Best People Studentpreneur Indonesia teknologi
Bandung Digital Valley, Kawah Candradimuka Pebisnis IT Indonesia
Sama halnya dengan Silicon Valley di Amerika Serikat, Bandung Digital Valley pun bercita-cita untuk menghasilkan pengusaha terbaik di bidang IT untuk Indonesia.
Trend bisnis di bidang teknologi di Indonesia saat ini mengalami pergeseran. Jika sebelumnya, kita hanya pasif dengan hanya menjadi penikmat saja, kini tidak sedikit produk-produk teknologi yang berkembang di pasaran saat ini adalah buatan anak-anak dalam negeri. Kondisi inilah yang kemudian berhasil ditangkap oleh Indra Purnama dan kawan-kawan untuk mendirikan Bandung Digital Valley (BDV). Ditempat inilah, anak-anak muda Indonesia yang berbakat di bidang teknologi akan diberi support untuk mengembangkan segala macam produk IT miliknya. Berikut penuturan Indra Purnama kepada tim studentpreneur.
Bisa Mas Indra ceritakan dengan singkat latar belakang berdirinya Bandung Digital Valley?
Bandung Digital Valley (BDV) pertama kali didirikan pada bulan Desember 2011 bertempat di Menara RDC Lt 4 , PT Telkom Indonesia, Jln Geger Kalong Hilir No 47 Bandung. BDV didirikan untuk mendukung pertumbuhan industri kreatif digital di Indonesia. Industri ini dipercaya dapat menjadi keunggulan di masa yang akan datang, sementara di lain sisi pada waktu itu ekosistem yang diperlukan untuk menumbuhkan industri ini belum lengkap. Salah satu ekosistem yang diperlukan adalah inkubator bisnis dan co-working space.
Apa saja yang biasa dikerjakan di BDV dan Bagaimana Proses Kerjanya?
Sebagai inkubator bisnis, BDV menginkubasi (memberikan pendampingan bisnis dan teknis) kepada para startup digital yang terpilih. Program inkubasi berlangsung selama 7 bulan, didampingi oleh 7 orang Resident Mentor dan sejumlah Visiting Mentor dan Global Mentor. Setiap startup diberikan pendanaan sebesar Rp 250 Juta. Sedangkan sebagai co-working space, BDV menyediakan fasilitas kerja secara gratis kepada para member, selain juga memfasilitasi mereka untuk meningkatkan ilmu dan keahlian teknisnya melalui sejumlah kegiatan workshop yang diselenggarakan secara rutin. Sebagai inkubator, BDV dapat menginkubasi hingga 20 startup per tahunnya. Sedangkan sebagai co-working space, BDV memiliki lebih dari 2500 member. Setiap tahun kami menerima lebih dari 450 proposal untuk program inkubasi, dan setelah melalui seleksi ketat kami hanya menerima 10-15 per tahunnya.
Bagaimana perkembangan dunia IT di Indonesia saat ini?
Walaupun belum sebaik negara-negara lain, infrastruktur dan penetrasi digital di Indonesia saat ini telah berkembang pesat dari kondisi beberapa tahun sebelumnya. Kondisi ini membuat saat ini Indonesia menjadi pasar utama produk IT dunia, mengingat faktor demografi yang sangat besar. Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan oleh para talent lokal. Semangat kewirausahaan pun dari waktu ke waktu meningkat. Dekade sebelumnya tidak terlalu banyak wirausahawan di bidang IT, dan didominasi oleh perusahaan service (project based). Saat ini selain perusahaan perusahaan seperti itu juga banyak startup yang menawarkan produk. Karena masih awal perkembangan, maka tidak mengherankan apabila tingkat kesuksesan produk digital tersebut masih rendah. Itulah tantangan Indonesia saat ini, agar produk digital yang diciptakan dapat menguasai pasar lokal lalu ekspansi ke regional dan internasional.
Menurut Mas Indra, bagaimana kemampuan produk IT Indonesia bersaing dengan produk luar negeri (MEA)
Sejujurnya, saat ini daya saing kita tidak terlalu bagus, apabila dibandingkan dengan Malaysia, Singapura dan Thailand. Perlu kerja keras dari berbagai stakeholder agar produk IT Indonesia dapat bersaing dengan produk dari negara-negara tersebut. Kita juga akan mengalami banyak kesulitan dan tidak dapat berjalan sendiri. Oleh karena itu, kita juga butuh banyak dukungan dari berbagai pihak.
Menurut Mas Indra, apa sih hubungan IT dan entrepreneurship?
IT saat ini telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan suatu bisnis. IT sangat membantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis. Di BDV saja, para startup kami atau para teknopreneur tersebut kami bantu dengan fasilitas yang mendukung mengembangkan bisnis mereka, contohnya dengan ketersediaannya jaringan internet di BDV. Di lain sisi perkembangan IT di Indonesia juga meningkatkan entrepreneurship. Karena bisnis di bidang IT cenderung terbuka untuk siapa saja, karena bisnis ini tidak membutuhkan sumber daya yang besar, dan modal utamanya adalah kreativitas dan inovasi.
Saat ini ada berapa klien yang bekerjasama dengan BDV?
Saat ini kami telah memiliki 32 alumni yang terdiri dari 17 alumni startup di tahun 2012 dan 15 startup lulusan indigo incubator 2013. Kalo sekarang di tahun 2014 kami sedang mengembangkan 12 startup. Kami pun memiliki jumlah member yang terdaftar pada website kami sejumlah hampir 2500 member, dan juga melakukan kerjasama dengan beberapa komunitas dan media di bandung.
Bagaimana gambaran bisnis dunia IT?
Bisnis di bidang IT, khususnya yang berbasis produk, adalah bisnis yang sangat menarik. Karena bisnis di bidang ini memiliki kesempatan skalabilitas yang sangat baik. Perusahaan produk IT yang memiliki hanya 13 pegawai dan baru berumur 18 bulan bisa bernilai 1 miliar dolar. Dan masih banyak lagi kisah sukses bisnis produk IT yang melibatkan angka yang bombastis. Tidak ada bisnis di bidang lain yang memiliki peluang skalabilitas sebaik produk IT saat ini.
Pernahkah Anda mengalami kegagalan atau berada di titik jenuh, bagamaina Anda mengatasinya?
Sejauh ini belum pernah, karena memang passion saya adalah untuk terlibat dalam proses pertumbuhan industri digital di Indonesia. Dan jangan sampai hal itu terjadi. Dengan selalu berpikir positif maka kita akan mendapatkan jawaban atas setiap permasalahan yang dihadapi. Dengan begitu, maka kita akan terhindar dari sebuah kegagalan atau terjebak pada situasi yang dapat membuat kita jenuh atau stagnant.
Apa saran Anda bagi mereka yang memulai bisnis di dunia IT?
Saran saya bagi mereka yang ingin atau baru terjun ke dalam dunia bisnis khususnya bidang IT, hendaknya memiliki tim yang solid. Tim yang solid adalah kunci yang utama. tim yang solid itu akan memunculkan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Dan tim yang solid yang sesuai dengan tanggung jawabnya akan membawa bisnis ke arah yang benar. Jadi, sebaiknya tim yang solid itu terdiri dari yang orang-orang bertanggung jawab atas bisnis, teknis, dan desain. Selamat menemukan tim yang solid dan semoga sukses.
Nah Sobat Studentpreneur, Anda tertarik untuk mengembangkan produk IT? Maka bergabunglah dengan Bandung Digital Valley untuk mendapatkan banyak keuntungan. Terinspirasi oleh artikel ini? Bagikan untuk teman-teman Anda di social media ya! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.
Rekomendasi Editor Hari Ini:
Anak SMA Ini Raup Jutaan Rupiah Dari Bisnis Sepatu
Ini yang Membedakan Anda Dengan Orang Kaya
Eksklusif: Dulu Kerja di NASA, Kini Jadi Pebisnis Robot