Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Berita Bisnis Tips

Menurut Google, Produk Terbaik Itu Seperti Sikat Gigi


Kenapa Google Menganggap Produk yang Mempunyai Sifat Seperti Sikat Gigi Adalah Produk yang Hebat?

Google menganggap bahwa sikat gigi adalah produk paling hebat yang pernah diciptakan dalam sejarah umat manusia. Bukan karena ia kompleks, atau bahkan karena inovasi-inovasi yang bermunculan setelahnya (contohnya, penemuan roda memunculkan gerobak, sepeda, hingga mobil), melainkan karena sikat gigi adalah barang yang paling mudah dipasarkan. Larry Page, CEO Google, menganggap bahwa kriteria sebuah produk yang paling baik itu seperti sikat gigi. Kok bisa?

 

Digunakan sekali atau dua kali setiap hari.

Sikat gigi adalah simbol dari kehidupan yang higienis. Manusia modern telah diajarkan untuk menyikat gigi 2x sehari sejak kecil. Sikat gigi sudah jadi bagian hidup.

sikat-gigi

Membuat hidup lebih baik.

Sebelum William Addis mengkomersilkan sikat gigi, orang-orang menggunakan kain yang diberi jelaga dan garam untuk membersihkan gigi. Hal ini merepotkan, sehingga tidak banyak yang melakukannya. Maka kemunculan sikat gigi yang lebih mudah diaplikasikan kemudian berujung pada gelombang kesadaran terhadap kesehatan rongga mulut dan disiplin menyikat gigi yang kemudian membantu mengangkat problem kebersihan mulut di tengah-tengah masyarakat.

 

Dipakai satu orang satu.

Sikat gigi yang dipinjam-pinjamkan bisa menimbulkan infeksi silang dari bakteri, virus, atau jamur. Tidak pernah dalam sejarah, sebuah sikat gigi dianjurkan untuk dipakai secara bergantian. Sikat gigi merupakan barang individual. Artinya, ada 7 milyar pasar sikat gigi di muka bumi.

 

Nah, jika produk Anda memenuhi syarat ini, maka selamat, produk Anda sudah melalui ‘ujian sikat gigi’. Produk Anda memiliki potensi yang dinilai lebih, bahkan oleh produk sekelas Google. Pada sebuah artikel di New York Times terungkap bahwa sebelum Google mengakuisisi sebuah perusahaan (tahun  lalu, Google mencaplok lebih dari 35 perusahaan), Larry Page akan melihat dulu apakah perusahaan tersebut masuk ke kategori sikat gigi. Ia tidak memperdulikan rincian finansial seperti cash flow, proyeksi laba rugi. Hal ini mungkin kedengarannya aneh, menyimpang dari strategi akuisisi tradisional, atau bahkan gila. Namun kami menganggapnya jenius. Jangan lupa kalau prinsip ini datangnya dari seorang pria yang berhasil mengubah sebuah proyek yang digarap dari sebuah gudang ke dalam perusahaan yang mencatatkan laba $55 milar tahun lalu.

Maka, lain kali ketika Anda membuat produk, gunakan sikat gigi untuk mengukur nilai dari produk Anda. Bukan berarti Anda harus menciptakan sikat gigi. Melainkan, produk Anda harus: Jadi bagian hidup orang lain, menjawab masalah yang merepotkan orang lain, dan dipakai satu orang satu. Sama seperti sikat gigi. Jadi, bagaimana dengan produk Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: William]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Mahasiswi 20 Tahun Bangun Bisnis Fashion Dengan Omzet Bulanan 20 Juta Rupiah

Ini Kisah Inspiratif Pendiri Aqua yang Sering Dihina Ketika Merintis Bisnisnya

Ini Cara Berpikir Orang Malas yang Membuat Kita Sukses

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+