Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Motivational Tips

Kerja Keras Dulu, Baru Kerja Smart


Kerja keras dulu, baru kerja smart. Jangan dibalik-balik urutannya.  

Joko Mogoginta, CEO Tiga Pillar Sejahtera

 

Tiga Pillar Sejahtera adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Dalam sebuah acara talkshow di ITB, Joko Mogoginta, CEO Tiga Pillar Sejahtera mendapatkan pertanyaan yang luar biasa. “Mana yang lebih penting, kerja keras atau kerja smart?”. Saat itu, beliau menjawab, “kerja keras dulu, baru smart. Jangan dibalik-balik urutannya.”

Joko-Mogoginta

Pertanyaan mana yang lebih penting antara kerja keras dan kerja smart seringkali menjadi perdebatan dalam setiap pebisnis pemula. Semuanya punya kepercayaan masing-masing mengenai hal ini. Sebelum memulai Studentpreneur, saya bekerja untuk sebuah perusahaan startup Canada. Suatu hari, Saya pernah berdebat keras dengan salah satu rekan tentang kerja keras dan kerja smart. Saya merasa, kita harus bekerja lebih keras, sedangkan dia berpendapat bahwa tidak perlu kerja keras, yang penting kerja smart. Pertanyaan tersebut tidak ada jawabnya, semua kembali ke kepercayaan masing-masing.

Namun, mari kita coba pahami kenapa Bapak Joko Mogoginta berpendapat bahwa kita harus kerja keras dulu baru kerja smart. Ada banyak sekali entrepreneur yang merintis dari nol yang juga mempunyai pendapat bahwa kerja keras adalah hal yang utama. Salah satu entrepreneur yang paling saya hormati adalah Mark Cuban, pemilik Dallas Mavericks dan salah satu taipan media Amerika. Sejak kuliah, Mark telah bekerja gila-gilaan, hampir tidak pernah tidur. Siapa yang percaya bahwa orang paling dicintai di Dallas ini pernah menjual sandwich dan hot dog di stadion?

mark in dallas shirt

Berikutnya, contoh gila mungkin bisa kita petik dari Bill Gates. Bill muda berangkat sangat pagi hanya untuk mendapatkan kesempatan memakai komputer di sekolahnya. Ketika dewasa dan memulai Microsoft, Bill dan rekannya, Paul Allen, hampir tidak pernah tidur. Bill bekerja 20 jam sehari pada hari biasa, dan 16 jam sehari pada hari libur. Ya, dia tidak pernah mengambil sekalipun hari libur saat berumur 20an. Orang sejenius Bill Gates pun merasa bahwa apabila dia tidak bekerja keras, dia akan dengan mudah dikalahkan pesaing-pesaingnya.

Kalau menurut Saya, ketika resource kita masih sedikit, kita harus mengakalinya dengan otot a.k.a bekerja keras. Kalau resource kita sudah banyak, barulah kita bisa kerja smart untuk menggunakan resource tersebut dengan lebih baik. Tapi kalau Anda ingin kerja smart dari awal tanpa ada resource, apa yang mau di “smart” kan? Bekerja keraslah sampai Anda mempunyai cukup resource untuk bekerja smart. Paling ideal adalah bekerja sangat keras, punya resource, tetap bekerja keras sambil bekerja smart. Bagaimana menurut Anda Sobat Studentpreneur?

Adhika Dwi Pramudita

Adhika adalah direktur utama PT Wirausaha Muda Sukses Sejahtera. Praktisi media, startup, dan periklanan.

Facebook Twitter Google+