Berita Bisnis Tips
Inilah Kenapa Teknisi Berpotensi Besar Jadi Pemimpin yang Baik
Sebuah analisis dari LeadingCompany melaporkan bahwa 50 perusahaan terkemuka di Australia dipimpin oleh CEO yang berlatar belakang di bidang teknik, sebanyak mereka yang berlatar belakang ekonomi atau pemasaran. CEO Microsoft, Satya Nadella berlatar belakang teknis. Begitu pula dengan Mary Barra dari General Motors dan Jeff Bezos dari Amazon. Teknik telah lama merajai peringkat teratas sebagai gelar sarjana paling umum di antara 500 CEO terbaik versi Fortune. Jadi, apa yang membuat seorang karyawan dengan latar belakang teknis seolah sangat spesial?
Stereotip. Citra sebagai teknisi tidak selalu buruk.
Secara stereotip, seringkali teknisi dikaitkan dengan kurangnya kecerdasan sosial dan kepemimpinan. Mereka seolah perlu belajar soft skill seperti kemampuan komunikasi dan manajemen. Namun di samping itu, secara stereotip, teknisi juga dikenal berorientasi pada detail, kritis, dan terlatih sistematis dalam pemecahan masalah, berhitung, manajemen resiko dan analisis. Artinya, ketika teknisi mampu memecahkan stereotip seperti ini sambil terus menjaga stereotip positif mereka, mereka akan dengan mudah membuat kagum atasan mereka.
Ambisius. Mereka berpedoman bahwa rumput tetangga lebih hijau.
Karir adalah sebuah investasi. Teknisi cenderung realistis ketika memandangnya. Meskipun teknisi adalah salah satu profesi yang bisa dibilang menguntungkan secara finansial, namun pengacara dan bankir seolah membuat keuntungan yang berlipat-lipat dari mereka. Perbandingan ini yang seringkali memotivasi para teknisi untuk bergerak naik di tangga perusahaan.
Teknisi adalah profesi yang aman untuk memulai.
Seringkali pula teknisi mengubah fokus mereka setelah menyadari bahwa profesi mereka tidak lagi memenuhi keinginan yang di awalnya membawa mereka untuk mengejar jalur di dunia teknis. Bahkan mungkin sejak awal mereka tidak pernah punya passion untuk menjadi teknisi. Teknik sampai sekarang memang masih dianggap sebagai awal yang aman bagi siapa saja yang memburu karir di dunia profesional. Namun ketika digeluti, teknisi mungkin tidak semewah yang mereka bayangkan. Kekecewaan inilah yang kemudian mengubah fokus mereka ke arah lain. Salah satunya sebagai eksekutif.
“Cara saya benar” dan “cara yang lain salah”.
Sebagian besar CEO tidak mencapai posisi mereka karena kemajuan karir di bidang teknis, melainkan karena aktif mengejar peran manajemen. Namun kenyataannya, teknisi seringkali dipromosikan berdasarkan prestasi mereka di bidang teknik dan jasa-jasa teknis mereka, bukan karena kemampuan manajemen mereka. Karena pada dasarnya, teknisi memiliki idealisme “cara saya benar, cara yang lain salah”. Inilah kenapa CEO berlatarbelakang teknisi memiliki kecenderungan untuk menjadi delegator efektif yang mengadopsi gaya manajemen mikro. Mereka juga akan menanggung resiko ketika cara mereka tidak bekerja.
Bukan berarti semua teknisi cocok untuk menjadi pemimpin. Sebagaimana pekerja pada umumnya, mereka yang berusaha lebih keras dari yang lain lah yang berpotensi besar meraih kesuksesan. Hukum ini berlaku erat pada entrepreneur. Anda bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: BagoGames]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Gadis Cantik Ini Berbisnis Sambil Melestarikan Budaya
Ini Nasehat Orang Terkaya di Abad 19
Dari Guru Bahasa Inggris Menjadi Pahlawan Ekonomi China