Best People Tips
8 Pola Pikir Entrepreneur Mengenai Kepemimpinan yang Ideal
Studentpreneur pernah terlibat proyek yang memberi kesempatan untuk mewawancarai 100 entrepreneur di Indonesia. Di antara mereka-mereka yang sangat sukses, mereka cenderung berbagi pendapat yang sama mengenai pola pikir kepemimpinan yang harus dimiliki entrepreneur. Seperti apa?
1. Bisnis adalah sebuah ekosistem, bukan medan perang.
Ketika entrepreneur pada umumnya cenderung memandang bisnis sebagai konflik antar perusahaan, membangun pasukan untuk diperintah-perintah, menganggap kompetitor sebagai musuh, dan memperlakukan pelanggan sebagai daerah kekuasaan, maka mereka yang sukses akan memandangnya dengan cara yang berbeda. Mereka akan memandang bisnis sebagai sebuah simbiosis dimana setiap perusahaan berjuang dan bertahan hidup. Mereka secara alami menciptakan tim yang mampu beradaptasi dengan perubahan market, menjalin kerjasama dengan perusahaan lain, customer, dan bahkan kompetitor.
2. Perusahaan adalah sebuah komunitas, bukan mesin.
Mungkin entrepreneur pada umumnya akan memandang perusahaan sebagai sebuah mesin di mana karyawan sebagai roda giginya. Mereka akan menciptakan aturan dan struktur yang kaku untuk mengambil alih kontrol layaknya menarik tuas atau layaknya menyetir kapal. Entrepreneur yang sukses sebagai pemimpin akan memandang perusahaan mereka dengan cara yang berbeda. Yaitu sebagai kumpulan dari impian dan harapan individu-individu yang terhubung berkat adanya tujuan yang lebih besar.
3. Manajemen adalah sebuah layanan, bukan kontrol.
Ketika entrepreneur yang gagal sebagai pemimpin akan meminta karyawan mereka untuk melakukan apa yang mereka katakan dan menciptakan lingkungan dimana inisiatif dimatikan, maka pemimpin yang sukses akan menentukan tujuan yang umum, dan membiarkan tim untuk membuat aturan sendiri dan hanya akan mengintervensi ketika saat-saat darurat saja.
4. Karyawan adalah rekan kerja, bukan anak.
Pemimpin yang tidak ideal akan memandang karyawan mereka sebagai manusia yang tidak layak dipercaya apabila tidak diawasi. Attitude ini membuat karyawan menghabiskan energi mereka untuk sekedar tampak sibuk. Maka pemimpin yang ideal akan memperlakukan setiap karyawan mereka sebagai orang yang penting dalam bisnis mereka. Hasilnya, karyawan pada setiap level akan mengambil tanggung jawab mereka dengan sungguh-sungguh.
5. Motivasi datangnya dari visi, bukan rasa takut.
Banyak entrepreneur yang terjebak pada praktek dimana rasa takut terhadap pemecatan, dipermalukan, dan kehilangan hak adalah senjata utama untuk memotivasi. Hasilnya, karyawan dan manajer tidak berani bertindak untuk mengambil keputusan yang berisiko. Pemimpin yang ideal akan memotivasi orang-orang untuk melihat visi mereka dan bagaimana mereka mampu berkontribusi padanya. Hasilnya, karyawan akan bekerja dengan lebih keras karena mereka percaya bahwa mereka berharga.
6. Perubahan setara dengan pertumbuhan, bukan rasa sakit.
Rata-rata entrepreneur akan memandang perubahan sebagai hal yang rumit dan mengancam. Perubahan adalah sesuatu yang harus dilakukan hanya ketika perusahaan menghadapi krisis. Padahal, pemimpin yang ideal adalah mereka yang memandang bahwa perubahan merupakan hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Mereka tahu bahwa kesuksesan hanya bisa diraih ketika karyawan dan organisasi menyambut ide dan cara baru untuk melakukan bisnis.
7. Teknologi menawarkan kemudahan, bukan otomasi.
Entrepreneur masih banyak yang memiliki pandangan kuno seputar teknologi bahwa teknologi ada untuk memperkuat kontrol manajemen. Mereka memasang sistem komputer tersentralisasi untuk memantau kerja karyawan setiap saat. Pemimpin yang ideal akan memandang teknologi sebagai cara untuk membebaskan manusia agar memiliki waktu untuk lebih kreatif. Mereka mengadaptasi back-office dengan sejumlah peralatan seperti smartphone dan tablet yang benar-benar ingin dipakai orang-orang.
8. Kerja harusnya menyenangkan, bukan cuma kewajiban.
Pemimpin pada umumnya akan melihat kerja sebagai sebuah kewajiban yang harus ditunaikan mati-matian oleh karyawan. Lebih jauhnya lagi, mereka menganggap karyawan sebagai korban yang layak untuk ditindas. Sikap otoriter seperti ini akan membuat karyawan membenci kerja. Pemimpin yang ideal beda lagi. Dia akan memandang kerja sebagai aktivitas yang harusnya bisa dinikmati, dan sebisanya, meletakkan orang-orang di pekerjaan yang tepat bagi mereka, the right person in the right place.
Nah Sobat Studentpreneur, bagaimana menurut Anda? Jangan lupa ikuti facebook dan Twitter kami ya! [Photo Credit: Vinoth]
Baca Juga:
9 Peluang Bisnis Tanpa Harus Meninggalkan Kantor
Tiga Tipe Orang yang Akan Membantu Kita Untuk Sukses
12 Tanda Akan Sukses Sebagai Entrepreneur