang, jamur kuping ini bisa disimpan dalam bentuk kering.
Pengeringan tersebut bisa dilakukan di bawah sinar matahari langsung selama 3 hari. Selama penjemuran, jangan lupa untuk membolak-balik jamur tersebut agar bisa mengering secara merata. Kalaupun kamu ingin menyimpan hasil budidaya jamur kuping ini lebih lama lagi, kamu bisa menyimpannya di dalam plastik yang tertutup rapat.
Agar jamur yang sudah dikeringkan tidak lembap, kamu bisa memasukkan jamur tersebut ke dalam kotak dari karton tebal lalu meletakkan satu botol kecil berisi CS2 yang disumbat kapas untuk mencegah hama dan serangga. Bahkan dengan teknik semacam ini, kamu bisa menyimpan jamur kuping hingga satu tahun.
Kira-kira seperti itulah langkah atau cara budidaya jamur kuping untuk menghasilkan hasil jamur yang berkualitas. Jika ditarik kesimpulan, dalam hal budidaya jamur kamu harus menyediakan tempat pemeliharan efisien, bersih, dan juga terjaga kelembapan udaranya.
Dalam aspek pemasarannya, Secara umum pangsa pasar jamur kuping di dunia memang berada di posisi paling rendah dibandingkan dengan jamur kancing, jamur shiitake, jamur merang, dan juga jamur lainnya. Namun, untuk di pangsa pasar Asia, terlebih di Kawasan Tiongkok, Singapura, Malaysia, Indonesia, dan wilayah yang banyak ditempati okeh penduduk etnis Tiongkok, pasar jamur kuping menempati level tertinggi dibandingkan dengan jamur lainnya.
Pemasaran jamur kuping kering pada umumnya memiliki harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga jamur lain seperti tiram ataupun merang. Jamur kuping kering ini memang paling banyak dijual di lingkungan toko Obat Tiongkok atau shinshe yang berbentuk kecil dan tipis. Tidak heran kalau di kalangan Etnis Tiongkok, jamur ini menjadi jamur yang paling sering dicari.
Selain memiliki pangsa pasar yang cukup banyak, ada alasan lain mengapa jamur ini bisa dikatakan sebagai salah satu bisnis yang menguntungkan. Dari proses penanaman, jamur kuping termasuk ke dalam salah satu jenis jamur yang cepat panen. Bahkan pada usia 3 bulan saja jamur ini sudah bisa dipanen. Lalu pada usia 4 bulan, jamur ini akan memasuki masa paling produktif untuk tumbuh dan dipanen. Sehingga bisa dipastikan 2 hari sekali setiap baglog bisa dipanen.
Dan jika diasumsikan untuk per 5.000 baglog jamur kuping bisa menghasilkan sekitar 20 kg jamur kering. Sehingga pada bulan ke-4, dengan perkiraan 15 kali panen dengan asumsi 2 hari sekali masa panen, maka keuntungan yang didapat sekitar 20 kg x 15 hari x RP 40ribu(harga jual minimal jamur kuping kering) = Rp 12 juta.
Jadi, jika modal awalmu sekitar RP 10 juta dan sudah termasuk biaya pembuatan kumbung serta perawatan jamur, maka bisa diperkirakan titik impas atau balik modal bisa tercapai dalam waktu 5 bulan. Sedangkan pada masa tingkat produktivitas baglog jamur menurun (sekitar 5 hari sekali panen per baglog) kamu akan tetap dapat memanen jamur sehingga bisa terus menerus menghasilkan keuntungan. Menarik, bukan?
Nah, meskipun budidaya jamur terlihat mudah dan menghasilkan keuntungan yang besar, jangan mudah berpuas diri dengan tidak membekali dirimu sendiri dengan pengetahuan seputar budidaya jamur itu sendiri Sobat Studentpreneur. Teruslah belajar karena kedepannya kebutuhan jamur ini akan semakin meningkat, terlebih lagi pada pasar mancanegara yang masih belum terpenuhi.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Peluang Big Data di Masa Depan
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017
Cara Mencari Investor untuk Startup Baru