Studentpreneur | Media Bisnis | Ide Bisnis | Bisnis Anak Muda

Best People Motivasi Seri Orang Terkaya Dunia

From the archives: Bagaimana Mantan Pencuci Piring Ini Mendirikan Perusahaan Pizza Senilai Triliunan Rupiah


Previously published on Juni 30, 2014
Pada tahun 1984, John Schnatter membeli peralatan senilai $1600 dari sebuah restoran bekas, mengaturnya di lemari sapu di belakang kedai ayahnya, dan mulai membuat pizza. Usaha inilah yang kemudian jadi cikal bakal Papa John, waralaba pizza global yang menghasilkan 1,4 miliar dolar atau 18 triliun rupiah pada penjualan mereka tahun lalu.

“Sayalah American Dream,” kata Schnatter bulan lalu dikutip dari Entrepreneur.com selama National Small Business Week.

papa-john

Schnatter mendapatkan ide untuk mendirikan Papa John pada usia 15, saat mencuci piring di sebuah tempat pizza bernama Rocky, di kampung halamannya, Jeffersonville, Indianapolis. Ketika Rocky sibuk, Schnatter akan ditarik dari tempat cuci piring untuk membuat pizza. Dia menaruh perhatian.

Di sini, Schnatter mengembangkan pemahaman yang tajam tentang apa yang diinginkan pelanggan. “Kami membuat pizza tepat di mana kami mencuci piring. Jika kita membuat pizza yang tepat, piring akan kembali kosong. Jika tidak, piring kembali setengah dimakan.”

Selain belajar bagaimana membuat kue yang baik, Schnatter menyadari bahwa sementara waralaba nasional akan mengantarkan pizza ke pintu Anda, akan tetapi toko-toko lokal, milik perorangan, yang membuat produk dengan kualitas yang lebih tinggi, tidak menyediakan layanan pengiriman. Menyadari kesenjangan ini, Schnatter mendapatkan dasar untuk rencana bisnis Papa John: Dia akan membuat pizza berkualitas dan mengirimkannya.

Setelah lulus dari Ball State University, Schnatter pindah rumah. Bar ayahnya, Mick Lounge, sedang berjuang secara finansial. Untuk menjaga bar itu tetap mengapung, Schnatter menjual mobil Camaro tahun 1972 miliknya. Dengan bisnis bar ayahnya pada pijakan yang lebih stabil, ia memutuskan untuk merealisasikan ide toko pizza nya. Dia membeli peralatan restoran bekas dan mulai membuat pizza dari gudang ayahnya. “Kami menjual pizza senilai $ 5 di belakang, dan bir 50 sen di depan.”

Schattner melampaui harapan awalnya sendiri. “Tujuan asli Papa John adalah untuk membuat $ 50 ribu setahun dan memiliki $ 50 ribu di bank, sehingga saya bisa mendapatkan kencan,” katanya.

Ketika ia membuka sebuah lokasi nyata, di luar lemari sapu, di samping Mick Lounge, dia berhasil melakukan sekitar $ 9.000 penjualan selama seminggu, sementara waralaba nasional hanya menghasilkan $ 6.000 dalam seminggu. “Jadi kami melakukannya. Jika kami bisa mengalahkan mereka di salah satu toko, kami bisa mengalahkan mereka di seluruh dunia. Saya memikirkannya pada usia 22 tahun.”

Saat ini, ada 4.500 lokasi waralaba Papa John. 700 di antaranya milik Schattner dan korporasi Papa John sendiri. Sisanya, 3.800 toko pizza, semua beroperasi secara independen.

Schattner tidak melupakan perjuangannya. Beberapa tahun yang lalu, ia kembali untuk menemukan Camaro 1972 yang sama yang harus ia jual untuk membantu menjaga bar ayahnya terbuka. Dia membayar pada pemiliknya seharga $ 250.000 untuk mendapatkannya kembali, dan mengatakan bahwa mobil itu adalah pengingat baginya bahwa kerja keras dan pengorbanan akan lunas dalam jangka panjang.

Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur. [Photo Credit: Papa John]

 

Artikel Bisnis Terpopuler Hari Ini:

Ini Adalah Pebisnis Muda Terbaik Versi Bank Mandiri

Ide Bisnis Online Menguntungkan Untuk Anda Coba

Pelajaran Bisnis dari Piala Dunia 2014

Taufik Aditama

Wartawan senior Studentpreneur yang ingin berkeliling dunia dan membuat Indonesia lebih baik

Facebook Twitter Google+