Best People February 2013 Edition
Simone Bernstein – Salah Satu Anak Muda Paling Berpengaruh di Amerika
Demi memberikan yang terbaik bagi Sobat StudentPreneur, Editor-In-Chief kami berusaha mati-matian untuk membuat janji wawancara eksklusif dengan Simone Bernstein, salah satu penerima Forbes’ 30 under 30. Simone telah diakui sebagai salah satu diantara 30 anak muda berusia di bawah 30 tahun yang paling berpengaruh di Amerika dalam bidang Social Entrepreneurship. Bersama adik kandungnya Jake Bernstein, mereka mendirikan VolunteenNation di usia yang masih sangat belia. Beruntung sekali Editor-In-Chief StudentPreneur mampu meyakinkan Simone Bernstein tentang besarnya antusiasme dari Sobat StudentPreneur sehingga dia mau meluangkan waktunya untuk kita.
Nah Sobat StudentPreneur, berikut adalah hasil wawancara khusus dengan Simone. Semua pertanyaan merupakan pertanyaan dari ratusan Sobat StudentPreneur yang telah mengirimkan pertanyaannya ke kami. Mari kita belajar dari Simone Bernstein!
Well Simone, banyak dari kita di Indonesia yang kurang tahu tentang VolunteenNation. Apa yang dilakukan oleh VolunteenNation?
VolunteenNation adalah organisasi non-profit yang membantu anak muda menemukan kesempatan untuk menjadi sukarelawan di seluruh Amerika. Dimulai dengan website lokal untuk St Louis Missouri di tahun 2009, sampai website nasional dan mengcover seluruh Amerika di bulan Maret 2012.
Wow, jadi sekarang sudah melayani seluruh amerika?
Yap!
Berapa banyak anak muda yang sudah dibantu oleh VolunteenNation?
Tiap bulannya ada ribuan anak muda melihat kesempatan menjadi sukarelawan melewati website kami. Sampai bulan Maret 2012 kami sudah membantu lebih dari 8500 anak muda. Kami mencarikan anak muda ini kesempatan untuk menjadi sukarelawan di berbagai organisasi dan komunitas yang sesuai minat mereka dan tidak terlalu jauh dari tempat mereka tinggal. Ada banyak juga kebutuhan sukarelawan untuk berbagai pekerjaan virtual, sehingga anak muda ini bisa membantu komunitas sosial bahkan dari depan laptop di kamar atau sofa mereka.
Hebat sekali. Modal untuk membuat VolunteenNation ini pasti sangat besar ya?
Hahaha nope. Cuma $48 (sekitar Rp. 400.000) untuk memulai VolunteenNation. You know, sangat luar biasa untuk mengetahui seberapa besar hal yang bisa kita lakukan dengan modal kecil sekalipun. Dana tersebut hanya cukup untuk membeli domain yang kami suka dan membuat website yang menurut kami lumayan tapi untuk ukuran sekarang pasti dianggap disaster. Setelah itu, banyak orang membantu secara sukarela untuk membuat website ini sangat besar. Sampai sekarang kami hanya mengeluarkan sangat sedikit uang untuk menambahkan website dengan berbagai fitur baru yang diperlukan.
Momen apa yang paling tidak bisa anda lupakan di VolunteenNation?
Salah satu momen tak terlupakan adalah ketika saya masih berusia 17 tahun dan baru saja membuat website ini, saya berada di sebuah kantor besar untuk bertemu salah seorang petinggi perusahaan tersebut. Saat pertama kali bertemu, dia bertanya apakah saya sedang tersesat ataukah saya adalah anak dari salah satu karyawannya. Lalu saya berkata, sayalah yang membuat janji bertemu dengan anda. Dia terkejut karena mengira yang membuat janji adalah wanita berusia 50 tahun. Hahaha.. Saya merasa momen tersebut luar biasa karena banyak anak muda yang tidak menyadari kekuatannya sendiri yang sangat besar. Anak muda bisa melakukan berbagai hal yang luar biasa. Anda tidak perlu berusia 50 tahun untuk bisa membuat perbedaan di organisasi ataupun perusahaan.
Bagaimana anda menangani orang yang lebih senior dan biasanya meremehkan anak muda yang memulai bisnis di usia dini?
Memang sulit, tapi saya sadar bahwa semuanya hanya bisa diatasi dengan bertanya. Saya selalu meminta nasehat businessman yang lebih senior, dan menghormati mereka. Bagaimanapun mereka sudah mempunyai banyak pengalaman di lapangan. Untuk bisa berkembang dengan cepat, sangat penting bagi saya untuk bisa berbicara, belajar dan meminta pendapat kepada orang yang sudah berada di lapangan lebih lama dari saya. Di lain sisi, saya juga menyadari bahwa kita lahir di generasi yang berbeda. Generasi kita saat ini sangat hebat di teknologi dan social media. Jadi banyak bantuan juga yang bisa diberikan oleh generasi kita ke generasi yang lebih senior. Antara anak muda dan senior harus saling belajar satu sama lain meskipun dengan cara yang berbeda.
Pernah punya pengalaman di Social Entrepreneurship sebelum VolunteenNation?
Tidak pernah. Saya langsung coba terjun, dan apabila gagal, saya sadar akan berat sekali. Tapi untuk saya, yang penting adalah belajar, pengalaman, koneksi yang saya dapatkan, dan hubungan baik yang saya jalin dengan orang tersebut. Entrepreneurship adalah jalan yang tidak lancar, banyak kesalahan yang saya lakukan. Tapi untuk saya, ini bukan pekerjaan, tapi ini adalah hal yang saya nikmati dan membuat saya semangat. Saya sadar apapun yang terjadi, di akhir hari, saya memastikan bahwa saya belajar banyak.
Ada tips untuk mengatasi kurangnya pengalaman sebelum membuat sebuah bisnis?
Hal pertama yang harus dilakukan adalah take action. Banyak orang yang punya ide menarik namun bingung harus memulai dari mana. Mulailah dengan ambil selembar kertas dan pena lalu mulailah tulis semua ide anda, temuilah orang-orang yang berpengalaman di bidang itu, temuilah orang dewasa yang anda tahu dan bersedia untuk memberi anda nasehatnya, buatlah email di Google atau provider lain, Facebook dan Twitter page, semuanya itu gratis. Kita bisa melakukan banyak hal dengan modal yang sangat sedikit. Kami di VolunteenNation tumbuh sangat pesat hanya dengan melalui profil Twitter kami yang sangat sederhana. Banyak orang yang masih belum menyadari bahwa meskipun tidak mempunyai modal yang besar, kita masih bisa mencoba mewujudkan ide kita. Saat ini membuat website juga tidak memerlukan dana yang terlalu besar. Just start, tidak ada alasan untuk tidak memulainya.
Ada rencana untuk membawa VolunteenNation keluar dari Amerika?
Itu adalah target dan impian kami. VolunteenNation dijalankan oleh anak muda yang masih SMA atau kuliah. Saya tidak ingin orang berusia 50 tahun memberi tahu anak muda berusia 16 tahun tentang pentingnya menjadi sukarelawan. Saya ingin mengajak lebih banyak lagi anak muda untuk terlibat dan mungkin sampai ke luar negeri. Saya berbicara dengan banyak anak muda dari berbagai Negara, baik secara langsung maupun melalui internet, tentang bagaimana anak muda di suatu Negara memandang Social Entrepreneurship, bagaimana mereka memandang tentang sukarelawan, you know, budaya di Amerika tentu berbeda dengan budaya dari Negara lain.
Apakah hasil yang anda dapatkan dari VolunteenNation ini cukup untuk menjadi jutawan?
Kami mendapatkan dana dari berbagai grants dan donors. Kami menyadari bahwa meskipun tanpa uang yang berlimpah kami tetap bisa membuat perubahan dengan organisasi ini karena kami bahkan tidak membayar karyawan kami, ups, kami tidak mempunyai karyawan, tapi semua orang membantu kami meluangkan waktu mereka untuk membantu berbagai hal demi kemajuan VolunteenNation. Kami mempunyai sedikit uang di bank tapi banyak orang bersedia membantu untuk menciptakan perubahan bersama kami. Contoh paling keren adalah ketika ada peraturan yang mengharuskan organisasi non-profit mendaftarkan diri secara resmi di Amerika, biaya untuk membayar pengacara sangatlah besar. Namun ternyata ada pengacara senior yang bersedia membantu kami secara gratis. You know, sekali lagi ini adalah contoh bahwa dengan hanya sedikit uang, anda bisa membuat perubahan kalau anda mau!
Anda berusaha mengatakan bahwa dampak yang anda bawa ke masyarakat lebih penting daripada uang yang bisa anda dapatkan?
Yap, benar sekali. Beberapa kali saya merasa uang di bank tidak akan cukup untuk membuat perubahan. Namun kenyataannya kami terus menerus berkembang dan membuat perubahan di masyarakat. Banyak orang yang bersedia menolong dan meluangkan waktu serta keahliannya. Hal tersebut tidak bisa dibeli dengan uang.
Bagaimana perasaan anda setelah masuk dalam daftar Forbes’ 30 Under 30, bersama superstar terkenal seperti Mark Zuckerberg (pendiri Facebook)?
Rasanya sangat amazing untuk bisa masuk dalam daftar tersebut. Saya merasa sangat terhomat bisa disejajarkan dengan orang-orang yang sudah melakukan pekerjaan hebat di Amerika. Saya mendapatkan koneksi yang luar biasa, berbincang dengan orang-orang hebat di dalam daftar tersebut, serta bisa kenal dengan banyak orang yang akhirnya mendukung VolunteenNation. Well, anda adalah salah satu contoh koneksi yang saya dapatkan karena masuk dalam daftar Forbes tersebut. Sangat amazing bisa berbincang dengan banyak orang hebat tidak hanya dari Amerika tapi juga luar negeri seperti anda.
Banyak orang gagal ketika memulai bisnis, apa pendapat anda tentang kegagalan?
Kegagalan bagi saya adalah pengalaman belajar yang hebat. Hambatan-hambatan tersebut adalah kesempatan kita untuk terus tumbuh dan belajar dari kesalahan. You know, sebagai anak muda, kita boleh melakukan kesalahan, hidup kita masih panjang, kita masih mempunyai waktu untuk sebuah kegagalan. Bagi saya, mengalami kegagalan setelah mencoba sekuat tenaga masih lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali.
Bagaimana menyeimbangkan sekolah dan bisnis?
Jujur hal tersebut cukup sulit, ada momen dimana saya merasa sangat frustasi. Tapi saya ingin berhasil di keduanya, dan berusaha membuat dampak yang besar. Tiap kali saya merasa frustasi, saya selalu melihat beberapa email di inbox saya tentang anak muda yang berterimakasih karena mendapatkan kesempatan menjadi sukarelawan di kegiatan yang dia inginkan. Saya merasa bahwa tenaga dan waktu yang saya habiskan di VolunteenNation ini tidak terbuang sia-sia. Saya membalas email dan nge-tweet 15-20 kali ke anak-anak muda tadi tiap hari dan bahkan saya tidak merasa bekerja, saya melakukan hal yang saya sukai. Well, itu membuat hidup saya seimbang antara VolunteenNation dan terus belajar di sekolah.
Masih ada waktu untuk hangout dengan teman dan pacar anda?
Tentu saja! Saya menghabiskan banyak waktu dengan teman-teman. Saya tidak ingin pekerjaan dan sekolah saya mengganggu kehidupan pribadi. Saya sering nonton bioskop atau belanja online bersama teman-teman. Karena hidup di kota kecil, saya sering jogging bersama teman sambil ngobrol-ngobrol santai. Saya bersenang-senang dengan cara yang sederhana. Ya, saya harus menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan kalau tidak ingin cepat stress.
Apa karakter yang paling menonjol dari diri anda?
Mungkin kemampuan saya dalam berkomunikasi yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Awalnya sangat menakutkan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dari saya, namun kini saya bisa mengatasinya. Etos kerja juga terus membuat saya bisa meluangkan banyak waktu dan energi untuk VolunteenNation, hal itu sangat penting bagi semua start-up. Berikutnya adalah ketabahan saya untuk terus mencoba meskipun mengalami kegagalan. Saya terus berusaha untuk belajar dari kesalahan serta bangkit untuk mencoba lebih baik lagi. Saya rasa ketabahan harus dipunyai oleh semua Entrepreneur untuk bisa menjadi sukses.
Siapa yang menjadi inspirasi anda?
Papa menjadi inspirasi terbesar bagi saya. Dia tergabung dengan Navy (Angkatan Laut Amerika), dan ketika saya berusia 12 tahun, dia berangkat untuk misi ke luar negeri. Meskipun saat itu kondisinya sulit, saya sadar bahwa papa memberikan sumbangsihnya ke Negara ini. Maka saya juga ingin melakukan hal yang sama, memberikan sumbangsih untuk Negara dengan cara saya sendiri, VolunteenNation.
Punya favorite quote?
Saya agak lupa detailnya, tapi intinya adalah “tiap orang bisa membuat perubahan”. Jangan pernah meragukan bahwa beberapa orang yang mempunyai niat besar bisa mengubah dunia. Terkadang hal-hal kecil seperti membantu orang tua untuk menyebrang jalan bisa memotivasi orang lain yang melihatnya untuk melakukan hal baik untuk komunitas dan masyarakat pada umumnya.
Ada tips untuk Entrepreneur di Indonesia dalam pemanfaatan internet?
Cobalah memanfaatkan social media dan berusahalah untuk menjangkau lebih banyak orang. Saya sendiri sangat terkejut dengan banyaknya orang membalas email saya dan mau memberikan tips serta bimbingan untuk memajukan VolunteenNation. Internet adalah teman terbaik generasi kita. Saat ini kita bisa dengan mudah menemukan apapun dengan Google. Carilah alamat email orang-orang yang kiranya bisa membantu dan membimbing kita, terutama orang-orang yang sudah mempunyai pengalaman di bidang anda.
Pernah merasa frustasi dengan VolunteenNation?
Tentu saja saya pernah frustasi dengan berbagai masalah di VolunteenNation. Tapi ketika saya sudah agak tenang, saya ingat bahwa ini bukan pekerjaan. Saya melakukannya karena saya ingin melakukannya, termotivasi untuk memberi yang terbaik. Yah, biasanya saya mengambil istirahat sebentar, bersenang-senang melakukan hal lain.
What next?
I don’t know. Tapi saya ingin melakukan sesuatu di taraf internasional. Saya sangat tertarik untuk mengetahui dan belajar dari berbagai orang di Negara lain. You know, hanya bekerja di taraf nasional bisa membatasi potensi saya. Di Amerika, banyak orang yang sangat excited tentang Social Entrepreneurship. Tapi saya sadar di Negara lain, banyak yang masih menganggap remeh hal ini. Jadi what next? Saya rasa saya ingin membuat perubahan yang lebih besar, di taraf internasional.
Mendapatkan publikasi besar tentu menjadi sebuah tekanan baru bagi anda?
Begitulah, banyak orang yang bertanya pada saya setelah masuk dalam daftar Forbes’ 30 Under 30, what next? Mereka mempunyai ekspektasi besar kepada saya untuk melakukan sesuatu yang lebih besar lagi. Well, saya sadar suatu hari mungkin saya akan melakukannya, atau malah saya akan gagal. Tapi untuk saat ini, saya hanya ingin fokus pada VolunteenNation dan memberikan dampak yang lebih besar untuk komunitas.
Banyak orang tua yang cenderung melarang anaknya terlibat Social Entrepreneurship, mereka ingin anak mereka terlibat dalam perusahaan yang bisa memberi kesejahteraan sosial lebih
Jujur saya beruntung karena mendapat dukungan penuh dari orang tua. Tapi saya rasa memberi sumbangsih ke komunitas itu sangat baik. Riset dari Stanford pun mengatakan kini talenta terbaik dari universitas cenderung ingin bergabung dengan perusahaan yang juga memberikan dampak sosial bagus ke komunitas. Saya rasa ini petanda yang bagus untuk Social Entrepreneurship.
Pertanyaan terakhir, apabila perusahaan besar seperti Google, Apple, atau Microsoft tertarik untuk membeli VolunteenNation dengan uang yang sangat besar, tapi anda harus keluar dari perusahaan, apa yang akan anda lakukan?
Google, Apple, Microsoft, atau perusahaan besar lainnya? Wow sangat amazing apabila perusahaan tersebut berminat. Tentu saya ingin berbincang dengan mereka untuk menyamakan visi. Intinya saya tidak ingin VolunteenNation dijalankan oleh korporasi, dijalankan oleh orang berusia 50 tahun. Apabila mereka sangat memahami visi tersebut, saya tentu ingin berbincang lebih lanjut. Tapi saya tetap ingin terlibat, saya tidak ingin meninggalkannya. Saya ingin memastikan bahwa value perusahaan tetap sama. Saya ingin semua anak muda di dunia ini mempunyai kesempatan untuk menjadi sukarelawan di daerah yang relatif dekat dengan rumahnya.