Medium Story Tips
Kuliah Itu Gak Penting
“Buat apa kuliah kalo kalah sukses atau gaji aja kalah gede dari lulusan SMA/SMK?”
Catatan Editor: Artikel ini adalah seri opini ahli. Apabila kamu ingin menyumbangkan artikel seperti ini, kirimkan saja artikelmu di [email protected]
Serius, pasti banyak orang yang pernah terlintas pikiran brilian seperti diatas. Bahkan bisa jadi kamu yang membaca ini adalah satunya bukan? Tenang saja, kamu tidak sendirian karena saya juga pernah berpikir seperti itu kok hehehe 😀
Ya, tidak bisa dipungkiri karena kita sering melihat contoh orang-orang terkenal yang sukses padahal mereka OD (baca: Out Dewe (TRANSLASI EDITOR: bahasa jawa untuk “keluar sendiri”), kalau DO kan Drop Out, jelek kesannya ditendang, sementara OD gak perlu nunggu ditendang udah keluar-keluar sendiri hehehe :p) atau bahkan sekolah pun gak tamat. Contohnya Brad Pitt, Oprah Winfrey, Lady Gaga, John Lennon, Eminem. Nama-nama itu pasti sudah tidak asing lagi kan?
Mungkin ada yang berpikir orang yang OD maupun DO tidak banyak berkontribusi pada dunia. Jika kamu berpikir seperti itu, sorry, IT’S A BIG MISTAKE!
Tanpa Travis Kalanick, dengan uang hanya 100 ribu tidak akan mungkin bisa bepergian dari ujung Jakarta ke ujung Jakarta menggunakan mobil pribadi bukan milik sendiri, apalagi gratis.
Jika saja Steve Jobs tidak bosan dengan kuliah, kamu mungkin tidak bisa membawa laptop, tablet dan smartphone yang terkenal bergengsi dengan apel “kroak”nya. (TRANSLASI EDITOR: “Kroak” = ada lubang)
Ya bisa jadi kamu juga mungkin tidak akan bisa menikmati laptop tangguh yang terkenal dengan Alien****nya berkat Michael Dell. Tanpa Bill Gates, tidak ada “jendela” yang berarti kamu juga tidak akan bisa bermain DotA 2, apalagi menggunakan mouse khusus gaming tanpa Min-Liang Tan. Dan andai saja Mark Zuckerberg memilih melanjutkan kuliahnya, mungkin kamu tidak akan bisa berinteraksi dengan ribuan orang di seberang lautan melalui Facebook. Dan tentunya masih banyak lagi deretan orang-orang yang tidak selesai sekolah namun sukses besar menguasai dunia.
Jadi gak usah kuliah ya?
No, the answer is really a BIG NO if you don’t have any plan for your life, or at least you are a son of a *****! (baca: Noble, artinya Google Translate aja ya :p)
Kenapa?
Masalahnya tidak semua orang adalah anak seorang ningrat atau tidak sejenius Bill Gates ataupun Mark Zuckerberg.
Banyak orang kira Drop Out kuliah bisa membuat hidup lebih baik. Namun setelah Drop Out mereka tidak tahu harus apa setelah selesai kuliah. Ujung-ujungnya kerja pontang-panting atau ikut orang, sementara gaji pas-pasan. Syukur-syukur bisa dapet UMK, malah yang terjadi banyak juga yang hanya bisa menerima gaji dibawahnya. Akhirnya hanya bisa menyesal karena apa yang didapatkan tidak semanis apa yang diimpikan semasa kuliah dulu.
Lalu bagaimana dengan fenomena pengangguran intelektual? Ya, gak boleh nutup mata juga sama realita banyaknya lulusan S1 yang masih nganggur. Entah karena susah dapet kerja, ato memang males kerja dengan dalih “istirahat” eh malah kebablasan sampe gak kerasa udah 5 tahun nganggur.
Justru seharusnya kita bisa berpikir jernih, lha wong yang udah S1 aja masih bisa nganggur kok, apalagi yang nggak punya “title”.
Dari situlah kita akan tahu kenapa kuliah itu menjadi penting.
Di kampus, kita akan dituntut untuk berpikir lebih kritis dan rasional dibandingkan sekolah. Kita dituntut untuk bisa mempresentasikan hasil pekerjaan kita sesuai bahasa kita sendiri. Puncaknya adalah saat tugas akhir atau skripsi, dimana kita dituntut untuk menenun ribuan kata dengan bahasa tingkat tinggi yang mungkin kita sendiri tidak mengerti arti sebenarnya, hingga mempresentasikannya di hadapan para dosen penguji yang siap menerkam kita kapan saja. Belum lagi ditambah tuntutan untuk aktif kegiatan kemahasiswaan dan berorganisasi yang manfaatnya baru akan terasa ketika nanti memimpin sebuah tim ataupun perusahaan.
Ambil contoh, Bu Susi yang menjadi Menteri padahal SMA aja belum tamat. Pertanyaannya, berapa banyak yang tahu jika beliau tidak tamat bangku sekolah bukan karena bodoh atau sengaja OD? Berapa banyak yang tahu seberapa besar perjuangannya untuk belajar berbagai hal secara otodidak? Karena beliau tahu keterbatasan pendidikannya mau tidak mau membuatnya harus berusaha lebih keras agar bisa “survive” dalam kehidupan ini.
Ambil lagi contoh lain, Mark Zuckerberg saat di kampus juga selalu bereksperimen hingga akhirnya menciptakan Facebook. Kesuksesannya bukan karena gelar, tapi karena pada saat di kampus dia terus mengasah bakat dan kemampuannya. Beruntungnya juga dia bisa menemukan orang-orang yang kini menjadi co-founder, itu pun semua juga berawal di lingkungan kampus. Bahkan dia berusaha membangun websitenya lebih baik karena dia tahu di kampusnya ada kompetitor.
Kalo ngeliat contoh-contoh diatas berarti kita cukup kuliah aja gak perlu sampai tamat, kan?
Oke, memang itu adalah contoh orang-orang yang kuliah tapi tidak tamat. Tapi pertanyaannya kenapa harus putus di tengah jalan jika bisa ditamatkan?
Jangan patah semangat dulu. Sekarang, bagaimana kalau kita ambil contoh orang-orang yang menyelesaikan kuliahnya dan bisa sukses besar?
Mungkin kita tidak akan mengenal konsep transportasi “hyperloop” yang muncul dari Elon Musk, seorang Tony Stark (Iron Man) versi dunia nyata yang menyelesaikan dua kali kuliah S1 (Ekonomi dan Fisika) sebelum memulai berbagai usahanya yang sangat berhubungan erat dengan Fisika. Mungkin kita tidak akan mengenal berbagai teknologi komputer yang bisa dibilang dimotori oleh Hewlett-Packard yang pertemanan keduanya berawal dari kegiatan bersama sesudah lulus dari kampus. Lebih nyesek lagi, kita tidak akan bisa “googling” yang sangat membantu di saat kebingungan, karena Google pun juga berawal dari Tugas Akhir di kampus.
Persamaan dari orang-orang yang sukses besar tanpa selesai kuliah maupun yang selesai kuliah adalah mereka berpikir kritis, rasional, dan terus berusaha mengembangkan keahlian dan keterampilannya dengan berkarya ketika mereka masih berada di lingkungan kampus.
Intinya adalah, kuliah memberikan kesempatan untuk membentuk pola pikir kritis dan rasional.
Namun sebaliknya, pola pikir kritis dan rasional tidak akan terbentuk selama kuliah tidak dianggap penting.
Bersyukurlah jika bisa berkuliah, karena masih banyak saudara kita di dalam negeri yang belum bisa mengenyam bangku kuliah. Meskipun ada berbagai alasan yang bikin males kuliah, tetap saja itu tidak berarti kuliah jadi gak penting. Percayalah bahwa kuliah itu masih memiliki lebih banyak manfaat daripada tidak pernah kuliah sama sekali. Dan buat yang pengen cari kerja, bicara realita saja sih, ini Indonesia dimana pekerjaan bergaji tinggi tetap lebih mudah didapatkan dengan gelar S1 dibandingkan yang hanya lulusan SMA. Kalo masih gak percaya, bandingin aja sendiri di situs-situs lowongan kerja online.
Bahasa gampangnya sih, kalo kamu merasa udah pinter kayak om Bill Gates atau Mark Zuckerberg ya it’s okay kalo mau OD karena merasa kuliah udah gak penting lagi. Cuma, resiko ya ditanggung sendiri loh. Tapi kalo kamu pengen jadi kayak Elon Musk, lanjutlah kuliah yang serius dan tamatin. It’s your choice 🙂
Kamu juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau mengikuti kelas-kelas online gratis di Studentpreneur.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Lean Startup, Apa yang Perlu Kamu Tahu Tentang metode Ini
Cara Mencari Investor Untuk Startup Baru
Performance-Based Digital Marketing Oleh Italo Gani