Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis

Liputan Final Kompetisi International Business Plan 2014


Gelaran ISTEC 2014 telah usai. Begitu pula dengan International Business Plan Competition yang pada finalnya diselenggarakan di lantai 2 Gedung Fakultas Teknik Lingkungan ITS Surabaya. Namun pada prosesnya, banyak pelajaran yang bisa kita gali darinya. 10 besar kelompok yang lolos ke tahap final harus mempresentasikan karya mereka pada panel juri yang memposisikan diri mereka sebagai investor. Salah satu juri adalah Edbert Johnson, Chief Operating Officer dari Studentpreneur. Ada yang ide bisnisnya dianggap tidak feasible, bahkan ada pula yang dicap tidak layak jual. Kontestan harus menghadapi kerasnya simulasi bertemu dengan investor. Berikut adalah beberapa pelajaran yang bisa kita gali dari ajang kompetisi yang merupakan rangkaian dari ISTEC 2014 ini.

 

1. Jangan capek-capek menjalankan bisnis ketika proyeksinya tidak bagus. Startic (Universitas Airlangga) mengusung konsep eco friendly dengan memanfaatkan limbah seperti karung semen untuk membuat sebuah merchandise cantik yang layak jual. Karena bisnis ini sudah berjalan (bukan sekedar konsep) maka seorang juri menanyakan mengenai profit yang mereka dapatkan tanpa investor saat ini. Hitungan mereka menunjukkan angka 200 ribu perbulan. Maka sang juri berpesan bahwa jangan capek-capek menjalankan bisnis ketika proyeksinya tidak bagus, dan meminta agar tim Startic membuat proyeksi gaji yang mereka mau dan berapa omset yang mereka butuhkan untuk mencapai proyeksi tersebut. Tim Startic, melalui presentasi mereka yang dramatis, berhasil meraih posisi runner-up.

timeline

2. Ketahui behavior dari segmen Anda. Ignis Fornax (Institut Sepuluh November Surabaya) menawarkan sebuah furnace untuk industri logam di Indonesia. Seorang juri mengajak mereka untuk mempelajari behavior target customer mereka. Misalnya perajin logam di kawasan Sidoarjo. Sang Juri seringkali terlibat pada penyuluhan disperindag mengenai cara menempa logam untuk menghasilkan kualitas terbaik. Namun rupanya sebagian besar masih menjunjung tinggi mentalitas ‘sejak jaman nenek moyang’. Maka sang Juri meminta tim Ignis Fornax untuk mempertimbangkan faktor kenapa segmen mereka harus beralih dari produk lama agar menggunakan produk mereka. Ignis Fornax meraih juara 3.

 

3. Kompetitor Anda ada di sebelah Anda. Tim ShareAfun (Universitas Gadjah Mada) mengusung sebuah frozen food berbentuk sosis yang terdiri atas bahan-bahan organik dengan kalori yang sudah diperhitungkan sesuai dengan kebutuhan sarapan bagi pelajar. Sehebat apapun kedengarannya, seorang juri berseloroh bahwa kompetitor mereka adalah arem-arem, makanan khas Jawa. Sang Juri juga menanyakan apakah mereka siap menggunakan produk mereka untuk sarapan selama 10 hari berturut-turut, yang mana dijawab dengan sebuah kata ‘ya’ yang mantap. Tim ShareAFun berhasil lolos ke dalam 4 besar.

 

Dan pemenang IBPC 2014 adalah tim Aquanusa (Universitas Indonesia) yang mengusung konsep agrobisnis yang diklaim mampu memutus rangkaian tengkulak di Indonesia. Berkat visi yang dibawa dan bisnis yang memang benar-benar sudah berjalan, maka tim Aquanusa dianggap paling tepat merepresentasikan tema social-techno-enterpreneurship yang diusung di dalam International Business Plan Competition 2014. Semua finalis datang dengan luar biasa. Selamat atas kesuksesan ISTEC 2014. Sampai jumpa pada ISTEC 2015.

Bagaimana menurut Anda Sobat Studentpreneur? Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya!

 

Baca Juga:

Peluang Bisnis Rumahan Untuk Karyawan

Ayo Datang ke Studentpreneur Hangout Surabaya Mei 2014

Skill Komunikasi Penting yang Harus Dimiliki Pebisnis

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+