Best People Seri Orang Terkaya Dunia
Seri Orang Terkaya di Indonesia 2017: Aksa Mahmud
Berawal sebagai penjual es dan kurma, Aksa Mahmud saat ini telah menjadi orang terkaya ke-36 di Indonesia sekaligus adik ipar Jusuf Kalla.
Memang tidak ada yang bisa memprediksi siapa saja yang akan sukses di masa depan, selain adanya keinginan yang keras untuk menjemput kesuksesan untuk diri sendiri. Kunci dari suatu kesuksesan hanya dua, kerja keras dan pantang menyerah. Sama seperti apa yang dilakukan oleh Aksa Mahmud yang merupakan orang terkaya di Indonesia ke-36 versi majalah Forbes.
Apakah kamu pernah mendengar nama Aksa Mahmud sebelumnya Sobat Studentpreneur? Kalau belum, Ia merupakan pemilik sekaligus pendiri Bosowa Cooporation dengan kekayaan yang ditaksir sekitar US$860 Juta atau setara dengan RP 10,58 triliun. Kira-kira ada kisah inspiratif apa ya di balik Profil Aksa Mahmud? Berikut penjelasannya.
Mengawali Karir Bisnis Sebagai Penjual Es dan Kurma
Aksa Mahmud lahir pada tanggal 16 Juli 1945 di Desa Lapasu, Kabupaten Barru, Makasar. Aksa lahir bukan dari keluarga saudagar kaya raya, melainkan dari pasangan petani yakni H. Muhammad Mahmud dan Hj. Kambria. Aksa sejak kecil dibesarkan oleh kedua orang tuanya dari menjual hasil bumi, dari sini pula Ia akhirnya mengenal dan mulai belajar bisnis.
Di dalam Profil Aksa Mahmud, dikatakan kalau Ia dulu pernah mencoba beragam bisnis sejak usia masih sekolah, pada bulan puasa, Ia biasa menjual es dan kurma eceran di sekitar lingkungan sekolahnya, Sekolah Rakyat Mangkoso.
Tidak hanya kurma dan es, Aksa juga didapati sering menjual permen. Kebiasaan berbisnis ini tidak berhenti di situ saja, melainkan ketika Ia memasuki STM pada tahun 1962-1965 Ia juga pernah menjajakan kacang tanah ketika musim panen tiba dari Kampun ke Kota Makassar. Bisnis tersebut dijalankan tanpa adanya modal yang besar, melainkan hanya bermodal kepercayaan saja.
Memasuki Kuliah, Aksa Mencoba Banyak Hal, mulai dari menjadi Aktivis, Jurnalis, bahkan sampai ditahan!
Setelah lulus STM, Ia melanjutkan pendidikannya ke Universitas Hassanudin Makassar tahun 1965 dan mengambil jurusan Teknik Elektro. Semasa kuliah, ada banyak hal yang dialami olehnya, mulai dari menjadi anggota aktif Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Makassar, mendirikan radio amatir, dan menjadi penerbit Koran Mahasiswa. Ia juga menjadi bagian dari Aktivis Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia. Dari organisasi inilah Ia mengenal seniornya, Jusuf Kalla.
Menjadi anggota pers, membuat Aksa menurunkan hasil tulisan penuh idealisme miliknya mengenai Operasi Samsudari yang dilakukan oleh Kodam Hassanudin di bawah kepemimpinan Panglima Saidiman. Melalui tulisannya, Aksa mengomentari operasi berdasarkan fakta yang terjadi di masyarakat. Menurutnya, operasi ini melanggar HAM dan penuh kekerasan. Bukan pujian ya Ia dapat, melainkan mengantarkan dirinya ke dalam ruang tahanan Kodam selama 10 hari tanpa pemeriksaan. Panglima Kodam memang mengatakan kalau fakta tersebut benar adanya, tetapi Ia diminta untuk tidak menuliskan hal tersebut. Dari hal inilah Ia langsung tak tertarik dengan karir di dunia jurnalistik.
Kembali ke Dunia Bisnis, Mendirikan CV Moneter
Memiliki hubungan baik dengan keluarga Kalla, Aksa ternyata dijodohkan dengan puteri Haji Kalla, Siti Ramlah. Setelah menikah Aksa bercerita pada istrinya kalau ia tidak ingin menjadi seorang pegawai terus menerus, terlebih lagi Ia harus bergantung terus dengan perusahaan mertuanya, yakni NV Haji Kalla. Ia berprinsip kalau ia ingin menjadi orang nomor satu, sehinga Ia berpikir kalau lebih baik menjadi orang nomor satu di perusahaan kecil daripada nomor dua di perusahaan besar.
Tahun 1973, Aksa Mendirikan CV Moneter dengan menjalankan proyek pertamanya dengan menjadi agen Datsun di Indonesia Timur. Pada awal usahanya, Ia meminjam uang ke bank sebesar RP 5 juta untuk membuka show room mobil Datsun di Makassar. Di tahun 1980, Aksa mendapatkan tawaran dari Mitsubishi untuk menjadi agen penyalur di Indonesia Timur. Sejak tawaran kedua ini, ia mulai merubah nama perusahaannya menjadi Bososwa.
Mengapa? Karena pada awalnya Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) sebagai distributor Mitsubishi di Indonesia memberikan syarat kalau Aksa ingin bergabung dan menjadi agen Mitshubishi ia harus menggunakan nama dengan unsur Tiga Berlian-nya. Namun Aksa memilih untuk memberikan nama Bosowa dari tiga kerajaan Sulawesi Selatan, yakni Bone, Sopeng, dan Wajo.
Itulah yang menjadi awal perjalanan panjan Bosowa. Aksa pun mendirikan PT Bosowa Berlian Motor, bisnis agen Mitsubishi ini terus berkembang dan Bosowa berhasil menjadi penyalur di 13 Provinsi di bagian Indonesia Timur. Dari bisnis ini pula kekayaan Aksa semakin bertambah hingga penghasilannya dari industri otomotif ini sudah menyumbang 35% pemasukan bagi Bosowa Coorporation. Saat ini pula PT. Bosowa Motor tidak hanya menjadi agen Mitsubishi, tetapi juga menjadi agen distribusi mobil Mercedes Benz di Indonesia Timur.
Memperluas Jangkauan Bisnis
Pada tahun 1995, Bosowa mulai mencoba peruntungan bisnis lain dengan membangun pabrik semen di Bantimurung, Maros, dan pinggiran Makassar lainnya. Perusahaan ini pun diberi bama PT. Semen Bosowa Maros dengan kapasitas produksi hingga 1,8 juta ton/tahun. Sepuluh tahun kemudian, PT. Semen Bosowa menambah modal sebesar US$80 juta untuk menambah kapasitas pabrik menjadi 3,2 ton/tahun. Semen Bosowa kini menjadi salah satu raja yang menguasai pasar semen di Indonesia Timur.
Belum puas, Aksa akhirnya menjalankan perusahaan dalam sektor keuangan. Ia memiliki saham dari PT Bank Bukopin dan PT Bank QNB Kesawan Tbk. Tidak hanya itu, dalam profil Aksa Mahmud, ia juga tercatat sebagai pemilik grup jasa keuangan seperti Asuransi Bosowa Periskop, PT Bosowa Multi finance, PT Sadira Finance, PT Royal Trust Capital, PT BPRS Dana Moneter, dan PT QNB kesawan Tbk. Melalui perluasan ini Aksa sudah terus memperoleh kekayaaan dan menjadikannya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia.
Dengan bisnis yang begitu banyak digeluti olehnya, tidak heran kalau Aksa berada di peringkat ke-36 sebagai orang terkaya di Indonesia dan termasuk ke dalam salah satu pengusaha muslim sekaligus Putera Bugis yang masuk ke dalam daftar Forbes Sobat Studentpreneur.
Yuk follow facebook Studentpreneur dan ikutan kelas online-nya buat belajar bisnis lebih lanjut.
Rekomendasi Kelas Online Studentpreneur Gratis Untuk Anda:
Peluang Big Data di Masa Depan
Dunia Investasi Startup di Tahun 2017
Cara Mencari Investor untuk Startup Baru