Berita Bisnis
Sangat Mudah Untuk Memulai Start-Up
Merintis sebuah bisnis atau lebih dikenal dengan start-up business di Indonesia mulai semarak. Hal ini dapat dilihat dari jumlah banyaknya pemain, dan juga banyak produk baru yang bermunculan dengan pelayanan yang menarik. Namun salah satu tantangan yang dihadapi adalah terbatasnya Sumber Daya Manusia. “Tidak mudah mencari tenaga kerja yang benar-benar mau untuk jangka panjang”, kata Arip Citra, CEO Urbanlndo di acara Global Entrepreneurship Workshop di Graha Mandiri, Jakarta.
Mudahnya membuat start-up untuk mengembangkan bisnis dapat dilihat juga dari banyaknya anak muda yang berambisi menjadi pengusaha. Salah satu mudahnya memulai start-up dapat kita lihat dari entrepreneur muda, Denny Santoso, CEO DuniaFitnes yang kebetulan kemarin menjadi pembicara Studentpreneur Hangout di Universitas Widya Kartika Surabaya. Sosok Denny Santoso merupakan pengusaha muda yang lahir dengan merintis jual beli makanan kesehatan dengan modal kreatif saja. “cukup nge-blog saja dan duit berdatangan”, ungkapnya sambil tertawa.
Menurut saya, pelaku start-up di Indonesia sebenarnya tidak kalah dengan semangat start-up di lingkungan Silicon Valley, US. Pada lingkungan yang berbeda, maka terjadilah perbedaan mindset antara Indonesia dan Silicon Valley. Pada lingkungan Silicon Valley, mereka membangun start-up dengan mengusung “BIG DREAM”, dan selalu memikirkan menjadi nomer satu tidak hanya di Amerika, tetapi di dunia, sementara di Indonesia masih small dan tampaknya yang penting dapat untung saja.
Salah satu contoh yang mengusung “BIG DREAM” adalah kehadiran facebook, ya facebook dimulai saat start-up dengan ide yang cemerlang dari Mark Zuckerberg dan dibantu oleh temannya Eduardo Saverin. Keduanya membangun facebook hanya untuk membuat buku kenangan yang tidak akan habis oleh waktu, dan seiring berjalannya waktu, facebook menjadi perusahaan raksasa dengan nilai total $25 Milyar dengan total pengguna lebih dari 500 juta pengguna di 207 negara.
Untuk memajukan pelaku start-up di Indonesia dibutuhkan dukungan infrastruktur. Salah satu yang paling utama adalah internet yang memadai, jasa kurir, sistem pembayaran oline yang aman, real-time dan sederhana. Keadaan infrastruktur yang perlu dibenahi ini dapat kita petik untuk memulai usaha, seperti jasa kurir dengan modal sepeda motor saja dapat mengantarkan barang dari tempat A ke B. Contoh lain, pembuatan jasa kartu kredit, pembayaran PayPal pun dapat dilakukan dengan cara mudah.
Setelah settle, maka untuk mengembangkan bisnisnya, menarik investor adalah salah satu cara untuk mengembangkan bisnis.
Nah, Sobat Studentpreneur, apakah kamu siap membangun start-up kamu sendiri?