Tips
3 Tren Kerja yang Akan Mengubah Sistem Kerja Anda Menjadi Lebih Produktif
Apakah bos Anda membiarkan Anda memilih waktu yang fleksibel, fokus pada hasil, bukan jam, dan mendorong kolaborasi? Tidak? Maka tempat kerja Anda siap untuk berubah. Selama beberapa dekade, kini bisnis telah bertransformasi ke dalam sistem dan budaya kerja yang lebih fleksibel, kepemimpinan yang terbuka, dan kolaborasi antar tim, selama masih ada internet.
Pakar budaya kerja di perusahaan-perusahaan global berkumpul untuk membicarakan tentang perubahan ini. “Kami melihat adanya percobaan besar-besaran dalam perusahaan-perusahaan besar,” kata Adam Pisoni, co-founder Yammer, situs jejaring sosial kantor, yang diakuisisi oleh Microsoft pada tahun 2012. Menurut Pisoni, ide-ide yang sudah ada selama 30-40 tahun tentang lingkungan kerja yang efektif dan efisien, kini mulai membuahkan hasil. Apa saja?
Ruang kerja yang benar-benar fleksibel
Ada masa dimana sebuah organisasi dengan 1.500 orang harus membangun sebuah kantor berkapasitas 1.500 orang, yang di dalamnya ada 1.500 meja. Tapi itu dulu. Sekarang, entrepreneur perlu berpikir secara berbeda, karena jadwal produktif tiap pekerja nyatanya berbeda. Begitu pula dengan lokasi. Desain kerja semacam ini, umumnya digunakan oleh sebagian besar perusahaan teknologi. Akan tetapi, sekarang beberapa perusahaan non-teknologi nyatanya mulai mengadopsinya. Contohnya Delphi, pemasok suku cadang otomotif dengan 126 lokasi yang tersebar di seluruh dunia. Mereka mulai merintis ruang kerja yang fleksibel demi meningkatkan produktivitas dan menghindari kepenatan yang mendatangkan kebuntuan kreativitas.
Tidak ada lagi 40 jam seminggu
Perusahaan menjadi lebih terdorong oleh hasil. “Sekarang bukanlah tentang apa yang Anda lakukan selama 40 sampai 48 jam seminggu, melainkan tentang hasil,” kata Alan Lepofsky, analis perangkat lunak di Constellation Research. “Konsep seminggu kerja 40 jam secara konsisten tidak berlaku lagi”. Karena nyatanya, ketika seorang karyawan menghabiskan waktu tepat 40 jam selama seminggu, bukan berarti mereka produktif dan menyelesaikan setiap target yang dibebankan pada mereka.
Hirarki yang lebih kolaboratif
Yammer membuat para CEO dan eksekutif lebih mudah untuk mendapatkan umpan balik dari karyawan dan tim untuk berkolaborasi dari jauh. “Anggota frontliner sekarang bisa berbicara langsung kepada VP senior,” kata Grace Chanpong, manajer komunikasi dan teknologi untuk Jamba Juice. Namun, di sisi lain, ada tantangan untuk membuat orang-orang merasa nyaman dan mau berpartisipasi. Charlene Li, pendiri Altimeter Group, mengungkapkan sebuah kesalahan umum yang seringkali dianut oleh sebagian besar perusahaan, yakni mematikan interaksi online antar sesama rekan kerja yang tidak terkait dengan pekerjaan. Dia mengatakan bahwa keintiman dan persahabatan akan mendorong orang untuk berbagi pengetahuan dengan rekan kerja yang tidak bekerja dengan mereka secara langsung. “Orang-orang tidak berbagi karena mereka menyukai sebuah proyek atau merek. Mereka berbagi untuk membantu orang-orang yang mereka ingin lihat sukses,” katanya.
Sudahkah bisnis Anda menganut sistem kerja yang fleksibel? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Martin]
Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:
Anak Buruh Kereta Api Menjadi Orang Terkaya Ketiga di Dunia
Tuna Wisma Ini Membangun Bisnis Sirkus Tingkat Dunia
custom_author=upik]