Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People

Profil Inspiratif Raja Elektronik Rahmat Gobel yang Ditunjuk Sebagai Menteri Perdagangan


Dari Menjadi Raja Elektronik Indonesia, Rahmat Gobel Mendapat Kepercayaan Presiden Jokowi Untuk Menjabat Sebagai Menteri Perdagangan. Inilah Kisah Inspiratifnya.

Siapa yang menyangka, Rahmat Gobel, pengusaha yang mendapat julukan Rajanya Elektronik di Tanah Air ini akhirnya dipilih Jokowi untuk menjadi menteri. Dengan selalu menjaga amanah, beliau sukses memimpin perusahaannya. Kini, beliau mendapat kepercayaan untuk menjabat sebagai Menteri Perdagangan pada Kabinet Kerja 2014-2019.

Rahmat Gobel yang terlahir di Jakarta pada 3 September 1962 adalah pemegang kendali perusahaan eletronik nasional terbesar dan namanya sudah tak asing lagi di telinga. Kepiawaiannya dalam mengembangkan industri elektronik tak perlu diragukan lagi. Didukung tenaga-tenaga ahli pilihannya dari dalam maupun luar negeri, perusahaan yang dipimpinnya mampu menghasilkan produk-produk elektronik kebanggaan Indonesia.

Rahmat Gobel merupakan generasi kedua dari keluarga Gobel yang mengendalikan perusahaan National Gobel dimana sekarang berganti nama menjadi Panasonic Gobel Indonesia. Selain itu, Rahmat Gobel juga menjadi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Elektronika Indonesia. Rahmat Gobel merupakan anak Thayeb Mohammad Gobel yang dikenal luas sebagai pelopor industri elektronik Indonesia dengan mendirikan National Gobel pada Januari 1971.

Rahmat-Gobel

Pesan Ayahanda Tercinta

Sebelum menjabat sebagai seorang CEO Panasonic Gobel, Rahmat Gobel telah banyak melalui jalan yang panjang berliku. Hal itu bermula ketika ayahanda tercintanya mengalami serangan jantung yang pertama. Saat itu dirinya langsung dijemput dari sekolah SMA untuk menemui ayahnya yang terbaring di rumah sakit. Di usianya yang masih belia, dirinya bahkan harus memutuskan untuk menandatangani surat persetujuan untuk tindakan operasi pada ayahnya. Pasalnya, Rahmat Gobel merupakan anak lelaki tertua dimana kakaknya semuanya perempuan.

Di rumah sakit, ayahnya menjabat dengan keras tangan Rahmat Gobel sembari mengatakan bahwa dirinya harus melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan perusahaan. Menurut pesan mendiang ayahnya, Rahmat Gobel sebagai anak lelaki tertua harus mengemban tanggung jawab tersebut. Oleh karena itu, dirinya yang semula ingin melanjutkan kuliah ke negeri Paman Sam pun memutuskan untuk kuliah ke negeri sakura, Jepang.

 

Kuliah di Jepang

Usai menempuh pendidikan setingkat SMA, Rahmat Gobel lantas melanjutkan kuliah Universitas Chuo, Tokyo, Jepang. Namun, perjalanan kuliah tersebut juga tak dilaluinya dengan mudah. Pasalnya, dari 70 orang calon mahasiswa, dirinya termasuk salah seorang mahasiswa yang kurang fasih berbahasa Jepang. Namun, Universitas Chuo yang memiliki program untuk menerima pelajar dari luar Jepang akhirnya menerima Rahmat Gobel sebagai mahasiswanya.

Memasuki tahun kedua kuliah di Universitas Chuo, Rahmat Gobel ternyata sudah mulai mondar-mandir Tokyo-Jakarta. Hal tersebut dikarenakan dirinya diajak ikut rapat perusahaan oleh sang ayah. Rachmat yang dikenal sebagai mahasiswa ‘pas-pasan’ itu ternyata melejit ketika menangani bisnis keluarganya bersama Matsushita. Bahkan, saat ayahnya masuk rumah sakit untuk yang kedua kalinya, dirinya kembali diingatkan untuk menjaga kehormatan keluarga dengan mengambil tongkat estafet kepemimpinan demi kelangsungan perusahaan. Ayahnya juga minta maaf karena mendidiknya terlalu keras selama ini.

 

Harus Dapat Bersaing

Tahun 1989, usai menjalani masa kuliah, Rahmat Gobel kembali ke Indonesia untuk bekerja di PT National Gobel. Dirinya pun tak langsung menempati posisi sebagai salah satu jajaran direksi. Dirinya melalui proses yang cukup panjag dengan ditempatkan sebagai tenaga pelatih di pabrik baterai, anak perusahaan PT National Gobel. Setahun kemudian, Rahmat Gobel lantas menempati jajaran manajemen menengah dan terlibat dalam perencanaan manajemen. Dengan mewarisi nilai-nilai bisnis dari ayahnya dan juga belajar tentang globalisasi, nampaknya Rahmat Gobel tidak mengalami banyak kesulitan untuk memahami pabrik.

Iklim persaingan di dunia industri, khususnya elektronik memang sangat ketat. Menurut Rahmat Gobel, seorang pelaku industri harus dapat memikirkan agar produknya bisa terlihat berbeda dari para pesaing sehingga dapat diterima oleh konsumen. Pasalnya, jika perbedaan hanya didasarkan pada harga, produk akan cepat tersingkir begitu masuk barang yang lebih murah. Oleh karena itu, sebuah produk harus memiliki nilai tambah ketika dibeli oleh konsumen.

 

Memiliki Nilai Tambah

Selain itu, membangun sebuah industri adalah membangun sebuah sistem dan pola pikir yang selalu terarah pada upaya meningkatkan nilai tambah produk. Dalam sudut pandang inilah, daya saing industri nasional hendaknya dikembangkan. Oleh karena itu, dirinya lantas menggunakan pendekatan technovation. Melalui technovition, maka akan dihasilkan sebuah produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dan selalu dapat bersaing.

Technovation mengandung tiga aspek yaitu kemampuan technology innovation, entrepreneurship dan technology management. Kemampuan technology innovation dan entrepreneurship saja misalnya, tidaklah cukup tanpa dukungan technology management. Pasalnya, seringkali produk yang dihasilkan gagal dalam tahap komersialisasi di pasar karena management yang kurang baik.

 

Menjaga Amanah

Salah satu kesuksesan yang diraih melalui tangan dingin Rahmat Gobel adalah industri baterai yang dimiliki PT Panasonic Gobel Battery Indonesia (PGBI). Pasalnya, Rahmat Gobel berhasil membawa PGBI mengukir prestasi menjadi salah satu perusahaan yang produknya tersebar di 14 negara. Tak hanya itu saja, PGBI juga berhasil mencapai kebesasan finansial dimana menjadi perusahaan dengan pinjaman nol.

Rachmat Gobel yang juga Ketua Umum Perhimpunan Persahabagan Indonesia-Jepang itu selalu berupaya menjadi anak saleh dan berbakti kepada orang tua. Selain itu, ada tiga hal, yang selalu diajarkan ayahnya kepada dirinya yaitu mutual trust, mutual respect, dan mutual benefit. Prinsip tersebut terus dipegangnya dengan menjaga respek karena dirinya juga telah diberi kepercayaan. Pasalnya, melanjutkan estafet kepemimpinan adalah sebuah amanah dan juga ibadah.

Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Kabinet Kita]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Fotografer Cantik Ini Membangun Bisnisnya Sejak Kelas 3 SMP

Inilah Kisah Sukses Putra Jokowi Berbisnis Katering

Lima Jenis Usaha yang Bisa Anda Bangun Saat Ini Juga

Agus Fariansyah

Agus Fariansyah adalah reporter Studentpreneur yang bercita-cita naik haji bersama keluarganya.

Facebook Google+